| 35 Views

Gaza Dilanda Kelaparan Parah, Israel Blokir Bantuan Kemanusiaan

CendekiaPos - GAZA – Krisis kemanusiaan di Jalur Gaza semakin parah akibat keputusan Israel menutup total jalur bantuan sejak 2 Maret 2025. Akibatnya, sebanyak 2,4 juta penduduk di wilayah kantong Palestina tersebut kini menghadapi ancaman kelaparan yang sangat serius.

Kantor media otoritas Jalur Gaza pada Selasa (2/4/2025) mengecam keras kebijakan Israel yang menghentikan masuknya bantuan kemanusiaan, tepung, serta bahan bakar selama sebulan terakhir. Mereka menyebut tindakan Israel sebagai “kejahatan baru” yang menyebabkan toko-toko roti di seluruh Gaza terpaksa tutup total.

“Larangan ini memperparah kondisi kelaparan yang membahayakan nyawa warga sipil Gaza. Israel dan Amerika Serikat harus bertanggung jawab penuh atas kejahatan yang keji ini,” tegas pernyataan resmi kantor media Gaza.

Krisis Roti dan Bahan Pokok di Gaza

Ketua Asosiasi Pemilik Toko Roti Gaza, Abdel Nasser Al-Ajrami, sebelumnya mengungkapkan bahwa toko-toko roti yang bergantung pada bantuan dari Program Pangan Dunia (WFP) kini berhenti beroperasi sepenuhnya akibat kekurangan bahan baku dan solar.

Krisis ini terjadi karena Israel memutus jalur pengiriman logistik melalui perbatasan Gaza sejak awal Maret lalu. Akibatnya, warga Gaza tidak lagi memiliki akses terhadap makanan pokok seperti roti, dan terpaksa menghadapi kelaparan massal.

Hamas Sebut Israel Lakukan Eskalasi Genosida

Kelompok perlawanan Palestina, Hamas, menyebut kondisi yang terjadi saat ini sebagai bentuk nyata dari "genosida" oleh Israel. Hamas menyatakan, tindakan tersebut merupakan eskalasi berbahaya yang sengaja dilakukan Israel untuk menekan warga Palestina agar meninggalkan tanah air mereka.

Dilansir dari Anadolu Agency, pemimpin Israel Benjamin Netanyahu bahkan secara terbuka menyatakan pada Minggu (31/3/2025) akan meningkatkan serangan terhadap Gaza sebagai bagian dari realisasi rencana Presiden AS Donald Trump yang bertujuan untuk mengusir warga Palestina dari wilayah mereka sendiri.

Jumlah Korban Terus Bertambah

Sejak serangan Israel dimulai kembali pada 18 Maret 2025, lebih dari 1.000 warga Palestina tewas dan lebih dari 2.000 lainnya terluka akibat pemboman besar-besaran. Serangan ini juga menghancurkan perjanjian gencatan senjata dan pertukaran tawanan yang sebelumnya disepakati pada Januari lalu.

Gaza kini dihadapkan pada situasi kritis yang disebut sebagai salah satu bencana kemanusiaan terburuk dalam sejarah modern. Warga sipil Palestina—terutama wanita dan anak-anak—terus menjadi korban utama dalam tragedi yang tengah berlangsung ini.

Dunia Internasional Diminta Segera Bertindak

Kantor media Gaza mendesak Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), komunitas internasional, dan organisasi hak asasi manusia untuk segera bertindak demi menghentikan blokade Israel dan memastikan bantuan kemanusiaan segera masuk kembali ke Gaza.

“Gaza saat ini mengalami kelaparan parah yang belum pernah terjadi sebelumnya. Ini bukan sekadar krisis, tetapi tragedi kemanusiaan yang membutuhkan intervensi segera dari seluruh dunia,” demikian imbauan dari otoritas Gaza.

Situasi ini terus menjadi sorotan internasional yang mendesak adanya solusi cepat untuk mencegah jatuhnya lebih banyak korban jiwa akibat kelaparan dan konflik yang berkepanjangan.

Hingga kini, Gaza masih menanti tindakan nyata dunia internasional untuk mengakhiri penderitaan warganya.

 
 

Share this article via

42 Shares

0 Comment