| 54 Views
Keluhan Ibadah Haji, Bisakah Sistem Kapitalis Menjadi Solusi?

Oleh : Amirah Azhara
Ibadah haji yang telah diselenggarakan pada tahun 2024 ini, menuai kritikan yang tajam dari berbagai pihak. Kritikan ini bermula dari banyaknya keluhan para jamaah haji Indonesia yang merasakan kurangnya pelayanan yang diberikan. Salah satunya tenda yang diduduki para jamaah haji indonesia memiliki kapasitas yang sangat minim. Layanan jumlah toilet yang adapun hanya sedikit, sehingga menimbulkan antrean panjang hingga berjam-jam. Tim Pengawas (timwas) haji DPR pun juga mengakui, bahwa kondisi akomodasi jemaah haji sangat memprihatinkan.
Muhaimin iskandar atau cak imin sebagai ketua dari tim pengawas (timwas) haji menyayangkan tenda yang memiliki ruang sempit membuat para jemaah tidak leluasa bergerak, bahkan dikatakan jumlah ruang gerak para jamaah haji tak lebih dari 1 meter. Kondisi seperti ini mengakibatkan banyaknya para jamaah yang tidak dapat merasakan kenyamanan tidur dalam tenda.
Sebenarnya tak sekedar pada tahun ini saja, persoalan haji juga sempat terjadi pada tahun 2023. Selama armuzna, persoalan akomodasi dan transportasi jemaah haji tidak terkelola dengan baik. Hal tersebut membuat para jamaah haji asal indonesia terlantar di muzdalifah hingga para jamaah haji pun kesulitan untuk mendapatkan makanan.
Ade Marfudin pengamat haji dari UIN Syarif Hidayatullah, menyoroti bahwa fasilitas haji yang telah disediakan oleh pemerintah tak seimbang dengan biaya besar yang dikeluarkan oleh para jamaah.
"Dan ini tamu yang Allah bawa, Dan mereka berbayar semua. Jasa ini kan pelayanan. Akan sangat naif, uang besar tapi pelayanan kurang diperhatikan dan masih carut-marut" ungkap Ade kepada CNN Indonesia, pada Kamis tanggal 20 Juni lalu.
Tamu-tamu allah yang dibawa, mereka semua membayar jasa ini untuk pelayanan. ketika uang yang dikeluarkan sangat besar tetapi pelayanan kurang diperhatikan dan masih carut marut. Jelas hal ini akan menimbulkan rasa kekecewaan yang sangat besar.
Usai nya ibadah haji pada tahun ini bukannya malah menyelesaikan masalah-masalah yang ada pada tahun-tahun sebelumnya malahan dengan seiring berjalannya waktu, tahun ke tahun masalah itu tidak pernah terselesaikan.
Bahkan sebaliknya masih banyak permasalahan-permasalahan yang menyisa. Seperti halnya permasalahan kesehatan, imigrasi, hingga layanan jamaah. Semua itu memerlukan pendekatan yang lebih komprehensif dengan aspek periayahan yang optimal. Dan begitulah faktanya jika negara diatur dengan sistem kapitalis.
Buah komersialisasi pengurusan ini adalah sebagai akibat sistem kapitalis yang mana sistem ini menerapkan aturan yang tidak sesuai dengan aturan yang diterapkan oleh islam. Penyelenggaraan ibadah ini tidak luput dari yang namanya ajang bisnis. Kelompok tertentu memanfaatkan keuntungan yang ada sampai di mana akan berdampak kepada jamaah. Seperti halnya mereka tidak mendapatkan kenyamanan ketika mereka sedang melaksanakan ibadah di tanah suci.
Usulan-usulan terkait dengan persoalan ibadah haji membuat para pasukan khusus (pansus) tidak mampu untuk menyelesaikannya. Karena ketika ditelusuri lagi ternyata akar masalahnya yaitu mereka mengatur semuanya dengan sistem kapitalis di mana mereka selalu mengedepankan yang namanya materi. Sampai di mana ibadah haji ini pun dijadikan ajang bisnis. Para jamaah membayar mahal akan tetapi pelayanan yang diberi kurang optimal, karena itulah para jamaah banyak yang mengeluarkan keluhan.
Oleh karena itu dalam Islam negara ditetapkan sebagai rais (pemimpin), yang akan melayani rakyat dan mengurusnya, yang di mana mereka akan mendapatkan kenyamanan dalam menjalankan hidupnya. Apalagi dalam soal beribadah, contohnya ibadah haji ini. Berbeda dengan sekarang, negara yang menerapkan sistem kapitalis yang hanya bisa mendzolimi rakyat yang tidak berkedudukan. Maka jelaslah sistem ini tidak akan pernah bisa menyejahterakan rakyatnya.
Pemimpin dalam islam tidak akan meninggalkan amanah nya dan mereka akan menjalankannya dengan baik. karena dibangun atas kesadaran akan yang namanya hari penghisaban di mana allah akan menghisab apa yang hamba-Nya kerjakan di dunia. Dan islam juga memiliki mekanisme yang praktis dan sederhana secara profesional hingga di mana memberikan kenyamanan pada rakyat. []