| 16 Views

Evakuasi Rakyat Gaza ke Indonesia, Bukanlah Solusi

Oleh : Ummu Alvin
Aktivis muslimah

Sebagai bentuk dukungan kepada warga Palestina, Presiden Prabowo Subianto telah mengeluarkan pernyataan tentang kesiapan Indonesia untuk mengevakuasi ribuan warga Gaza Palestina yang menjadi korban kekejaman zionis Israel dan syarat agar evakuasi terlaksana itu adalah dengan mendapat dukungan penuh dari negara tetangga di Timur Tengah dan kedua mengembalikan warga Palestina setelah kondisi aman dan proses pengobatan sudah dianggap cukup, hal itu disampaikan sebelum lawatannya ke Timur Tengah tengah pada 9 April 2025.

Sementara itu sebelumnya Presiden Yordania King Abdullah dan Presiden Mesir Abdul Fattah as-Sisi telah mengajak Liga Arab untuk mengeluarkan sikap pada 1 Februari 2025, bahwasanya menolak segala jenis kompromisasi Palestina baik melalui pemukiman, penggusuran maupun pengosongan atas nama keadaan maupun justifikasi apapun.(The Begin Sadat Center for Strategic Studies,13 Februari 2025).

Dari pernyataan sikap Liga Arab di atas, maka telah jelas  syarat pertama evakuasi yang dilakukan Presiden Prabowo bertentangan dengan sikap Liga Arab, untuk syarat yang kedua juga sulit untuk dipenuhi, karena jika tujuannya untuk melakukan perawatan medis hal itu telah terlebih dahulu dilakukan oleh kerajaan Yordania dan pemerintah Mesir sebagai tetangga terdekat dari Palestina, sementara dengan Indonesia jaraknya terlalu jauh, jadi sungguh ini merupakan suatu kebijakan yang tidak masuk di akal.

Keputusan untuk mengevakuasi warga Gaza merupakan akal bulus dari Amerika Serikat dan Israel, keserakahan Donald Trump untuk mengambil alih Gaza dengan alasan ingin membangun kembali Gaza, harus diwaspadai oleh kaum muslim, karena ini semakin menjauhkan dari solusi hakiki yang seharusnya diambil untuk rakyat Gaza, kebijakan yang diambil presiden Prabowo untuk mengevakuasi rakyat Gaza justru kontra produktif dengan seruan jihad yang disuarakan oleh banyak pihak hari ini, terlebih lagi dengan seruan jihad yang dikeluarkan oleh ulama internasional berupa fatwa yang mengajak semua negara muslim untuk berjihad menghentikan genosida dan penghancuran di Gaza.

Mendukung Palestina tidak harus dengan mengevakuasi warganya, karena dengan membantu mengevakuasi berarti negara muslim turut membantu Israel dalam mengosongkan wilayah Palestina dan akan memuluskan ambisi Donald Trump untuk menguasai Timur Tengah,dan tidak masuk akal juga ketika pemerintah menyatakan mendukung perjuangan tapi justru merelokasi warga Gaza dari tanahnya.Seharusnya  zionis Israel yang diusir dari bumi Palestina,bukan malah warga Palestina yang dievakuasi.

Ini adalah buah dari diterapkannya sistem kapitalis sekuler di negeri ini, yang mana setiap kebijakan yang dibuat selalu mendapatkan intervensi dari asing terutama dari Amerika Serikat sang empunya ideologi kapitalis, tindakan evakuasi sengaja diambil akibat dari tekanan yang diberikan Amerika Serikat terhadap Indonesia atas kebijakan baru AS menaikkan tarif impor. Keberhasilan Indonesia dalam melakukan negosiasi atas kebijakan tersebut dijadikan alat untuk menekan Indonesia agar melakukan evakuasi warga Gaza. Inilah buah simalakama bagi negeri yang bergantung pada negara lain, pemimpin negeri muslim harusnya menyambut seruan jihad, namun hari ini nasionalisme dan prinsip tak boleh ikut campur urusan negara menjadi penghalang menyambut seruan jihad dan sikap ini adalah penghianatan besar yang dilakukan oleh pemimpin negeri-negeri muslim saat ini.

Padahal jelas bahwa evakuasi penduduk Gaza adalah tidak sah dan tidak diperbolehkan secara syariat, dikarenakan tiga alasan yaitu:

Pertama, evakuasi akan menyebabkan umat Islam meninggalkan jihad yang wajib dilakukan terhadap penjajah Yahudi yang telah merampas tanah Palestina, dan kewajiban untuk memerangi orang-orang yang memerangi kaum muslim merupakan perintah yang telah ditetapkan oleh Allah subhanahu wa ta'ala dalam Quran surah Al-Baqarah 190 yang artinya,"Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas. 

Kedua, mengevakuasi penduduk Gaza merupakan bentuk ketundukan kepada proyek Amerika Serikat dan Yahudi dan ini merupakan jalan yang memuluskan kaum kafir untuk menguasai kaum muslim terutama di Gaza Palestina. 

Ketiga, mengevakuasi penduduk Gaza dari tanah Palestina ke luar negeri telah dilarang oleh teks teks syariat yang khusus, sebagaimana nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam bersabda,"Syam adalah pilihan Allah di antara negeri-negeri Nya yang terpilih, barang siapa yang keluar dari Sam menuju negeri lainnya, maka itu terjadi dengan kemurkaan Nya. Dan barang siapa yang masuk dari negeri lainnya, maka itu terjadi dengan rahmat-Nya (HR Hakim). 

Sudah selayaknya para penguasa kaum muslim dan umat Islam menolak rencana evakuasi warga Gaza yang hanya akan memberikan keuntungan bagi Yahudi dan kafir penjajah yang dipimpin oleh Amerika Serikat, satu hal yang pasti saat ini adalah umat harus terus didorong untuk menolak evakuasi warga Palestina dan juga untuk menyeru para penguasa untuk mengirimkan tentaranya demi membela saudaranya muslim Palestina. Pada saat yang sama umat juga makin kuat berjuang untuk menegakkan Khilafah karena hanya dengan jihad dan tegaknya Khilafah yang akan memberikan solusi hakiki untuk membebaskan Palestina dari cengkraman penjajah. Negeri muslim seharusnya menjadi negeri adidaya yang memimpin dunia, muslim tidak boleh menjadi penghianat bagi saudaranya, keberadaan Khilafah sebagai negeri adidaya yang akan menerapkan syariat Islam sehingga akan menjadi rahmat bagi seluruh alam dan membela setiap jengkal tanah dan darah kaum muslim yang teraniaya.

Namun sayangnya hari ini Khilafah belum tegak, nasib umat Islam semakin sengsara, dan untuk itu dibutuhkan adanya gerakan di tengah-tengah umat, dibutuhkan sebuah kepemimpinan yaitu kepemimpinan sebuah partai ideologis yakni partai Islam yang akan menyatukan umat Islam di seluruh dunia agar tetap berada di jalur perjuangan yang benar sehingga mampu memberikan pengaruh besar dalam mendorong penguasa negeri-negeri muslim untuk mengirimkan tentaranya berjihad dan pastinya dengan tegaknya sebuah institusi yakni Khilafah Islamiyah.

Wallahu a'lam bish showwab.


Share this article via

9 Shares

0 Comment