| 64 Views

Manuver Politik AS: Temui Hamas, Bikin Israel Kecewa!

CendekiaPos - WASHINGTON – Amerika Serikat kembali mengambil langkah diplomatik yang mengejutkan dengan bertemu Hamas secara langsung, meski selama ini organisasi tersebut masuk dalam daftar teroris versi Washington. Langkah ini membuat Israel kecewa dan frustasi, karena merasa AS mulai bermain dengan strategi sendiri di luar kendali mereka.

Namun, AS tak ambil pusing. Adam Boehler, utusan khusus Presiden Donald Trump untuk urusan sandera, menegaskan bahwa Amerika punya kepentingan sendiri, bukan sekadar "perpanjangan tangan" Israel.

"Kami Bukan Israel, Kami Punya Kepentingan Sendiri!"

Dalam wawancara dengan CNN, Boehler menegaskan bahwa pertemuan AS dengan Hamas sangat membantu dalam memahami tujuan gerakan tersebut, terutama dalam mencari jalan keluar untuk mengakhiri pertempuran di Gaza.

"Kami adalah Amerika Serikat. Kami bukan agen Israel. Kami berkomunikasi dengan berbagai pihak untuk mencari solusi," ujar Boehler.

Dia juga menambahkan bahwa pertemuan tambahan dengan Hamas sangat mungkin terjadi di masa depan, meskipun kebijakan AS selama puluhan tahun melarang negosiasi dengan kelompok yang mereka cap sebagai "teroris."

Fakta menarik:
Boehler menyebut bahwa Hamas sudah cukup kooperatif dengan Israel, bahkan telah menyerahkan beberapa sandera—baik yang masih hidup maupun yang tewas akibat serangan Israel sendiri.

Namun, alih-alih merespons dengan itikad baik, Israel justru semakin menekan Gaza, mengancam kelaparan massal, dan kini memutus pasokan listrik sebagai bentuk tekanan.

Israel Ancam Gaza: Blokade Total, Aliran Listrik Diputus!

Israel semakin menggila dalam strategi mereka melumpuhkan Gaza. Menteri Energi Israel, Eli Cohen, telah menandatangani perintah penghentian total pasokan listrik ke Jalur Gaza.

"Kami akan menggunakan semua alat yang kami miliki untuk membawa kembali para sandera dan memastikan Hamas tidak lagi berada di Gaza setelah perang ini berakhir," kata Cohen dalam pernyataannya.

Kebijakan brutal ini mendapat kecaman keras dari Hamas, yang menyebut Israel melakukan kejahatan perang dengan menghukum seluruh penduduk Gaza tanpa pandang bulu.

Fakta mengerikan:
Sejak fase pertama gencatan senjata berakhir pada 1 Maret 2025, Israel langsung menerapkan blokade total, menutup akses bantuan kemanusiaan, dan menekan Hamas untuk menyerah tanpa negosiasi.

Hamas Dorong Gencatan Senjata Permanen, Israel Mengulur Waktu

Saat ini, gencatan senjata yang sudah berjalan sejak 19 Januari 2025 seharusnya masuk ke fase kedua, di mana Israel seharusnya mulai menarik pasukan dari Gaza dan Hamas membebaskan sandera yang tersisa.

Namun, Tel Aviv menolak masuk ke fase berikutnya dan justru ingin memperpanjang gencatan senjata tanpa kepastian kapan perang akan benar-benar berakhir.

Hamas menolak taktik ini dan mengutus delegasi ke Kairo, Mesir, untuk menekan Israel agar benar-benar menghentikan perang.

"Kami ingin memastikan gencatan senjata ini permanen dan Israel tidak terus mengulur waktu," ujar salah satu pejabat Hamas.

AS Main Dua Kaki, Israel Frustrasi!

Apa yang terjadi sekarang?
AS mulai menjalin komunikasi dengan Hamas, meski selama ini mereka menolak bernegosiasi.
Israel kecewa dan panik, karena merasa AS mulai bermain dengan strategi sendiri.
Gaza semakin terhimpit, dengan blokade total dan ancaman kelaparan massal.
Hamas terus berjuang untuk menjadikan gencatan senjata ini permanen, sementara Israel mencoba mengulur waktu.

Pertanyaan penting:
➡️ Apakah ini tanda bahwa AS mulai berani menekan Israel?
➡️ Apakah Hamas akhirnya diakui sebagai pihak yang harus diajak bernegosiasi?
➡️ Apakah dunia akan membiarkan Israel terus menekan Gaza tanpa batas?

Bagikan artikel ini! Biarkan dunia tahu bagaimana rezim Zionis terus menekan Palestina dengan kejam! 🚀✊ #FreePalestine #JusticeForGaza


Share this article via

133 Shares

0 Comment