| 272 Views

Negara Khilafah Didirikan Untuk Penerapan Syariat Islam, Yang  Mewujudkan Rahmatan Lil 'alamin

Oleh : Zaaidah Sumayyah

Cendekiawan Muslim ustaz Ismail Yusanto mengatakan, negara khilafah itu didirikan untuk penerapan syariat Islam, mewujudkan rahmatan Lil A'lamin.

"Sebagaimana Allah katakan "Wama arsalnaka illa rahmatan lil'alamin" tidaklah Ku utus engkau kecuali sebagai rahmatan lil alamin. Bagaimana kerahmatan  itu bisa diwujudkan hanya mungkin  dan jika syariat Islam untuk diterapkan itu secara Kaffah menyangkut kehidupan pribadi, kehidupan keluarga, kehidupan masyarakat, dan negara, dan ketika kehidupan masyarakat diterapkan syariat islam disitulah pentingnya negara. Jadi negara itu dalam Islam itu memang menerapkan syariat secara kaffah. Jadi kalau negara itu justru menghalangi penerapan islam kaffah jelas ini bertentangan dengan prinsip penting di dalam Islam ," beber ustaz Ismail Yusanto dalam kanal YouTubenya _UIY official,_ Rabu (10/07/2024).

Ustad Ismail Yusanto mengatakan, Bahwa Hijrah ini menyangkut sesuatu yang sangat penting, sebagaimana digambarkan oleh Imam Ibnu Hajar Al Asqalani mengatakan  hijrah itu  pergi  menyelamatkan agama dari fitnah.Kalau ada milik kita dan milik kita yang berharga itu kan tak lain adalah agama kita,aqidah kita, keislaman kita.

"Rumah, harta benda, emas perak kebun segala macam itu itu memang berharga. Tetapi dia hanya berhenti di dunia tidak akan bisa dibawa sampai akhirat, yang bisa dibawa negeri akhirat hanyalah dengan iman dan taqwa kita kepada Allah SWT,
karenanya,  hanya sekali lagi ini adalah milik kita yang paling berharga dan ketika milik kita yang paling berharga itu mau diambil atau diganggu oleh orang lain dari diri mau tercerabut dari  kita , maka kita harus dipertahankan. Jika untuk mempertahankan kita harus pergi ya maka pergi disitulah hijrah, itu jadi di tanyakan mana di mana-mana penting nya hijrah,menyangkut  sesuatu yang amat sangat berharga pada titik ini menjaga keimanan kita," tegas Ustad Ismail Yusanto dalam videonya.

Ustad Ismail menjelaskan , memang satu hal yang sangat penting untuk dipahami bahwa hijrah itu kalau kita meminjam kategorisasi dibuat Syekh Izzuddin Bin Abdissalam itu bisa dikatakan hijrah itu ada dua. Yang pertama kata beliau itu hijrah negeri, ini yang mungkin sering kita sebut sebagai hijrah makani adalah tempat hijrah fisik.Keluar dari negri kufur ke negri Islam, untuk apa? tanya beliau".

"Lagi- lagi untuk menyelamatkan agama.Kemudian yang kedua  kata beliau, yaitu hijrah yaitu hijrah meninggalkan perbuatan dosa dan maksiat ,ini yang orang sering disebut juga dengan hijrah maknawi. Kalau tadi makanni  Ini, sebagaimana Rasulullah Shalallahu alaihi wasallam katakan _"Al-Muhâjir man hajara mâ naha Allahu'anhu—muhajir"_  adalah orang yang yang meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah Subhana Allah," lanjutnya

Ia melanjutkan, namanya penting sekali untuk kita juga memahami apa yang dimaksud dengan hijrah maknawi ini . Meninggalkan apa yang dilarang adalah apa yang memang Allah subhanallahu Wa Ta'ala itu meminta kita untuk meninggalkan dan itu menyangkut seluruh perkara baik itu menyangkut perkara akidah ,seperti syirik, kemudian hal-hal yang terkait dengan penjagaan terhadap aqidah ,tahayul dan sebagainya.

"Menyangkut ibadah, bid'ah dalam ibadah bersama makanan minuman yang haram,  kemudian pakaian yang membuka aurat akhlak yang buruk,lalu muamalah. Disitu juga ekonomi, politik ,sosial budaya dan sebagainya gitu. Jadi jika kita ingin melakukan hijrah,  jika kita ini tidak punya kewajiban hijrah makanni ,maka kita punya kewajiban hijrah maknawi yaitu meninggalkan apa yang dilarang oleh Allah subhanallahu Wa Ta'ala dalam seluruh perkara, termasuk perkara muamalah," lanjut  beliau dalam diskusinya.

Ia menerangkan, Ini hal yang sangat penting untuk diperangi, agar spirit hijrah itu sampai kepada titik titik yang harus dilakukan dan ditinggalkan.

"Jadi intinya meninggalkan yang haram, melakukan yang wajib sebanyak mungkin, melakukannya yang sunah sebanyak mungkin,melakukan yang meninggalkannya makruh, memilih yang mubah yang bermanfaat.Ini  rumusan umumnya rumusan dasar nya jangan sampai banyak melakukan yang sunah tetapi meninggalkan yang wajib, melakukan yang makruf itu jadi ini seolah-olah sudah banyak sunnah itu selesai ," pesan ustad Ismail dalam laman youtubenya.

Dalam analisisnya Ustaz Ismail menyampaikan, hal penting berikutnya yang harus diperhatikan, bahwa hijrah yang tidak bisa dilepaskan dari proses dakwah Nabi semula di Mekah dan di Madinah. Dakwah Nabi Ini bukan sekedar dakwah personal atau kelompok.

"Tapi berwujud menjadi sebuah dakwah didalam level negara.Itulah masyarakat Islam yg pertama. Di situlah,  mana kita bisa melihat bagaimana kejayaan islam atau kebaikan islam  itu mulai tampak, setelah Rasulullah hijrah dari Mekah ke Madinah terus berkembang ke berbagai wilayah," pungkasnya.


Share this article via

59 Shares

0 Comment