| 23 Views

Fenomena Krisis Moral dalam Dunia Pendidikan

Foto: Ilustrasi orang merokok. (Freepik)

Oleh: Cokorda Dewi

Dunia pendidikan Indonesia dikejutkan dengan berbagai kasus yang terjadi di lingkungan sekolah, seperti yang dilansir oleh media online tentang guru yang takut terkena kasus ham jika menegur murid merokok. (www.suara.com). Dan juga polemik kasus kepsek tampar siswa merokok di SMAN 1 Cimarga, yang sempat dilaporkan polisi, dimana kepsek sempat dinonaktifkan oleh Gubernur Banten, meski pada akhirnya berujung damai (detikNews.com).

Sungguh miris hal tersebut bisa terjadi di dunia  pendidikan, di mana kita disuguhi kenyataan betapa tergerusnya moral anak bangsa saat ini. Tidak adanya sinkronisasi antara guru dan wali murid, guru dan murid, murid dan wali murid, tentang gambaran pentingnya menjaga kedisiplinan, dan menjaga moral yang baik. Terlihat hanya mengedepankan ego masing-masing. Fenomena betapa rumitnya posisi seorang pendidik, dilema antara ham vs penegakan disiplin hingga menggerus wibawa seorang guru. Hal yang mencengangkan adalah ketika wali murid membela anaknya yang tidak disiplin, bahkan mempolisikan gurunya. Hal ini menunjukkan bagaimana murid merasa punya kebebasan bertindak di luar batas etika. Padahal sudah sewajarnya guru menegur murid yang bersalah sebagai wujud amar ma'ruf nahi munkar. Kenyataan ini menandakan adanya krisis moral yang serius terjadi di kalangan masyarakat.

Fenomena ketidakdisiplinan dan krisis moral ini terjadi karena adanya liberalisasi dalam pendidikan, di mana pemerintah juga abai dalam pengawasan peredaran rokok, sehingga murid bebas bisa mendapatkan rokok, yang dianggap sebagai ungkapan kedewasaan, jati diri, bangga merasa terlihat keren. Segala bentuk kekerasan pun tidak dibenarkan terjadi. Kita butuh pendidikan yang bisa membuat generasi muda bermoral, paham akan jati dirinya, dan kemana arah hidupnya.

Hal ini membuktikan bahwa Sistem Pendidikan Sekuler gagal dalam mencetak generasi yang bertaqwa dan berakhlak mulia. Perlu adanya menanamkan kembali nilai-nilai fundamental sopan santun dan hormat pada guru.  Dalam Islam, guru adalah pilar peradaban, posisinya dihormati dan dimuliakan, karena tugasnya membentuk kepribadian generasi muda. Guru tidak hanya sebagai gudang ilmu, tapi juga harus mampu menjadi suri tauladan bagi muridnya.

Rokok dalam Islam hukumnya mubah. Akan tetapi jika membahayakan kesehatan baik bagi perokok aktif maupun pasif, maka seharusnya dihindari. Apalagi dapat membuat hidup lebih boros, tidak ada faedahnya bagi hidup.  

Dalam Sistem Pendidikan Islam, seorang murid akan memiliki pola pikir dan pola sikap Islami, melahirkan generasi yang memiliki kesadaran bahwa tujuan hidupnya adalah untuk beribadah, bahwa segala perbuatannya kelak akan dimintai pertanggungjawaban. Bahwa generasi Muslim harus berprinsip dan bangkit menjadi generasi yang beriman dan bertaqwa, bukan generasi yang merusak.


Share this article via

0 Shares

0 Comment