| 47 Views

Keajaiban Doa Orang Beriman

Oleh : Maman El Hakiem

Allah Swt.  adalah Zat Yang Maha Bijaksana. Setiap doa yang dipanjatkan oleh orang yang beriman tidak pernah sia-sia. Namun, cara Allah dalam mengabulkan doa berbeda-beda sesuai dengan hikmah-Nya.

Terdapat tiga cara Allah menguji hamba-Nya dalam doa: dengan segera mengabulkannya, menundanya, atau menyimpannya untuk kebaikan yang lebih besar. Semua ini merupakan bentuk kasih sayang Allah agar manusia selalu bersyukur, bersabar, dan semakin yakin atas segala keputusan-Nya.

Pertama, dikabulkan doa agar bersyukur. 

Allah Swt. terkadang langsung mengabulkan doa yang dipanjatkan oleh hamba-Nya. Ini adalah bentuk kasih sayang Allah agar manusia merasakan nikmat dan selalu mengingat-Nya. Ketika doa dikabulkan dengan cepat, seorang hamba hendaknya tidak sombong, melainkan semakin bersyukur kepada Allah. Sebagaimana firman-Nya dalam Al-Qur'an:

"Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, ‘Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu...’" (QS. Ibrahim: 7)

Rasa syukur ini bukan hanya dalam bentuk ucapan, tetapi juga dalam perbuatan, seperti meningkatkan ibadah, berbagi dengan sesama, dan terus istikamah dalam dakwah dan amal saleh.

Kedua, menunda doa agar bisa bersabar. 

Tidak semua doa langsung dikabulkan oleh Allah. Terkadang, Allah menunda pengabulannya agar manusia belajar bersabar. Kesabaran adalah sifat yang sangat dicintai Allah, karena dengan bersabar, manusia akan semakin dekat dengan-Nya. Dalam Al-Qur'an, Allah berfirman:

"Dan bersabarlah, sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar." (QS. Al-Anfal: 46) 

Ketika doa belum dikabulkan, seorang hamba tidak boleh berputus asa. Bisa jadi, ada hikmah yang lebih besar di balik penundaan tersebut, seperti memperbaiki diri, meningkatkan kualitas ibadah, atau menunggu waktu yang lebih tepat. Ada ungkapan bahwa doa yang belum terkabul adalah cara kita menikmati hidup dengan skenario Allah Swt.

Ketiga, menyimpan doa untuk kebaikan akhirat. 

Terkadang, Allah tidak mengabulkan doa di dunia, tetapi menyimpannya untuk kehidupan akhirat. Ini bukan berarti doa ditolak, melainkan disiapkan sebagai ganjaran yang lebih besar. Rasulullah saw  bersabda:

“Tidaklah seorang muslim berdoa kepada Allah dengan suatu doa yang tidak mengandung dosa atau pemutusan silaturahmi, melainkan Allah akan memberinya salah satu dari tiga hal: Dia akan segera mengabulkan doanya, atau Dia akan menyimpannya untuknya di akhirat, atau Dia akan menjauhkan keburukan darinya yang setara dengan doanya.” (HR. Ahmad) 

Dalam hal ini, Allah Swt. ingin meneguhkan keyakinan hamba-Nya bahwa segala sesuatu yang diberikan-Nya adalah yang terbaik. Keimanan yang kuat akan menjadikan seseorang lebih rida  dengan segala  ketetapan Allah untuk kebaikan akhiratnya.

Dengan demikian, doa adalah ibadah dan senjatanya orang beriman untuk menemukan keajaiban-keajaiban dalam hidup. Pasalnya, setiap doa yang dipanjatkan oleh manusia sejatinya adalah bentuk ibadah. Rasulullah saw. bersabda: “Doa adalah ibadah.” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi) 

Ketika seseorang berdoa, ia sedang mendekatkan diri kepada Allah, mengakui kelemahannya, dan menggantungkan harapannya hanya kepada-Nya. Oleh karena itu, doa tidak hanya tentang permintaan, tetapi juga tentang ketundukan dan keyakinan kepada kehendak Allah yang Maha Mengetahui segala yang terbaik bagi hamba-Nya.

Setiap doa yang dipanjatkan pasti didengar dan dijawab oleh Allah dengan cara terbaik. Oleh karena itu, orang yang beriman hendaknya terus berdoa, bersyukur dalam kelapangan, bersabar dalam ujian, dan selalu yakin bahwa Allah tidak pernah mengabaikan hamba-Nya. Dengan memahami ini, kita akan semakin dekat dengan Allah dan merasakan keajaiban  dalam setiap takdir-Nya.

Wallahu'alam bish Shawwab.


Share this article via

21 Shares

0 Comment