| 119 Views
Berharganya Nyawa Anak-Anak Palestina Di Dalam Islam

Oleh : Dinna Chalimah
Pegiat Literasi, Ciparay Kab. Bandung.
Dilansir laman UNICEF, awalnya peringatan ini pertama kali ditetapkan pada 1954 sebagai Hari Anak Universal. Peringatan ini kemudian dirayakan pada tanggal 20 November setiap tahun untuk mengingatkan kesadaran masyarakat internasional tentang kesejahteraan anak-anak. (detik.com)
Perayaan global ini didedikasikan demi mencapai kesejahteraan, hak dan masa depan anak-anak sedunia. Orang tua menjadi salah satu support system pertama yang mendukung terwujudnya tujuan tersebut (CNNIndonesia.com, 20-11-2024).
Peringatan hari anak sedunia tahun ini mengangkat tema ‘Listen to the Future’. “Kami mendorong dunia untuk secara aktif mendengarkan harapan, impian, dan visi anak-anak untuk masa depan, serta mempromosikan hak anak untuk berpartisipasi,” demikian yang ditulis UNICEF dalam laman resminya (CNN Indonesia) .
Dengan peringatan hari anak sedunia berbeda dengan anak-anak yang ada di Palestina. Selama satu tahun terakhir, Zionis Yahudi terus-menerus membombardir Jalur Gaza. Sebagian besar bangunan sekolah telah hancur. Hal ini dilaporkan oleh Kantor Media Pemerintah Gaza, dengan mengutip pernyataan dari Kementerian Pendidikan dan Pelatihan di Gaza. Sementara ada 625.000 anak tidak bersekolah sejak perang meletus. Lebih dari 350 sekolah hancur akibat serangan Zionis Yahudi. Dua belas lembaga pendidikan tinggi di Gaza rusak atau hancur, sehingga mengganggu pendidikan universitas, tutur kantor berita Palestina Wafa (Sindonews, Agustus 2024).
Keadaan anak-anak Palestina lebih parah dari kata manusiawi. Dan ini jauh dari harapan yang di cita-citakan pada peringatan Hari Anak Dunia, 20 November lalu. Peringatan ini mengedukasi masyarakat untuk lebih mendengarkan cita-cita anak-anak di berbagai belahan dunia termasuk anak-anak di Palestina.
Terkait peringatan Hari Anak Dunia, justru sebaliknya telah terjadi pada anak-anak Palestina yang terus mengalami peperangan. Kehilangan tempat tinggal, kehilangan orang tua, terbatasnya layanan kesehatan, kehilangan hak pendidikan dan hak untuk mendapatkan keadilan. Segalanya dirampas oleh ganasnya serangan Israel zionis.
Peringatan Hari Anak Sedunia ini menggambarkan adanya propaganda Barat. Peringatan yang digagas UNICEF ini hanya menjadi kedok untuk menutupi ketidakpeduliaan dunia terhadap nasib anak-anak di Palestina. Masa depan 2 milyar anak Palestina dalam rentang usia 0 hingga 15 tahun terus dirampas kekejaman serangan Israel Zionis Yahudi.
Betapa banyak anak-anak Palestina yang menjadi korban penjajahan Zionis Yahudi, bahkan banyak bayi-bayi yang ada dalam kandungan seorang ibu menjadi korbannya. Faktanya, keselamatan anak-anak dikalahkan dengan kepentingan politik dengan sekat dengan nasionalisme. Kepentingan ekonomi negara dan kekuasaan mereka dianggap jauh lebih penting ketimbang nasib anak Palestina.
Sungguh sangat keji dan biadab dengan apa yang Israel lakukan kepada warga Palestina. Mereka menyasar sekolah dan universitas, sehingga menyebabkan anak-anak Palestina tidak bisa mendapatkan sarana pendidikan untuk bersekolah.
Inilah sebabnya pengkhianatan para penguasa di negeri-negeri muslim karena dampak diterapkannya sistem kapitalisme sekuler. Sistem yang memprioritaskan kepentingan materi dari pada nasib masa depan kehidupan dan hilangnya nyawa anak-anak Palestina.
Berbeda jauh sekali dengan sistem kehidupan Islam bahwa anak adalah calon generasi masa depan yang harus dijaga keselamatannya, ditegakkan keadilannya. Oleh karena itu, negara harus memenuhi hak anak sesuai tuntunan Islam.
Khilafah memiliki sumber kekuatan yang besar dan mampu menjamin kesejahteraan dan keselamatan anak melalui berbagai strategi yang senantiasa memprioritaskan urusan umat. Islam juga mampu dengan optimal menjaga jiwa dan hak hidup setiap manusia, termasuk anak-anak yang ada di Palestina.
Islamlah satu-satunya sistem aturan hidup yang menjamin pemenuhan hak anak yang hakiki, mulai dari hak hidup, hak nafkah, keamanan, pendidikan, penjagaan nasab, dan hak lainnya. Konsep sempurna ini hanya bisa diwujudkan ketika negara menerapkan syari'at Islam secara kaffah yang menjamin dan memperkuat fungsi keluarga, lingkungan masyarakat dan negara.
Maka cukuplah hal ini sebagai peringatan yang sangat urgent dan harus kita perhatikan. Dan perintah untuk mengirimkan tentara dan pasukan hanya bisa dilakukan oleh negara. Jadi, harus ada seruan dari kelompok dakwah ideologis untuk menyadarkan kembali tentang pentingnya keberadaan negara Islam.
Negara sebagai pondasi perlindungan anak yang nyata. Hanya dengan Islam, setiap anak mampu terjaga dengan aman. Negara menjadi dasar perlindungan anak yang hakiki. Ini akan terwujud melalui tegaknya Khilafah 'ala minhaj an-nubuwwah, karena dalam Islam negara adalah Ro’in dan Junnah.
Wallahu a'lam bish showwab