| 26 Views

Konsumerisme dan Payleter Menanjak Ditengah Daya Beli yang Seakan Mati Mendadak

Oleh : Neng Saripah S.Ag
Pegiat literasi

Pada Januari 2025, pembiayaan paylater perbankan melonjak hingga 46,45 persen secara tahunan (Kompas.com/12/April/2025) Sungguh angka yang fantastis bukan? 

Tak hanya pada bulan tersebut, Tercatat di OJK (Otoritas Jasa Keuangan), bahwa pada Februari 2025 total utang masyarakat Indonesia lewat layanan Buy Now Pay Later (BNPL) atau yang lebih akrab disebut PayLater di sektor perbankan juga mencapai angka Rp 21,98 triliun. (Liputan6/11/April/2025)

Pasalnya, Meski angka ini sedikit turun dari posisi pada Januari 2025 yang berada di Rp 22,57 triliun, namun secara persentase tahunan justru terlihat kenaikan yang cukup signifikan, kenaikan tersebut sebesar 36,60 persen.

Sementara itu, Pasca hari Raya Idul Fitri 1446 hijiriah para pedagang di pasar Impres kota Lhokseumawe mengeluh dengan minimnya daya beli masyarakat. hal tersebut di sampaikan Rahmatsyah, seorang Fungsional Penyuluh Disperindagkop UKM kota Lhokseumawe Saat Dialog Pagi di Pro-1 Kamis (rri.co.od/10/4/2025)

Tak hanya di lhokseumawe, Para pedagang di Pasar Tanah Abang juga mengaku mengalami penurunan omzet yang cukup signifikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Biasanya momen Ramadan dan Idul fitri, menjadi waktu panen bagi para pedagang. Namun tahun ini justru menyisakan kekecewaan. (Metrotv/10/April/2025)

Salah satu pedagang; Eli, menyampaikan bahwa meski jumlah pengunjung cukup ramai selama masa puasa hingga Lebaran, tetapi daya beli masyarakat mengalami penurunan drastis. Menurutnya, penurunannya sekitar 30-35 persen.

Lebih lanjut, ia mengungkapkan bahwa banyak pengunjung yang datang hanya untuk melihat-lihat dan membandingkan harga. Namun tidak membeli barang sama sekali. Sebagian besar dari mereka, menurut Eli, lebih memilih berbelanja secara online yang dianggap lebih praktis dan murah.

Dengan kondisi tersebut, Eli dan para pedagang lainnya berharap pemerintah bisa membantu menciptakan ekosistem yang sehat dan seimbang antara pasar fisik dan digital, serta mendorong masyarakat tentunya, untuk kembali berbelanja langsung di pasar.

Disisi lain, Menteri Perhubungan (Menhub) Dudy Purwagandhi mengungkap, terjadi penurunan pada mudik Lebaran 2025 sekira 4,69% dibandingkan dengan realisasi pada 2024 yang mencapai 162,2 juta orang, tahun ini tercatat 154,6 juta jiwa. (Pikiran rakyat/13/April/2025)

Kalau kita bicara daya beli terganggu kita perhatikan memang situasi ekonominya tidak bagus. Banyak kayak PHK, terus masalah dinamika, kebijakan dalam negeri yang juga masih belum kondusif," ujar Yusran. Penyebab lain yang ia soroti yakni adanya permasalahan pinjaman online (pinjol) yang kasusnya semakin meningkat, membuktikan situasi di Indonesia sedang tidak baik-baik saja dan memicu sebagian masyarakat tak mudik. Tingkat okupansi sejumlah daerah melonjak, tapi tren ini tak akan bertahan lama meski periode libur Lebaran 2025 cukup panjang.

Daya beli masyarakat di berbagai daerah di Indonesia termasuk DKI Jakarta menurun. Ada banyak faktor yang menjadi penyebabnya.  Di antaranya adalah maraknya PHK, naiknya harga-harga, beban utang meningkat dll.

Selain itu juga pengaruh dari lesunya ekonomi secara global. Himpitan ekonomi membuat masyarakat memutar otak untuk mencukupi kebutuhan hidupnya, tidak sedikit yang berutang dengan memanfaatkan paylater (pembayaran nanti) dalam belanjanya. Apalagi belanja saat ini bisa dilakukan secara online hingga paylater dianggap memudahkan. Di sisi lain, penerapan sistem kapitalisme mengakibatkan besarnya arus budaya konsumerisme, dan kebahagiaan diukur dengan standar materi.

Adanya paylater makin mendorong arus konsumerisme. Paylater yang marak saat ini berbasis ribawi, yang haram dalam pandangan Alih-alih menyolusi, paylater justru berpotensi menambah beban masalah masyarakat, dan menambah dosa, yang akan menjauhkan keberkahan. 

Sistem Islam akan menutup celah budaya konsumerisme, karena ada pertanggungjawaban di hadapan Allah swt. Masyarakat akan terbentuk ketakwaannya sehingga standar bahagia pun bukan dari sisi materi tapi karena mendapatkan rida Allah swt.

Penerapan Islam kaffah akan menjamin kesejahteraan rakyat. Sistem ekonomi islam memiliki mekanisme untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat individu per individu.Segala praktik ribawi akan dihapuskan dalam negara islam karena negara yaitu Khilafah akan menjaga agar rakyat jauh dari keharaman.

Wallahu alam bishawab 


Share this article via

7 Shares

0 Comment