| 121 Views

Harga Kebutuhan Pokok Naik, Sedekah ke Petani?

Oleh : Ummu Bisyarah 

Menteri Pertanian, Andi Amran ramai diperbincangkan lantaran ramai membahas kenaikan bahan pokok terutama daging dan ayam. Disaat rakyat mengeluh akan kenaikannya, Mentan justru menanggapi hal ini dengan santai. "Kenaikan harga itu hal wajar, sedekah ke petani. Kasihan petani kita nggak ada yang ngasih THR" begitu katanya.

Wargapun mempertanyakan, mengapa statement yang keluar dari seorang menteri yang notabene adalah pemegang kebijakan bisa sedangkal itu? Padahal jutaan rakyat yang kesusahan memenuhi kebutuhan pokok mereka kebingungan mengais rupiah demi makan makanan padat gizi. Belum lagi industri rumahan yang harus gulung tikar karena naiknya harga-harga. Belum lagi 10 juta rakyat miskin ekstrim di Indonesia yang semakin terancam busung lapar, jutaan anak di Indonesia juga terancam stunting dengan naiknya harga kebutuhan pokok.

Seharusnya jawaban tersebut haram keluar dari seseorang sekelas Menteri Pertanian. Harusnya sebagai pengurus urusan rakyat mereka fokus mengatasi masalah yang terjadi, bukan malah berfikiran dangkal sehingga jutaan rakyat jadi korban. Hal ini justru menambah fakta bagaimana potret buram periayahan para penguasa kepada rakyatnya.

Bukan rahasia lagi bahwa para pejabat negri ini memiliki track record buruk dalam mengurusi rakyat. Mulai dari main game saat rapat, kebijakan mencla-mencle tak masuk akal, tidur saat membahas urusan rakyat, liburan berkedok kunjungan dinas dan lain sebagainya. Pantas saja menurut survei Litbang Kompas, didapatkan sebanyak 76,2 persen masyarakat tidak puas dengan kinerja para pejabat periode 2019-2024. Padahal gaji dan tunjangan yang mereka dapat sangat besar, belum lagi fee dari proyek-proyek yang mereka kerjakan sungguh fantastis nilainya. Maka tak heran jabatan penguasa menjadi hal yang diperebutkan demi meraup keuntungan.

Paradigma pejabat yang seperti ini hanya ada dalam sistem kapitalisme. Jelas karena ciri khas kapitalisme adalah sekulerisme, dan tolak ukur perbuatannya adalah asas manfaat. Sehingga sekalipun ia menjabat maka akan berusaha mendapatkan keuntungan dan manfaat sebesar-besarnya. Ini bukan hanya masalah human eror, karena semua sudah tersistemasi dengan rapi. Sebagaimana telah gamblang dipaparkan sederet fakta dalam film "dirty vote", dimana kecurangan sistematis dalam meraih kekuasaan adalah hal yang niscaya dalam sistem kapitalisme ini.

Wahai para pejabat, jabatan kalian adalah amanah yang kelak akan dimintai pertanggungjawaban dihadapan Allah SWT. Tidak takutkah kalian ketika di Yaumil hisab ada jutaan orang yang mengantri menuntut haknya yang kau rampas ketika di dunia? Bukankah rosulullah telah mengingatkan dalam sabdanya

"Sesungguhnya di dalam neraka Jahanam itu terdapat lembah, dan di lembah itu terdapat sumur yang bernama Habhab. Allah pasti akan menempatkan setiap penguasa yang sewenang-wenang dan menentang kebenaran di dalamnya." (HR Ath Thabrani, Al Hakim, dan Adz Dzahabi).

Tidak takutkah kalian dengan adzab Allah, sehingga kalian dzolim dengan kami rakyat kalian. Tidak takutkah kalian sehingga kalian sombong kepada Allah dengan menerapkan hukum buatan kalian yang menyengsarakan kami? Sudah saatnya kalian merenung betapa rusaknya sistem kapitalisme yang menjadi pengatur urusan rakyat. Kemudian kembali kepada sistem aturan dari sang pencipta, yakni sistem Islam.


Share this article via

78 Shares

0 Comment