| 13 Views

Magang Nasional dan Bantuan Langsung Tunai Merupakan Solusi Dalam Sistem Kapitalis, Benarkah?

Oleh: Sri Runingsih

Aktivis Dakwah 

Airlangga Hartarto, selaku Menteri Koordinator bidang Perekonomian mengumumkan bahwa pemerintah akan memberikan paket stimulus ekonomi dengan menambah jumlah penerima bantuan langsung tunai (BLT), hingga peserta program magang nasional yang mulai bekerja bulan ini. Jumat (17 Oktober 2025)
     
Stimulus ekonomi tersebut merinci penambahan jumlah penerima bantuan langsung tunai (BLT) sebanyak dua kali lipat menjadi 35.046.783 keluarga penerima manfaat (KPM) pada Oktober, November dan Desember 2025. Begitulah hasil pengumuman yang disampaikan oleh Menko Airlangga yang mewakili Presiden Prabowo Subianto.

Selain itu, pemerintah juga telah membuka program magang nasional dengan gelombang pertama sebanyak 20ribu orang dan mulai bekerja dibulan Oktober.  Sedangkan dibulan November, pemerintah akan menambah jumlah peserta sebanyak 80ribu peserta sehingga total keseluruhan menjadi 100 ribu orang yang diberikan uang saku perbulannya, serta iuran untuk Jaminan Kehilangan Kerja dan Jaminan Kematian. (antaranews.com)

Analisa:

Keadaan ini seolah merupakan angin segar untuk rakyat, namun disadari atau tidak ini adalah siasat untuk membungkam mulut rakyat ditengah kondisi ekonomi yang semakin sulit.

Seakan hanya formalitas saja, Bantuan Langsung Tunai yang disalurkan kepada rakyat sering sekali tidak tepat pada sasaran. Selain itu BLT yang dianggap sebagai solusi nyatanya hanya menyelamatkan dapur rakyat dalam beberapa hari saja, setelahnya rakyat kembali lagi harus berjuang sendiri memenuhi kebutuhan agar dapurnya tetap berasap.

Begitu pula dengan program magang yang diberlakukan oleh pemerintah terhadap para pemuda, hal ini juga belum bisa dijadikan sebagai pemuas solusi. Namanya juga magang, tidak ada kepastian apakah keberlangsungan bekerja untuk selamanya ataukah hanya dalam waktu tertentu saja.

Solusi praktis-pragmatis ala kapitalis yang diberikan pemerintah saat ini seolah hanya sebagai simbolis agar permasalahan terlihat dapat terselesaikan dengan cepat tanpa melihat lagi apakah solusi yang diberikan adil untuk rakyat atau tidak. Ataukah hanya  agar keadaan tampak terlihat lebih tenang untuk sementara saja.

Wallahu'alam, yang jelasnya kesejahteraan yang hakiki untuk rakyat sulit didapatkan dalam sistem kapitalis. Yakni sistem yang memisahkan agama dari kehidupan, yang lebih berpihak kepada para elit demi sebuah keuntungan dan menjadikan pihak luar ikut berkuasa, sementara rakyat sendiri dikesampingkan.

Solusi Islam:

Sebagai agama yang paripurna, tentunya Islam memiliki solusi tersendiri dalam hal pengelolaan ekonomi dan cara mensejahterakan rakyatnya. Pemimpin dalam negara Islam telah menjamin penghidupan yang layak untuk rakyat terutama dalam hal sandang, pangan, kesehatan, pendidikan bahkan ketersediaan lapangan kerja dengan upah yang setimpal. Dan tentunya kesemua itu tidak bersifat sementara.

Selain itu Islam sangat pemprioritaskan rakyat, karena tujuan utama dari pemerintahan Islam adalah mensejahterakan rakyatnya. Jadi apapun yang dilakukan oleh negara dan projek apapun yang sedang dibangun hanyalah demi kesejahteraan rakyat.

Dalam hal pengelolaan Sumber Daya Alam misalnya, Islam selalu melibatkan rakyat untuk terlibat dalam hal pengelolaan baik sebagai tenaga ahli maupun tenaga professional, artinya tidak pernah ada investor asing dalam pengelolaannya. Sehingga hasil daripada pengelolaan tersebut akan disalurkan kepada Baitul mal sebagai lembaga keuangan negara, yang kemudian disalurkan lagi untuk kebutuhan umat.

Masyaallah, begitu indahnya hidup dalam naungan Islam. Tidak akan ada lagi rakyat yang mengalami ketidak adilan, karena pemimpin dalam Islam tahu betul akan posisinya sebagai pelayan bagi umatnya, serta pertanggung jawaban kepada Allah atas rakyat yang dipimpinnya.
Wallahu'alam bisshawab.


Share this article via

0 Shares

0 Comment