| 174 Views

Pendidikan Islam dan Pemuda Agen Perubahan

Oleh : Ummu Zaynab
Aktivis Dakwah

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan sekitar 9,9 juta penduduk generasi muda usia 15-24 tahun di Indonesia tidak dalam pendidikan, pekerjaan, atau pelatihan (not in education employmet and training/NEET) pada tahun 2023. Padahal usia muda di ibaratkan sebagai usia paling produktif dalam hidup manusia, kekuatan fisik dan energi yang menggebu, kecemerlangan ide serta idealisme, juga kreativitas menjadi ciri khas pemuda. Namun sayang di sistem sekular kapitalis ini para anak muda generasi Milenial, Gen Z, dan Gen alfa dihancurkan masa  kegemilangannya. Pasalnya dari segi pendidikan, generasi tidak dilengkapi dengan seperangkat konsep dasar mengenai tujuan hidup dan cita-cita, sehingga khawatir dengan masa depan yang tidak menentu. Ditambah beratnya biaya pendidikan yang harus ditanggung untuk melanjutkan pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi, yang akhirnya pendidikan hanya dinikmati oleh orang-orang yang berduit saja. Dalam sistem kapitalis negara berlepas tanggung jawab dengan masalah ini. Akhirnya banyak mahasiswa terjerat pinjol, dan parahnya lagi pihak perguruan tinggi pun menganjurkan mahasiswa untuk pinjol agar bisa bayar UKT.

Belum selesai dengan masalah pendidikan yang carut marut, dalam sistem kapitalis saat ini banyak remaja yang terjebak dalam pergaulan bebas tanpa batas. Sebagai bukti makin banyaknya anak-anak usia sekolah melakukan kemaksiatan seperti pacaran bahkan perbuatan zina yang akhirnya jadi putus sekolah. Paham sekular membuka banyak pintu dan jalur perzinaan karena banyaknya pornografi dan pornoaksi yang berseliweran di media sosial dan dunia nyata, di mana menjajakan produk yang memicu munculnya rangsangan-rangsangan seksual. Permasalahan ini tidak hanya berhenti di situ, tetapi remaja-remaja saat ini terjebak juga pada gaya hidup yang hedonis, misalnya trend fomo. Fomo merupakan sebuah fenomena global yang mana perilaku ini memberikan peluang bagi para pembisnis untuk membuka penawaran suatu produk dengan waktu terbatas. Terungkap bahwa sebanyak 60% generasi milenial memutuskan untuk membeli atau menyewa sesuatu karena fomo.

Mengapa fomo ini bisa terjadi ? Jawabannya tidak lain karena sistem sekular kapitalis yang mendewakan kebebasan. Sistem ini telah menciptakan berbagai standar pada kemewahan materi dan kepuasan jasadiyah dengan tujuan mendapatkan pengakuan di tengah masyarakat. Dampak dari fomo ini adalah carut-marutnya sistem finansial pada generasi hingga memicu terjeratnya remaja pada pinjol.
Penerapan sistem sekular kapitalis telah terbukti gagal dalam menyelesaikan permasalahan-permasalan remaja saat ini. Bisa kita lihat pada sistem pendidikannya yang telah gagal melahirkan generasi yang beriman dan bertakwa. Sistem pendidikan sekular yang memisahkan agama dari kehidupan sehingga tidak akan mampu membentuk fondasi hidup yang kuat pada remaja.

Sedangkan dalam sistem pendidikan Islam yang berlandaskan kepada aqidah islam dan syakhsiyyah Islam, peserta didik akan menjadi generasi yang tangguh. Di mana Aqidah berperan untuk membangun ketakwaan kepada Allah. Sedangkan syakhsiyyah berperan membangun pola pikir dan pola sikap agar sesuai syariat dengan islam. Dengan kedua bekal tersebut, remaja tidak akan terjerumus dalam kemaksiatan, zina, tindak kriminal, pergaulan bebas, ataupun hedonisme. Karena ketakwaan individu telah tertanam dengan kuat. Selain itu, karakteristik pendidikannya bukanlah sekadar sebagai media transfer ilmu pengetahuan, namun alat untuk pembentukan kepribadian Islam pada peserta didik.

Ditambah kewajiban mendidik para generasi tidak dibebankan kepada sekolah saja tetapi ada peran penting daripada orang tua, keluarga, masyarakat hingga negara. Dimana keluarga ikut andil dalam menjalankan fungsi dasar pendidikan pada anak, masyarakat menegakkan amar ma'ruf nahi mungkar, dan di topang juga oleh negara dalam segi biaya, fasilitas hingga sistem sanksi yang adil dan tegas. Semua itu saling bersinergi sesuai dengan syariat Islam. Hingga nantinya dapat melahirkan generasi-generasi yang bisa membawa perubahan di tengah-tengah masyarakat dan mampu menerapkan nilai-nilai Islam dalam setiap aspek kehidupan.

Islam adalah Rahmatan Lil 'Aalamin, yang mana sebagai petunjuk yang berisi seperangkat aturan kehidupan yang lurus dan melahirkan kebaikan bagi seluruh umat, bangsa dan negara.
Allah berfirman :
"Inilah jalanku yang lurus (yakni Islam). Karena itu Ikutilah ajaran itu dan janganlah kalian mengikuti jalan lain yang bisa mengakibatkan kalian tercerai-berai dari jalannya. Yang demikian Allah perintahkan kepada kalian, agar kalian bertakwa" (Qur'an surah Al-An'am ayat 53).
Dari pemaparan di atas, jelas bahwa dengan diterapkannya sistem pendidikan Islam, akan lahir sebuah kesadaran ideologis pada para generasi untuk berjuang bersama-sama menegakkan syariat Islam secara kafah di setiap aspek kehidupan. Sistem Islam akan mencetak generasi emas, yang beriman, bertaqwa, cerdas dan berprestasi.

Wallaahu a'lam bi ash-shawab


Share this article via

75 Shares

0 Comment