| 199 Views

Harga Beras Naik, Hidup Rakyat Makin Tercekik

Oleh : Yanyan Supiyanti, A.Md.
Pendidik Generasi 

Beras merupakan kebutuhan pokok yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat Indonesia khususnya. Dengan adanya kenaikan harga beras yang melangit, kehidupan masyarakat makin sulit. Mengapa sebagai negeri agraris, Indonesia tidak mampu memenuhi kebutuhan pokok rakyatnya dengan harga yang murah bahkan gratis?

Pemerintah melalui Badan Pangan Nasional kembali memperpanjang masa relaksasi Harga Eceran Tertinggi (HET) untuk beras medium dan premium, artinya harga beras masih tetap tinggi. (CNBC Indonesia, 
1-6-2024)

Relaksasi HET beras dilakukan sebagai upaya stabilisasi pasokan dan harga beras, di mana kebijakan di hulu juga selaras dengan di hilirnya.

Alasan penyelarasan harga di hulu dan hilir menunjukkan negara tidak mau memikirkan masalah rakyat dan menyelesaikannya dari akarnya. Bahkan negara, gampang saja mematok harga beras di tengah beratnya beban ekonomi rakyat banyak.

Kenaikan harga beras ini sangat berdampak negatif bagi masyarakat. Penghasilan tidak sebanding dengan kenaikan kebutuhan pokok. Sebagian masyarakat terpaksa mencampur beras dengan bahan makanan lain yang lebih murah, seperti gaplek, jagung, ini, dsb.

Harga beras naik dinilai menguntungkan petani, tetapi hanya bagi yang punya dana besar yang bisa tetap menanam padi. Sedangkan, bagi yang tidak memiliki modal lebih memilih ke pertanian lain, seperti palawija, atau bahkan membiarkan sawahnya tidak ditanami selama beberapa waktu.

Jika harga beras dibiarkan terus naik, maka bencana kelaparan dan krisis pangan akan terjadi, dan memungkinkan memakan korban.

Lahan pertanian makin hari makin sempit. Petani yang sudah tidak memiliki modal lebih, akan menjual sawahnya untuk dijadikan perumahan dan industri. Akibatnya, ketersediaan pangan, khususnya beras makin sedikit. Solusi pemerintah mengatasi hal tersebut adalah dengan membuka kran impor beras. Solusi yang diambil tidak menyelesaikan hingga ke akarnya.

Islam sangat memperhatikan masalah pangan, karena merupakan salah satu kebutuhan pokok masyarakat. Negara wajib memenuhi kebutuhan pokok tersebut. Pemimpin negara akan bertanggung jawab atas ketersediaan pangan bagi rakyatnya, karena dorongan keimanan dan amanah yang kelak akan diminta pertanggungjawabannya di akhirat.

Islam mengharamkan mematok harga. Islam memiliki mekanisme agar ketersediaan pangan dan harganya tetap terjaga. Kaum muslim dilarang bergantung kepada asing, agar independen, dan tidak akan gampang disetir. Impor dibolehkan asalkan memenuhi kriteria syariat, seperti larangan bekerja sama dengan negara kafir harbi.

Kebijakan negara dalam mewujudkan ketahanan pangan, di antaranya ekstensifikasi pertanian (menyediakan lahan pertanian) dan intensifikasi pertanian (meningkatkan kualitas benih, pupuk, metode pertanian, dst).

Negara juga mengatur distribusi pertanian dengan memotong rantai distribusi hingga dapat meminimalkan biaya. Harga bahan pokok tidak akan melangit. Sanksi tegas akan dilakukan bagi pelaku kecurangan. Semua itu dilakukan atas dasar dorongan iman yang hanya bisa diwujudkan dalam negara yang menerapkan sistem Islam secara menyeluruh.

Wallahualam bissawab.


Share this article via

95 Shares

0 Comment