| 13 Views
Aksi Premanisme Kian Meresahkan, Islam Memberikan Jaminan Keamanan

Oleh : Siti Rodiah
Problem di negeri kita semakin bertambah saja. Seluruh aspek kehidupan tersandung masalah. Salah satunya adalah adanya kesenjangan sosial di masyarakat, perbedaan yang sangat jelas antara si kaya dan si miskin. Antara rakyat dengan para pejabat serta para korporat. Ketidakadilan terpampang nyata, rakyat yang selalu jadi korban.
Kesenjangan sosial muncul diantaranya akibat sulitnya lapangan pekerjaan sehingga angka pengangguran ditengah-tengah masyarakat meningkat. Demi memenuhi kebutuhan hidupnya dengan cepat rakyat tidak berpikir waras lagi, bertindak tanpa memperdulikan halal dan haram. Akhirnya banyak terjadi tindak kriminal dimana-mana. Salah satunya adalah aksi pemerasan dalam bentuk premanisme.
Bentuk premanisme saat ini makin kreatif, dulu individual, sekarang berkelompok, bahkan dibungkus melalui ormas, namun tetap saja menciptakan keresahan. Hal ini tentu akan menciptakan iklim bisnis yang tidak kondusif. Iklim bisnis terganggu, apalagi masyarakat pasti sangat terganggu. Nasib rakyat ibarat peribahasa "sudah jatuh tertimpa tangga", sudahlah dipalak pemerintah ditambah lagi di palak para preman.
Dikutip dari CNBCIndonesia (9/5/2025), bahwa Menteri Sekretaris Negara, Prasetyo Hadi, menegaskan aksi premanisme berkedok organisasi masyarakat (Ormas) sudah menjadi sorotan Presiden Prabowo Subianto. "Jadi Pak Presiden, pemerintah, betul-betul resah," kata Prasetyo, ketika ditanya terkait Satgas Terpadu Operasi Penanganan Premanisme dan Organisasi Kemasyarakatan (Ormas), di Kompleks Istana Kepresidenan, Jumat (9/5/2025).
Pasalnya aksi premanisme yang dibungkus melalui ormas ini sudah menciptakan keresahan. Juga tidak menciptakan iklim bisnis yang kondusif. Alhasil, lanjut Prasetyo, Presiden sudah berkoordinasi dengan Kejaksaan Agung dan Kepolisian untuk mencari jalan keluar terkait masalah ormas yang meresahkan. Ia menyebut salah satu upaya yang akan dilakukan seperti melakukan pembinaan kepada Ormas. Namun, dia memastikan jika ditemukan pelaku yang melanggar aturan hukum agar segera ditindak.
Sebelumnya, sejumlah pengusaha mengaku resah karena tindakan premanisme ormas seperti meminta Tunjangan Hari Raya (THR) hingga jatah proyek. Mereka adalah Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Kamdani, Ketua Umum Dewan Minyak Sawit Indonesia (DMSI) Sahat Sinaga, Ketua Umum Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi Sukamdani, Ketua DPD Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Banten Syaiful Bahri, Ketua Umum Himpunan Industri Mebel dan Kerajinan Indonesia (HIMKI) Abdul Sobur, Wakil Ketua Umum Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Ian Syarief, hingga Ketua DPD Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Banten Syaiful Bahri.
Penyebab maraknya aksi premanisme adalah cara pandang masyarakat yang dipengaruhi oleh ide Sekulerisme-Kapitalisme. Masyarakat menjadi egois dalam mencapai materi, sehingga menghalalkan segala cara untuk mendapatkan nya. Aksi pemerasan atau premanisme banyak dilakukan secara diam-diam atau pun terang-terangan tanpa rasa takut dan malu sedikitpun dari para pelaku nya. Bahkan tak jarang mereka menggunakan senjata untuk melukai para korban.
Pemerintah dan pengusaha juga dibuat resah akibat ulah preman berbaju ormas tersebut. Banyak ormas yang memalak para pelaku bisnis, sehingga dampaknya bisnis menjadi tersendat. Dikhawatirkan para pelaku bisnis akan menarik investasi nya dari Indonesia. Tentu saja hal ini merupakan suatu kerugian buat kita. Jika itu terjadi pintu pengangguran akan terbuka lebar. akibat minimnya lapangan pekerjaan dan maraknya PHK. Kesulitan hidup pun tak terelakkan.
Penerapan sistem sekularisme kapitalisme jelas telah mengakibatkan kerugian pada rakyat, seperti halnya kemiskinan, susah mendapatkan pekerjaan dan perbedaan status sosial. Tujuan hidup masih menitikberatkan pada materi yang menjadi sumber kebahagian dan kesejahteraan. Kekayaan masih menjadi prioritas utama menunjang kehidupan, dan mengabaikan hukum yang berlaku.
Penerapan sistem demokrasi kapitalisme jugalah yang menjadikan sumber hukum kita lemah sehingga tidak ada efek jera bagi pelaku, bahkan bagi yang berduit hukum pun bisa dibeli. Sanksi yang diberikan bagi pelaku kejahatan sangat berbeda perlakuannya, hukum akan tajam ke atas bila pelakunya rakyat biasa dan akan tumpul ke bawah jika pelakunya pejabat atau penguasa.
Fasilitas yang diterima pelaku tindak kekerasan akan berbeda terhadap pelaku yang lainnya, yang penting ada uang dan kekuasaan penjara pun rasa hotel. Hal inilah yang menyebabkan rasa tidak percaya terhadap penegakan hukum yang berlaku makin pudar. Islam sudah mengajarkan dalam penegakan hukum yang adil berdasarkan Al Qur’an dan Sunnah Rasulullah Saw.
Setiap kejahatan yang dilakukan ringan maupun berat akan diberikan hukuman tegas dan menjerakan, agar perbuatan tersebut tidak terulang kembali. Pelanggaran terhadap hukum akan ditindak tegas tanpa terkecuali, dan premanisme termasuk ke dalam pelanggaran hukum syara.
Allah SWT berfirman ;
“Karena itu, putuskan lah perkara di antara mereka menurut apa yang telah Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu.” (TQS. Al-Maidah: 48)
Hukum Syara' (seruan Allah sebagai pembuat hukum) harus ditegakkan agar keadilan dapat terwujud bagi semua umat dan tidak ada pihak yang terzalimi. Dalam kitab Nizamul Islam yang ditulis syekh Taqiyuddin An-Nabhani, dijelaskan bahwa ancaman terhadap keamanan dalam negeri yang dilakukan, penyelesaiannya ditangani oleh Direktorat Keamanan Dalam Negeri, termasuk di dalamnya adalah hirabah yaitu perampasan harta, penyerangan, mengganggu ketertiban umum, perampasan dan melanggar konstitusi negara, hal tersebut harus ditindak tegas.
Sanksi yang ditetapkan sesuai dengan pelanggaran yang dilakukan, jelas hanya Islam yang memiliki sistem sanksi yang tegas dan menjerakan. Negara mempunyai kewajiban untuk memberikan kemanan bagi rakyat. Saatnya umat kembali menerapkan Islam secara kaffah dalam naungan daulah khilafah agar segala tindakan pelanggaran termasuk premanisme dapat dicegah dengan baik, serta menetapkan sanksi yang bersumber dari Allah Swt.
Wallahu a'lam bisshawab