| 231 Views
Deflasi Berkali-kali, Islam Menjadi Solusi

Oleh : Reni Susanti, S.AP
Pemerhati Kebijakan Publik
Fenomena deflasi yang terjadi secara beruntun terakhir terjadi pada tahun 1999 setelah krisis finansial Asia, di mana pada kala itu Indonesia mengalami deflasi selama tujuh bulan berturut-turut dari Maret-September 1999. Periode deflasi lain, juga pernah terjadi antara Desember 2008 hingga Januari 2009, yang disebabkan oleh turunnya harga minyak dunia. Pada tahun 2020, juga pernah terjadi deflasi selama tiga bulan berturut-turut. (VOA, 03/10/2024)
Harga pangan disebut Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan sebagai salah satu penyebab terjadinya deflasi di Indonesia lima bulan berturut-turut. Pada September 2024, deflasi Indonesia sebesar 0,12 persen secara bulanan atau month to month (mtm). Ekonom Pangan dan Pertanian dari Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Eliza Mardian, menyebut menurunnya harga pangan (volatile food) selaras dengan Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) sektor pertanian September 2024, yang terus menurun sejak mencapai puncaknya di April 2024. (KumparanBISNIS, 5/10/2024).
Deflasi yang terjadi selama lima bulan berturut-turut sejak Mei hingga September 2024 memperlihatkan dengan jelas "masyarakat kelas pekerja sudah tidak punya uang lagi untuk berbelanja," kata ekonom dari Bright Institute, Muhammad Andri Perdana. Karena itu, permintaan bank sentral Indonesia agar masyarakat lebih banyak belanja untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di atas 5% mustahil terwujud. Pasalnya, hampir semua sektor industri melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK), yang bakal berimbas pada anjloknya daya beli. Hal ini sudah dirasakan oleh sejumlah pelaku usaha kecil dan menengah (UMKM). Salah satunya, Eli Kamilah di Subang, Jawa Barat. Kedai kopinya di Desa Sukamandijaya sepi pembeli sudah beberapa pekan terakhir. (BBC News Indonesia, 4/10/2024)
Ketiadaan Peran Pemerintah
Dalam sistem kapitalis, pemerintah bukanlah sebagai pengayom rakyat. Pemerintah hanya berperan sebagai regulator. Buruknya penerapan ekonomi kapitalis menyebabkan banyak kerugian bagi rakyat.
Deflasi yang terus terjadi selama 5 bulan berturut-turut merupakan indikasi pemerintah tidak mampu mengatasi penurunan daya beli masyarakat sehingga berdampak pada penurunan harga harga barang dan jasa, dan dalam jangka Panjang akan mengakibatkan pengurangan produksi dan pada akhirnya akan berujung pada PHK massal.
Selama ini kinerja perekonomian Indonesia ditopang sebagian besarnya oleh konsumsi rumah tangga. Deflasi mengindikasikan konsumsi rumah tangga mengalami penurunan daya beli signifikan diakibatkan oleh pendapatan yang tidak mampu memenuhi kebutuhan belanja barang dan jasa, sehinga rumah tangga menahan daya belinya.
Jika daya beli sektor rumah tangga terus menurun, maka dampak secara langsung adalah pada kesejahteraan anggota keluarga termasuk ibu dan anak, mengingat sebagian besar anggaran rumah tangga saat ini diketahui dikelurkan untuk biaya Pendidikan dan Kesehatan. Diketahui deflasi pada harga bahan pangan strategis seperti cabai, telur, daging ayam dan tomat, dst. Jika untuk biaya belanja kebutuhan pokok (sembako) saja keluarga sudah mengurangi konsumsinsya, apatah lagi untuk mengeliuarkan biaya Pendidikan dan Kesehatan yang lebih mahal. Alih-alih terpenuhi, sangat mungkin akan dikorbankan mengingat rendahnya kemampuan daya beli rumah tangga dan tingginya biaya jasa Pendidikan dan Kesehatan.
Akibat nya bukan tidak mungkin generasi akan mengalami penurunan kualitas Kesehatan dan kualitas Pendidikan mengingat lemahnya kemampuan daya beli rumah tangga.
Islam Mengatasi Deflasi
Islam memberi jaminan pemenuhan kebutuhan pokok keluarga. Semua akan selalu mampu mengakses baik secara tidak langsung maupun secara langsung. Layanan Pendidikan dan Kesehatan dijamin negara untuk setiap individu. Selain Pendidikan dan Kesehatan, pemerintah juga menjamin kebutuhan pokok seperti sandang, papan, pangan, keamanan. Semua diberikan dengan harga terjangkau bahkan gratis bagi kondisi tertentu.
Islam tidak membenarkan seorang kepala keluarga untuk bermalas-malasan dan tidak memberi nafkah kepada keluarganya. Pemerintah menjamin lapangan pekerjaan bagi siapa saja yang tidak memiliki pekerjaan. Sehingga sangat tidak mungkin terjadi yang namanya PHK massal seperti pada saat ini. Jika perekonomian keluarga tercukupi, maka daya beli masyarakat tidak terhambat. Dan tidak menghambat proses transaksi jual beli kebutuhan masyarakat.
Penetapan sistem Islam secara kaffah akan memungkinkan terwujudnya kesejahteraan rakyat individu per individu. Sistem ekonomi Islam menetapkan sumber-sumber pemasukan negara sehingga negara akan mampu memenuhi kebutuhan pokok rakyat, tanpa menggantungkan pada utang dan pajak sebagaiamana negara kapitalisme.
Allahu a’lam.