| 61 Views
Anehnya Standar Ganda Eropa: Respon terhadap Perang Ukraina dan Gaza
Oleh : Risky Irawan
Pengamat Politik Internasional
Eropa kembali menghadapi kritik tajam atas standar gandanya dalam menangani konflik global, terutama perang di Ukraina dan Gaza. Josep Borrell, Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa yang akan segera lengser, mengakui adanya ketidakadilan ini. Ia mengakui bahwa persepsi tentang standar ganda Uni Eropa semakin meluas di negara-negara Global South.
Dalam refleksinya menjelang akhir masa jabatannya, Borrell tidak hanya mengevaluasi pencapaian lima tahun terakhir, tetapi juga menyoroti kegagalan Uni Eropa dalam memberikan respons yang konsisten terhadap tragedi kemanusiaan di Timur Tengah, khususnya Gaza. Pernyataan ini ia sampaikan beberapa hari sebelum digantikan oleh mantan Perdana Menteri Estonia, Kaja Kallas.
Kegagalan Uni Eropa di Gaza
Dalam pernyataannya, Borrell mengungkapkan bahwa Uni Eropa gagal menunjukkan sikap yang konsisten dan efektif dalam konflik Gaza, terutama setelah eskalasi besar-besaran pada 7 Oktober 2023. Menurutnya, blok ini tidak mampu berbicara dengan satu suara atau bertindak cukup efektif untuk:
- Mendorong gencatan senjata antara Israel dan Hamas.
- Membebaskan para sandera yang ditahan selama konflik.
- Menjamin penghormatan terhadap hukum internasional, termasuk keputusan Dewan Keamanan PBB, Majelis Umum PBB, dan Mahkamah Internasional terkait situasi di wilayah tersebut.
Borrell juga menyoroti betapa dalamnya perpecahan internal di Uni Eropa terkait isu Gaza, yang menghalangi kemampuan blok ini untuk mempengaruhi jalannya peristiwa meski jumlah korban sipil terus meningkat.
Standar Ganda yang Mencolok
Kritik terhadap Uni Eropa muncul dari ketidakadilan dalam menangani konflik global. Di satu sisi, Uni Eropa menunjukkan dukungan penuh untuk Ukraina dalam menghadapi invasi Rusia, termasuk memberikan bantuan finansial, militer, dan kemanusiaan yang signifikan. Namun, di sisi lain, respon Eropa terhadap Gaza dianggap minim dan penuh dengan ketidakpastian.
Fakta Kontras:
Ukraina, Sejak awal invasi Rusia, Uni Eropa dengan cepat memberikan dukungan yang kuat kepada Ukraina, mengutuk agresi Rusia, memberlakukan sanksi ekonomi besar-besaran, dan menyediakan miliaran euro dalam bentuk bantuan kemanusiaan dan militer.
Gaza, Meski jumlah korban sipil di Gaza terus meningkat akibat gempuran Israel, Uni Eropa gagal menunjukkan solidaritas serupa. Blok ini bahkan kesulitan menyerukan penghentian kekerasan secara tegas atau menuntut penghormatan terhadap hukum internasional.
Ketidakadilan ini memunculkan persepsi negatif, terutama di negara-negara Global South, yang semakin mempertanyakan komitmen Uni Eropa terhadap nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan internasional.
Dampak Standar Ganda terhadap Kredibilitas Global
Kritik terhadap Uni Eropa tidak hanya merusak kredibilitas blok ini, tetapi juga memperkuat persepsi bahwa kepentingan politik dan ekonomi sering kali mengesampingkan nilai-nilai kemanusiaan. Negara-negara di Global South, yang mencakup sebagian besar dunia berkembang, melihat pendekatan Uni Eropa sebagai bentuk "pilih kasih" terhadap konflik yang melibatkan negara-negara non-Barat.
Beberapa implikasi dari sikap ini adalah:
- Kehilangan Kepercayaan Global, Negara-negara Global South semakin skeptis terhadap niat Uni Eropa, yang mengklaim mempromosikan hak asasi manusia dan perdamaian internasional.
- Penguatan Polarisasi, Respon yang berbeda terhadap konflik di Ukraina dan Gaza memperdalam kesenjangan antara negara-negara Barat dan non-Barat.
- Minimnya Kepemimpinan Moral, Uni Eropa gagal memanfaatkan pengaruhnya untuk mendorong penghentian kekerasan di Gaza, meskipun memiliki kekuatan diplomatik yang signifikan.
Apa yang Bisa Dipelajari dari Refleksi Borrell?
Josep Borrell secara jujur mengakui kegagalan Uni Eropa untuk memberikan pengaruh berarti dalam konflik Gaza, meski tragedi kemanusiaan di sana sudah mencapai tingkat yang memprihatinkan. Pernyataan ini memberikan pelajaran penting:
- Pentingnya Konsistensi, Jika Uni Eropa ingin mempertahankan kredibilitas globalnya, pendekatan terhadap konflik harus konsisten tanpa memandang lokasi atau aktor yang terlibat.
- Mengutamakan Kemanusiaan, Nilai-nilai kemanusiaan, bukan kepentingan politik atau ekonomi, harus menjadi landasan kebijakan luar negeri.
- Membangun Solidaritas Global, Uni Eropa perlu menunjukkan komitmen nyata terhadap hak asasi manusia di setiap wilayah, baik di Ukraina maupun Gaza.
Harus Tahu Posisi dan Berbenah
Standar ganda dalam respons Uni Eropa terhadap konflik di Ukraina dan Gaza menjadi cerminan perpecahan internal dan prioritas yang tidak seimbang. Jika Eropa ingin memainkan peran yang signifikan dalam mempromosikan perdamaian dunia, kini saatnya untuk mengatasi perpecahan, memperjuangkan keadilan, dan menunjukkan komitmen yang sama terhadap semua konflik.
Dalam dunia yang semakin terhubung, kemanusiaan tidak mengenal batas geografis. Gaza dan Ukraina adalah pengingat bahwa keadilan harus berlaku untuk semua, tanpa terkecuali. Uni Eropa tidak hanya harus bicara, tetapi juga bertindak dengan satu suara untuk membela nilai-nilai yang mereka klaim junjung tinggi.