| 153 Views
Gaza Membara, Dunia Mati Rasa

Oleh : Sri Setyowati
Anggota Aliansi Penulis Rindu Islam
Operasi militer Zionis Yahudi telah meningkat dalam beberapa minggu terakhir setelah pemboman selama setahun. Militer Zionis Yahudi menuntut agar semua warga sipil meninggalkan Gaza Utara, mereka terus tanpa henti mengebom dan menyerang daerah tersebut. Akibatnya warga Palestina mengalami kehancuran di wilayah paling utara. Mereka menghadapi kematian, kelaparan dan pengungsian berulang kali.
Serangan udara Israel pada Sabtu malam (19/10/2024) telah membantai 73 warga Palestina di daerah permukiman di Beit Lahia, Gaza Utara. Pemerintah negara-negara Arab tidak berkomentar atas serangan brutal tersebut. (sindonews.com, 20/10/2024)
Sejak 7 Oktober 2023, serangan militer Israel di Jalur Gaza telah menewaskan sedikitnya 42.603 warga Palestina dan melukai 99.795 orang. Jumlah korban tersebut termasuk 84 kematian dalam 24 jam sebelumnya. Angka tersebut mungkin jauh lebih rendah dengan perkiraan 10.000 jenazah masih terkubur di antara puing-puing bangunan yang hancur di seluruh Jalur Gaza. (tempo.co, 21/10/2024)
Mahkamah Internasional menyerukan kepada Zionis Yahudi untuk mencegah genosida terkait dengan warga Palestina di Gaza. Dan Kantor Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (OHCHR) mendesak Israel untuk mengikuti perintah pengadilan tinggi PBB guna mencegah genosida di daerah kantong, Gaza Utara. (metrotvnews.com, 21/10/2024)
Serangan Zionis Yahudi makin brutal. Banyak pelanggaran yang dilakukan Zionis Yahudi dalam serangan militernya. Mereka tidak mengindahkan aturan dunia dalam peperangan. Tentu saja itu merupakan kejahatan perang yang sengaja dilancarkan untuk menghancurkan penduduk Gaza. Selain brutal dan kejam, Zionis Yahudi adalah seorang pengecut. Mereka tidak berani melakukan serangan terhadap para pejuang muslim, tetapi melakukan eksekusi terhadap warga sipil seperti anak-anak, wanita, lansia dan penyandang disabilitas. Fasilitas umum seperti rumah sakit serta tim medisnya juga menjadi sasaran kebrutalan mereka. Jurnalis dan petugas kemanusiaan pun tidak luput menjadi sasaran kebrutalan dan kekejaman mereka. Tetapi sungguh miris, PBB hanya bisa mengecam, mendesak dan menyerukan kepada Zionis untuk menghentikan genosida.
Demikian juga dengan pemimpin negeri muslim, tidak berkomentar bahkan diam saja. Tidak ada tindakan nyata untuk mengusir penjajah Zionis Yahudi. Sungguh ini adalah pengkhianatan yang besar terhadap saudara sesama muslim, terlebih mereka yang memilki kekuasaan dan pasukan. Nasionalisme menghalangi pemimpin negeri muslim untuk bergerak nyata membela Palestina dengan jihad. Demikian pula kecintaan terhadap kekuasaan dan jabatan membuat mereka dan seluruh dunia mati rasa.
Para penguasa umat Islam saat ini memandang serangan Zionis Yahudi di Gaza dengan sudut pandang nasionalisme, maka tentara muslim mengabaikan kewajibannya untuk menolong saudara seaqidahnya, sehingga apa yang terjadi di Gaza hanya urusan kaum muslim di Gaza, bukan urusan kaum muslim lainnya. Pandangan negeri-negeri muslim tersebut disebabkan karena tidak memiliki kepemimpinan yang berlandaskan pada Al-Qur'an dan Sunnah Nabi-Nya, tetapi malah sebaliknya, sikap para penguasa umat Islam berdasarkan pemikiran para penjajah.
Konsep nasionalisme jelas merupakan pelanggaran terhadap Al-Qur'an yang mulia dan Sunah Nabi-Nya. Umat Islam adalah satu umat dan persaudaraan. Allah SWT berfirman, "Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara." (TQS Al-Hujurat [49] : 10)
Dunia menyaksikan kejahatan Zionis Yahudi dalam melakukan pemusnahan warga Gaza. Tetapi semua hanya mengecam, mengutuk dan memberikan retorika. Dan tentu saja semua itu tidak akan mampu mengubah kondisi umat Islam di Palestina. Proposal solusi dua negara pun bukan pilihan karena sama saja mengkhianati warga Gaza dan mengakui penjajahan kaum Zionis Yahudi.
Jalan satu-satunya dan merupakan kewajiban bagi semua pasukan kaum muslim yang dekat dengan Palestina maupun yang jauh adalah memobilisasi angkatan bersenjata umat Islam untuk jihad membebaskan Al-Aqsha. Allah SWT berfirman dan memerintahkan,
"Perangilah mereka oleh kalian di mana saja kalian menjumpai mereka dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kalian" (TQS Al-Baqarah [2] : 191).
Dan untuk dapat mengerahkan pasukan Islam, dibutuhkan seorang imam (khalifah) karena khalifah akan menjadi pelindung umat. Rasulullah SAW bersabda, "Sungguh imam (khalifah) itu adalah perisai (pelindung umat)" (HR al-Bukhari dan Muslim).
Karena itu marilah kita menjadi bagian dari umat yang berjuang demi tegaknya khilafah yang berdasarkan metode kenabian yang akan segera menggerakkan para pasukan muslim untuk membebaskan tanah Palestina dan tanah-tanah kaum muslim lainnya yang masih dalam cengkeraman kafir penjajah.
Wallahu a'lam bi ash-shawab