| 126 Views

Generasi Darurat Prostitusi Online, Buah dari Sekularisme

Oleh : Eti Ummu Nadia 

Praktik prostitusi dan pornografi kian marak terjadi di Indonesia. Sebagaimana yang dilaporkan Kepala Pusat Pelaporan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Ivan Yustiavandana, bahwa praktik prostitusi dan pornografi anak kini mencapai angka 130 ribu, dengan melibatkan 240 ribu anak dari mulai 10 sampai 18 tahun.

Selain itu, dilansir dari iNews.id (26/07/2024), diketahui prostitusi online yang menjerat anak di bawah umur itu berjumlah 19 anak. Dan di akun media sosial seperti X dan telegram, mereka di jadikan sebagai pekerja seks. Mirisnya hal tersebut sudah diketahui oleh orang tua pelaku. Sebagaimana yang di bongkar oleh Bareskrim Polri.

Hal memprihatinkan tersebut pun membuat Ai Maryati Sholihah selaku Ketua KPAI tergerak untuk menyampaikan harapannya kepada para penegak hukum agar ada tindakan tegas baik sebagai upaya pencegahan kasus serupa terjadi lagi, maupun sebagai sanksi yang dapat membuat pelaku jera (Kompas.com, 26/07/2024).

Bobroknya Pemikiran

Prostitusi dan pornografi merupakan virus yang saat ini menjangkiti generasi. Bahkan kejahatan ini pun korbannya bukan hanya remaja, akan tetapi anak di bawah umur tak luput menjadi korbannya. Dan yang paling mencengangkan, bahkan orang tua tahu aktivitas anaknya sebagai pekerja seks. Tapi mirisnya malah di biarkan. Memang, sulit sekali bagi generasi menghindarinya. Hal tersebut diakibatkan oleh faktor internal dan juga eksternal. Dari faktor internal, pemikiran generasi kini sudah dibangun atas dasar kebebasan. Sedangkan dari faktor eksternal, sistem kehidupan yang ada nyatanya telah terpisah dengan agama sehingga aturan kebebasan pun senantiasa diterapkan.

Nampak tergambar jelas fakta di atas, bahwasanya generasi sekarang sedang tidak baik-baik saja, dan cenderung rusak pemikirannya. Di samping itu peran orang tua yang terlibat prostitusi online terhadap anaknya, bertanggung jawab atas semakin rusaknya generasi. Sehingga kondisi tersebut jelas akan  sulit mencetak generasi yang cerdas, gemilang, berakhlak mulia. Dikarenakan tidak adanya penjagaan akidah terhadap anak dalam lingkup keluarga. Sedangkan keluarga merupakan benteng pertahanan akhlak mulia bagi generasi. Akan tetapi fungsi tersebut sudah dicampakkan demi kesenangan duniawi.

Virus Sekularisme-Kapitalisme

Tidak bisa dipungkiri, sistem Sekularisme-Kapitalisme menjadi indikasi generasi terpapar virus prostitusi online juga pornografi. Sistem Sekuler memahami bahwa agama harus di pisahkan dari kehidupan. Sehingga  agama diterapkan hanya seputar ibadah mahdah saja. Sedangkan aturan lainnya di pilih-pilih, bahkan di campakkan. Maka tak heran, jika generasi memiliki kebebasan dalam berperilaku. Pun dengan sistem kapitalis mendefinisikan kebahagiaan itu menjadikan kebahagiaan duniawi dan materi sebagai tujuan utama hidup. Oleh karenanya, mereka menghalalkan cara demi memenuh kebutuhannya, bahkan seorang Ibu tega seakan menjual anaknya sendiri demi mendapatkan cuan. Semua itu tak lepas dari rusaknya akidah anak-anak, ditambah tidak adanya peran orang tua mendidik dikarenakan pemahaman agamanya yang minim menjadi penyebab anak-anak generasi terpapar prostitusi online tersebut.

Di sisi lain, tidak adanya peran negara menjaga akidah menjadi penyebab utama generasi terpapar virus prostitusi online, bahkan menjadi pekerja seks. Sungguh di sayangkan padahal generasi merupakan kunci kemajuan suatu bangsa, yang akan menjadi generasi emas. Tapi dalam sistem sekuler-kapitalis justru saat ini generasi rentan dengan kerusakan akidah, dikarenakan memiliki pemahaman sekuler-kapitalis yang lahir dari rahim demokrasi. Maraknya anak-anak generasi terjerat kasus prostitusi, di tambah dengan suburnya situs-situs prostitusi juga pornografi yang di pertontonkan oleh generasi ramai di media sosial. Melihat kerusakan ini, negara bisa menutup situs-situs yang akan merusak akidah generasi. Kemudian negara pun bisa memberikan sanksi tegas para pelaku, juga orang-orang yang terlibat di dalamnya. Agar tidak bermunculan kasus serupa. Namun dalam sistem sekuler-kapitalis sanksi tersebut mustahil di terapkan, karena hukum yang berlaku hukum dari pemikiran manusia, melalui UUD nya. Sehingga di setiap memecahkan permasalahan selalu solusinya tidak membuat efek jera, faktanya kasus serupa terus bermunculan.

Butuh Solusi Tuntas

Melihat rusaknya kondisi generasi sekarang, sudah seyogianya menjadi perhatian negara. Karena ketika virus kemaksiatan di biarkan, maka virus tersebut akan terus bermutasi dari satu  ke pada yang lainnya. Lantas solusi seperti apa yang bisa menuntaskan problem tersebut, lantas masihkah kita berharap pada sistem sekuler-kapitalis yang menjauhkan manusia dari aturan Islam. Sehingga mereka mengambil aturan berdasarkan hawa nafsunya. Walhasil jika aturan tersebut diterapkan berlandaskan akal manusia, bukan karena Wahyu, maka akalnya akan rusak. Sebagaimana kerusakan fakta di atas dikarenakan aturan hidupnya menggunakan hawa nafsunya, sampai melakukan perzinahan. Haram hukumnya dalam pandangan Islam.

Satu-satunya solusi paripurna tidak lain dengan sistem Islam kaffah. Yaitu, sebuah aturan yang berlandaskan Wahyu Allah, yang bersumber dari Al-Qur’an dan As-sunnah, Ijma dan Qiyas. Begitu seorang manusia seharusnya menjadikan hukum Allah sebagai aturan hidupnya. Karena Al-Qur’an pedoman bagi manusia yang di dalamnya ada perintah dan larangan. Sebagaimana Allah memerintahkan manusia senantiasa taat kepada Allah SWT, dan melarang manusia melakukan kemaksiatan di antaranya seperti perzinahan. Karena itu perbuatan dosa besar. Sebagaimana firman Allah SWT :

“Dan janganlah kalian mendekati zina, sesungguhnya zina adalah sesuatu perbuatan yang keji, dan suatu jalan yang buruk.” (QS. Al-Isra: 32).

Ayat tersebut menegaskan, bahwa manusia tidak boleh melakukan perzinahan. Jangankan untuk berzina, untuk interaksi lawan jenis yang bukan mahramnya, jika tidak ada udzur syari-nya, Islam melarangnya. Tidak ada sesuatu yang Allah larang untuk manusia, kecuali untuk kebaikannya. Selain itu, sistem Islam akan menjaga akidah setiap individu agar tetap dalam ketakwaan kepada Allah SWT dengan memberikan edukasi. Menutup celah kemaksiatan, situs-situs yang berbau prostitusi, pornografi juga pornoaksi. Karena menjaga akidah umat dari kerusakan, kewajiban seorang pemimpin. Begitu juga dengan kebutuhan sandang, pangan, dan papan, kesehatan, pendidikan akan dijamin oleh negara. Sehingga orang tua akan fokus berperan sebagai pendidik utama bagi anak-anaknya, tanpa di bebani beratnya ekonomi.

Dengan demikian, jika mekanisme sistem Islam kaffah dijadikan aturan hidup juga diterapkan oleh negara, otomatis individu baik masyarakat akan memiliki pondasi keimanan yang kokoh. Memiliki kepribadian Islam dalam setiap pola sikap juga pola pikirnya. Al hasil generasi tidak akan terjerat kasus prostitusi online atau pun pornografi. Karena generasi sudah dibekali akidah yang kokoh sedari dini.

Wallahu’alam Bish Shawab


Share this article via

69 Shares

0 Comment