| 13 Views

Khilafah : Perkara Hidup - Mati, Kewajiban Muthlak Umat Islam

Oleh : Verry Verani

Berita terbaru menunjukkan bagaimana Zionis terus menekan kaum Muslimin di Palestina, baik di Gaza maupun di Tepi Barat. Di bulan Ramadan yang seharusnya menjadi momen ibadah dan ketenangan, Israel justru memperketat akses umat Islam ke Masjid Al-Aqsa dengan alasan keamanan. Pembatasan ini bukan hanya kebijakan diskriminatif, tetapi juga bukti bahwa wilayah ini masih berada dalam cengkeraman penjajah. Keamanan kaum Muslimin di tanah suci justru dikendalikan oleh musuh-musuh Islam. 

Di Gaza, situasi tak kalah memprihatinkan. Meski ada gencatan senjata, Zionis tetap menghalangi masuknya bantuan kemanusiaan. Ini menunjukkan bahwa mereka masih memegang kendali penuh atas kehidupan warga Palestina, memastikan mereka tetap dalam penderitaan dan ketergantungan. Dengan kontrol ketat di semua lini, dari ekonomi hingga akses pangan dan kesehatan, jelas bahwa umat Islam Palestina tidak dibiarkan hidup dengan martabat dan kemerdekaan.

Palestina : Bukti Tekanan AS Atas Dunia Islam

Sejak runtuhnya Khilafah Utsmaniyah pada tahun 1924, dunia Islam kehilangan institusi politik yang mampu menjadi kekuatan global. Sejak itu pula, Barat, khususnya Amerika Serikat dan sekutunya, berusaha memastikan bahwa tidak ada lagi kekuatan politik dari dunia Islam yang dapat menandingi dominasi mereka.

AS dan negara-negara Barat menyadari bahwa Islam bukan sekadar agama yang mengatur ibadah, tetapi juga sistem politik, ekonomi, dan sosial yang mampu mengorganisir sebuah peradaban besar. Sejarah membuktikan bahwa di bawah Khilafah, dunia Islam pernah menjadi pusat ilmu pengetahuan, ekonomi, dan militer yang disegani. Jika umat Islam kembali bersatu di bawah kepemimpinan politik yang kuat, maka hal ini akan menjadi ancaman besar bagi hegemoni Barat.

Tindakan represif Israel tidak terlepas dari ketakutan mereka terhadap potensi kebangkitan umat Islam. Mereka memahami bahwa umat ini masih menyimpan kekuatan perlawanan, sehingga mereka menggunakan berbagai strategi, baik politik maupun militer, untuk meredam semangat perjuangan kaum Muslimin. Bahkan di Al-Quds, yang menjadi simbol perlawanan, Zionis merasa perlu membatasi pergerakan kaum Muslimin agar tidak memicu kebangkitan yang lebih besar.

Strategi Barat dalam Mencegah Kebangkitan Islam

Ketakutan ini mendorong Barat untuk menggunakan berbagai strategi guna memastikan umat Islam tetap dalam keadaan lemah dan terpecah. Beberapa strategi utama yang digunakan meliputi:

1. Menjaga Fragmentasi Dunia Islam

Dunia Islam saat ini terbagi menjadi lebih dari 50 negara dengan sistem politik sekuler yang diwarisi dari kolonialisme. Perpecahan ini memastikan bahwa tidak ada satu negara pun yang cukup kuat untuk menantang dominasi Barat.

2. Mendukung Rezim-rezim Otoriter 

Banyak penguasa di dunia Islam yang sejatinya menjadi boneka Barat. Mereka diberikan dukungan ekonomi dan militer asalkan tetap setia kepada kepentingan Barat dan mencegah kebangkitan politik Islam.

3. Mengendalikan Narasi tentang Islam 

Barat sering mempromosikan Islam moderat yang hanya fokus pada aspek spiritual, tetapi menolak aspek politiknya. Mereka juga menggunakan isu terorisme untuk menstigmatisasi gerakan Islam yang menyerukan penerapan syariat Islam kaffah.

4. Memanipulasi Konflik di Dunia Islam

Barat sering kali ikut campur dalam konflik di negara-negara Muslim, baik secara langsung maupun melalui proksi. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa dunia Islam terus sibuk dengan perpecahan internal dan tidak memiliki stabilitas untuk membangun kekuatan politik dan militer yang mandiri.

5. Menekan Perjuangan di Palestina

Salah satu bukti nyata ketakutan Barat terhadap kebangkitan Islam adalah dukungan mereka terhadap Israel. Keberadaan Israel bukan sekadar proyek Zionis, tetapi juga alat untuk memastikan dunia Islam tetap terpecah dan sibuk dengan konflik yang tidak berkesudahan.

Khilafah: Ancaman bagi Hegemoni AS ? 

Khilafah adalah tantangan politik yang memiliki bobot cukup diperhitungkan bagi musuh -- musuhnya yang tidak mudah untuk menenggelamkannya.Sebab tegak kembali khilafah dalam dunia Islam akan mewujudkan satu kepemimpinan yang mampu menyatukan umat Islam di bawah satu bendera, sehingga memiliki kekuatan hukum yang penuh dan menyeluruh di berbagai aspek kehidupan. 

Membangun kekuatan ekonomi yang mandiri, sehingga tidak bergantung pada mekanisme sistem kapitalisme global yang dikendalikan oleh Barat. Mengembangkan kekuatan militer yang solid, yang mampu melindungi umat Islam dan menantang kekuatan imperialisme AS, barat dan sekutunya.

Menerapkan sistem pemerintahan berbasis 'aqidah dan syariat Islam, me nyingkirkannya selain dari islam.  Negara inilah yang akan memberikan keadilan bagi rakyat serta membebaskan negeri-negeri Muslim dari pengaruh buruk peradaban Barat.

Dengan kata lain, kebangkitan Khilafah akan mengakhiri dominasi geopolitik Barat di dunia Islam dan bahkan bisa menjadi kekuatan global yang setara atau lebih kuat dibandingkan dengan AS dan sekutunya.

Sebuah fakta benar- benar nyata, Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya tidak pernah benar-benar menginginkan perdamaian dalam dunia Islam. Mereka justru mendesain konflik umat Islam disibukan dengan berbagai persoalan. Umat didesain agar ketergantungan pada kebijakan Barat. AS bersama sekutu serta entitas Zionis Yahudi, mereka muhariban fi’lan—musuh nyata yang secara aktif memerangi Islam dan umat secara tersistem dan terstrukrur.

Maka, menghadapi mereka hanya bisa dilakukan dengan kekuatan yang setara. Inilah sebabnya mengapa penegakan kembali Khilafah Islamiyah bukan sekadar pilihan, melainkan qadliyah mashiriyah yakni persoalan hidup dan mati umat ini.

Ketakutan negara - negara kafir penjajah terhadap kebangkitan dunia Islam hal yang nyata. Mereka menyadari bahwa jika umat Islam kembali menerapkan sistem Islam secara kaffah, maka akan lahir kembali sebuah peradaban yang kuat dan mandiri, sebuah kekuatan baru yang mampu mengguncang tatanan dunia yang kini tengah dilanda berbagai krisis, ketidakadilan, disebabkan kegagalan sistem sekuler kapitalisme. 

Walau demikian, umat Islam harus meyakini bahwa solusi atas penderitaan seluruh umat manusia ini tidak datang dari sistem kehidupan Barat yang merusak, melainkan pertolongan datang hanya dari petunjuk wahyu serta melanjutkan kehidupan atas jejak langkah RosulNya. Dan hanya dengan kepemimpinan Islam yang kuat, umat ini akan bangkit dan menghadapi tantangan global.

Wallahu'alam.


Share this article via

6 Shares

0 Comment