| 35 Views
Haji dan Persatuan Umat

Oleh: Aulia Sulistia
Ibadah haji adalah perintah langsung dari Allah SWT kepada umat Islam yang mampu, sebagaimana firman-Nya :
(وَلله عَلَى النَّاسِ حِجُّ الْبَيْتِ مَنِ اسْتَطَاعَ اِلَيْهِ سَبِيْلًا )
(Di antara) kewajiban manusia kepada Allah adalah melaksanakan ibadah haji ke Baitullah, yaitu bagi orang-orang yang mampu melakukan perjalanan ke sana. (TQS Ali Imran [3]:97)
Selain merupakan simbol ketaatan, ibadah haji sekaligus merupakan simbol persatuan umat Islam secara global. Namun sayang, semangat persatuan yang dibawa dalam ibadah haji biasanya kembali memudar setelah mereka kembali ke negerinya masing-masing terhalang oleh batas-batas nasionalisme dan negara-bangsa (nation state). Akibatnya persatuan hakiki umat Islam seolah menjauh panggang dari api.
Ibadah haji juga seharusnya menjadi momentum untuk menunjukkan kepedulian dan solidaritas kepada sesama muslim, khususnya yang sedang dalam musibah seperti di Palestina, karena sesama umat muslim itu bersaudara. Karena itu, derita kaum muslim Palestina adalah derita yang sama bagi seluruh umat Islam termasuk jemaah haji.
Oleh sebab itu, ibadah haji yang dikelola pemerintah Saudi seharusnya menjadi platform untuk menggalang dukungan dan solidaritas umat Islam sedunia bagi rakyat Palestina.
Pemerintah Saudi selama ini mengklaim sebagai pelayan dua kota suci (Makkah dan Madinah). Pemerintah Saudi juga setiap tahunnya menjadi pelayan bagi jutaan jamaah haji dari seluruh penjuru dunia. Namun ironinya, diluar itu, Saudi juga menjadi "pelayan" Amerika Serikat (AS). Padahal jelas AS adalah negara penjajah atas Dunia Islam. Bahkan di tengah ramainya dukungan AS secara terang-terangan terhadap genosida (pembantaian massal) rakyat Palestina oleh entitas Yahudi selama hampir dua tahun belakangan ini, kesetiaan penguasa Saudi sebagai pelayan AS tidak berkurang.
Jihad itu jauh lebih utama daripada melayani jamaah haji dan membangun Masjid al-Haram. Oleh sebab itu, seharusnya pemerintah Saudi, juga para penguasa Arab dan negeri-negeri muslim lainya mengerahkan tentaranya untuk berjihad di Palestina. Bukan malah berjabat tangan dengan pelaku dan pendukung pembantaian di sana.