| 19 Views

Evaluasi Rakyat Gaza Ke Indonesia Di Bungkus kemanusiaan, Namun Hanya Memuluskan Agenda Penjajah

Oleh : Sumarni Ummu Suci

Presiden Prabowo dalam pernyataan resminya menegaskan kesiapannya untuk menampung sementara warga Palestina yang terdampak perang di Gaza.Tujuannya adalah memberikan perawatan medis dan dukungan spikologis hingga kondisi di Gaza memungkinkan para pengungsi untuk kembali ke tanah air mereka. (Di kutip; www.tempo.com).

Prabowo menyatakan kesiapan Indonesia untuk mengirimkan pesawat guna menjemput para korban dalam gelombang I evakuasi.

Ia memperkirakan gelombang I evakuasi bisa mencakup sekitar 1000 orang saat dirinya memulai kunjungan ke Timur Tengah dan Turki. (dikutip : www.kompas.com). 

Rencana ini masih dalam tahap konsultasi dengan pihak yang terkait termasuk otoritas dan Paleatina dan negara - negara di Timur Tengah, seperti : Uni Emirat Arab,Turki, Mesir, Qatar dan Yordania. (dikutip : www.detik.com). 

Presiden Prabowo juga telah mengutus mentri luar negeri Sugiono untuk berkordinasi dengan pemerintah Palestina mengenai vekanisme evakuasi. (dikutip ; www.detik.com). 

Menurut pihak berwenang Palestina sejak perang Gaza di mulai pada 7 Oktober 2023, serangan militer zionis ke  gaza menewaskan lebih dari 50 ribu warga Palestina. (dikutip : www.kompas.com).

Rencana Indonesia untuk merelokasi sementara warga Gaza ke tanah air yang di kemas dalam misi kemanusiaan sejatinya menimbulkan kekhawatiran mendalam bagi berbagai  kalangan.

Sebab persoalan Palestina bukan semata - mata persoalan kemanusiaan, bukan sekedar soal korban luka, yatim piyatu atau mereka yang mengalami trauma, masalah Palestina adalah masalah penjajahan dan pendudukan yang telah berlangsung selama puluhan tahun.

Ini adalah persoalan ideologis dan agama yang seharusnya di pahami secara utuh oleh umat islam dan para pemimpin di negeri - negeri muslim.

Dengan menjadikan solusi kemanusiaan sebagai pendekatan utama sepeti evaluasi dan penampungan sementara.

Para penguasa negeri - negeri muslim justru terkesan menjauh dari solusi hakiki yang telah di tunjukan oleh syariat yakni jihad fi sabilillah untuk membebaskan tanah suci dan menolak penjajahan.

Solusi semacam ini tidak menyentuh akar persoalan, bahkan berpotensi memperlemah posisi umat islam dunia untuk mengirimkan tentaranya ke Gaza.

Lebih dari itu langkah - langkah seperti ini justru mengikuti narasi dan kepentingan Barat, terutama Amerika Serikat yang sejak awal di ketahui sebagai pendukung utama entitas zionis.

Dengan mengalihkan perhatian umat islam dari perjuangan pembebasan ke isu kemanusiaan semata. Amerika Serikat semakin leluasa menjalankan agenda geopolitiknya di Timur Tengah. 

Dukungan terbukanya terhadap genoksida yang di lakukan zionis pun menjadi lebih mudah di terima oleh masyarakat internasional.

Sebab umat islam sendiri telah di giring untuk melihat persoalan ini dari kaca mata kemanusiaan yang sempit bukan sebagai bentuk penjajahan yang wajib di lawan dengan jihad.

Solusi ini juga terkesan membiarkan zionis merebut tanah suci milik kaum muslimin.

Pada akhirnya solusi - solusi yang di ambil oleh para penguasa negeri - negeri muslim saat ini lebih mencerminkan upaya untuk menjaga hubungan baik dengan tuan mereka di Barat ketimbang menunjukkan keberpihakkan sejati terhadap penderitaan dan perjuangan rakyat Palestina.

Sudah saatnya umat islam menyadari bahwa tidak akan ada keadilan sejati bagi Palestina selama kita masih mengabaikan akar persoalan dan solusi ideologis yang telah di tetapkan oleh islam.

Allah SWT  berfirman

وَقَاتِلُوْهُمْ حَتّٰى لَا تَكُوْنَ فِتْنَةٌ وَّيَكُوْنَ الدِّيْنُ كُلُّهٗ لِلّٰهِۚ فَاِنِ انْتَهَوْا فَاِنَّ اللّٰهَ بِمَا يَعْمَلُوْنَ بَصِيْرٌ

Dan perangilah mereka itu sampai tidak ada lagi fitnah, dan agama hanya bagi Allah semata. Jika mereka berhenti (dari kekafiran), maka sesungguhnya Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan.(QS.Al - Anfal : 39). 

Ayat ini menegaskan bahwa jihad di syari'atkan untuk menghapuskan fitnah yakni kekafiran dan penindasan terhadap islam dan umatnya.Serta menegakkan kedaulatan islam sepenuhnya.

Tidak cukup hanya mengecam atau berdiplomasi apa lagi hanya memberi bantuan medis, selama penjajahan masih berlangsung jihad tetap menjadi kewajiban.

Nabi Muhammad saw.juga bersabda : "Barang siapa di antara kalian melihat kemungkaran maka ubahlah dengan tangannya....". (HR.Muslim).

Mengubah dengan tangan yang di maksud dalam hadist ini adalah melalui penguasa dengan segala kewenangan yang di milikinya yakni kholifah.Tanpa adanya khilafah tidak ada institusi yang benar - benar bisa menggerakkan kekuatan militer umat islam secara menyeluruh untuk membebaskan Palestina.

Rasulullah saw. bersabda : "Sesungguhnya imam/ khalifah adalah perisai di belakangnya orang - orang berperang dan dengannya mereka berlindung".(HR.Muslim)

Hadis ini menunjukkan bahwa kekuatan jihad yang terorganisasi harus berada dibawah kepemimpinan seorang khalifah.Tanpa khilafah jihad akan terfragmentasi tidak terkordinasi dan tidak memiliki dampak strategis global untuk membebaskan negeri - negeri muslim termasuk Palestina.

Sudah saatnya kita menyadari bahwa tidak ada solusi selain kembali kepada syari'at islam secara kaffah di bawah naungan khilafah dan hal ini hanya bisa terwujud melalui perjuangan dakwah bersama kelompok dakwah islam ideologis.

Wallahua'lam bissawab.


Share this article via

8 Shares

0 Comment