| 42 Views

Kronologi Pembunuhan Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh: Diserang Bom Jarak Jauh

CendekiaPos - Pemimpin Hamas, Kepala Biro Politik Ismail Haniyeh, dilaporkan tewas akibat serangan udara di kediamannya di Teheran, Iran, pada Rabu (31/7/2024). Pembunuhan ini terjadi setelah serangan udara Israel di Beirut, Lebanon, pada Selasa yang menewaskan seorang komandan tinggi Hizbullah. Berikut adalah kronologi kejadian tersebut.

Kronologi Kejadian

Media Iran melaporkan bahwa Haniyeh tewas dalam serangan udara saat baru tiba di Iran pada Selasa untuk menghadiri pelantikan presiden baru Iran, Masoud Pezeshkian.

"Haniyeh, yang datang ke Iran untuk menghadiri upacara pelantikan presiden, tinggal di salah satu tempat tinggal khusus veteran perang di Teheran utara," tulis kantor berita Fars, seperti dikutip AFP. "Ia tewas akibat rudal yang diluncurkan dari udara," tambahnya.

CNN International, merujuk pada laman IRNA (media pemerintah Iran), menyebutkan bahwa Haniyeh diserang menggunakan "proyektil berpemandu udara" sekitar pukul 2 pagi waktu setempat. IRNA melaporkan bahwa penyelidikan lebih lanjut sedang dilakukan untuk menentukan rincian operasi dan posisi dari mana proyektil itu ditembakkan.

Reaksi dan Pernyataan Resmi

Pada awalnya, penyebab kematian Haniyeh masih simpang siur. Hamas menyebutkan bahwa ia tewas karena serangan Zionis, sementara Pasukan Garda Revolusi Iran (IRGC) menyatakan masih melakukan penyelidikan.

"Saudara pemimpin, mujahid Ismail Haniyeh, kepala gerakan Hamas, tewas dalam serangan Zionis di kediamannya di Teheran," ucap Hamas dalam pengumuman pertama.

"Kediaman Ismail Haniyeh, kepala kantor politik Perlawanan Islam Hamas, diserang di Teheran, dan sebagai akibat dari insiden ini, dia dan salah satu pengawalnya menjadi martir," kata situs web berita Sepah milik IRGC.

Reaksi Internasional

Kematian Haniyeh memicu reaksi keras dari Hamas dan berbagai pihak lainnya. Juru Bicara Hamas, Sami Abu Zuhri, menggambarkan pembunuhan ini sebagai eskalasi serius dan mengancam akan memperluas perang dengan Israel.

"Hamas akan melancarkan perang terbuka untuk membebaskan Yerusalem. Kami siap membayar berbagai harga untuk melakukannya," ujar Abu Zuhri menurut laporan media lokal yang dikutip Al Jazeera.

Anggota biro politik Hamas, Mousa Abu Marzook, melabeli aksi ini sebagai tindakan pengecut. "Pembunuhan yang 'pengecut' terhadap Ismail Haniyeh tidak akan dibiarkan begitu saja," ujarnya seperti dikutip Iran News.

Dukungan dan Kecaman

Presiden Palestina Mahmoud Abbas mengutuk keras pembunuhan Haniyeh, menyerukan warga Palestina untuk bersatu dan tabah dalam menghadapi pendudukan Israel.

"Presiden Negara Palestina Mahmoud Abbas mengutuk keras pembunuhan kepala gerakan Hamas, pemimpin besar Ismail Haniyeh, dan mengira sebagai tindakan yang menipu dan perkembangan yang berbahaya," lapor laman itu.

Turki, yang merupakan sekutu dekat Haniyeh, juga mengecam pembunuhan ini. Ankara menyebut serangan ini dapat menyebarkan perang dalam skala yang lebih luas. "Kami mengutuk pembunuhan terhadap pemimpin kantor politik Hamas, Ismail Haniyeh, dalam pembunuhan memalukan di Teheran," kata Kementerian Luar Negeri Turki.

Rusia turut mengecam kejadian ini. Wakil Menteri Luar Negeri Mikhail Bogdanov menyebut pembunuhan ini sebagai tindakan politik yang tidak dapat diterima dan akan menyebabkan eskalasi ketegangan lebih lanjut.

Respons Israel dan AS

Israel, yang dituding melakukan serangan ini, menolak untuk memberikan komentar lebih lanjut. "Kami tidak menanggapi laporan di media asing," kata Militer Israel kepada CNN International.

Pemerintah AS, sebagai sekutu kuat Israel, juga mengaku telah mengetahui informasi terkait kematian Haniyeh namun menolak memberikan penjelasan lebih lanjut. "Gedung Putih telah melihat laporan tentang pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh yang terbunuh di Iran," kata seorang juru bicara.


Share this article via

47 Shares

0 Comment