| 132 Views
Bebaskan Gaza dari Genosida dengan Menegakkan Khilafah Islam

Oleh: Aktif Suhartini, S.Pd.I.,
Anggota Komunitas Muslimah Menulis (KMM) Depok
Banyak pihak, mulai dari PBB, lembaga internasional dan nasional, aliansi, hingga tokoh internasional dan nasional, media mengutuk Zionis Yahudi yang begitu massif melancarkan serangannya. Namun, kepala staf militer Israel untuk saat ini memerintahkan tentara-tentaranya melanjutkan rencana yang berfokus pada Gaza, yakni memperluas perang ke Gaza dan kamp-kamp pengungsi di sekitarnya.
Bahkan, usulan relokasi penduduk Gaza oleh Zionis menguatkan kejahatan Zionis karena mereka ingin mengusir seluruh warga Gaza dari wilayahnya. Untuk membungkam media agar tidak menyiarkan kejahatan genosida di Gaza, Isarel juga melakukan pembunuhan terhadap jurnalis yang hakikatnya tak hanya menghilangkan nyawa seorang manusia tapi juga membunuh nyawa perjuangan rakyat Gaza hingga kejahatan yang mereka lakukan sunyi senyap.
Namun, pembunuhan jurnalis tak akan memadamkan perjuangan rakyat Gaza. Mereka memahami kemuliaan yang Allah berikan atas tanah yang diberkahi dan juga kemuliaan menjaga tanah tersebut. Sebenarnya, genosida melalui pelaparan adalah rencana Israel untuk menghabisi penduduk Gaza. Salah satunya menyetop bantuan dan membuat mereka kelaparan sehingga mati secara pelan-pelan. Intinya mereka menginginkan Gaza penduduknya habis. Lalu dengan itu mereka akan menguasai dan tercapailah apa yang menjadi mimpi lama mereka, yaitu berdirinya Israel Raya.
Adapun pihak-pihak yang mengutuk tindakan Zionis tersebut mereka melakukan aksi. Massa aksi menyampaikan seruan terbuka kepada para pemimpin negara-negara Muslim, mengungkapkan keprihatinan mendalam atas kejahatan kemanusiaan yang terjadi di Jalur Gaza, menyampaikan tiga poin utama, yaitu mendesak pemerintah Mesir segera membuka perbatasan Rafah agar bantuan kemanusiaan dapat segera masuk dan mencegah bencana kelaparan lebih lanjut; lalu menuntut para pemimpin negara-negara Muslim segera mengirimkan bantuan dan pasukan militer untuk membebaskan Gaza dari genosida dan mengajak umat dan para pemimpin Muslim untuk bersatu dalam institusi khilafah. Namun sangat disayangkan, penguasa negeri Muslim masih tetap diam tak kunjung mengirimkan pasukan. Pengkhianatan mereka makin nyata. Nasionalisme dan cinta dunia menyandera mereka.
Padahal, itu semua merupakan solusi yang bisa menghantarkan warga Gaza agar terbebas dari cengkeraman Zionis Yahudi. Pasalnya, hanya dengan kepemimpinan khilafah, sistem satu-satunya kekuatan politik yang mampu menyatukan umat Islam dan menggerakkan pasukan jihad fi sabilillah untuk membebaskan Palestina sepenuhnya. Seruan kepada umat Islam dunia, selain seruan kepada para pemimpin, peserta aksi juga mengajak umat Islam di seluruh dunia untuk mengambil peran aktif dalam membela Gaza. Mereka menyerukan agar umat tidak hanya menyalurkan bantuan materi dan doa, tapi juga mendukung solusi politik dan militer yang nyata.
Oleh karena itu, sesungguhnya umat Islam tak hanya menunjukkan kepeduliannya dengan bantuan dana, makanan, obat-obatan, serta doa dan qunut nazilah saja namun diperlukan juga kekuatan militer yang dapat menghadapi kekerasan militer Zionis. Negara-negara Muslim seperti Mesir, Turki, Irak, Indonesia, dan negara Islam lainnya harus mengirim tentara. Dan umat Islam harus terus berdakwah demi tegaknya khilafah yang menerapkan syariat Islam secara kaffah dan menyatukan kekuatan lebih dari dua miliar umat Muslim dunia untuk membebaskan negeri-negeri Islam dari penjajahan.
Umat Islam wajib menolong dan mengobarkan perjuangan rakyat Gaza hingga tanah mereka bisa dibebaskan seutuhnya. Pasalnya jihad dan khilafah solusi pembebasan genosida di Gaza. Maka suatu kewajiban kita semua untuk membangun kesadaran umat agar jihad dan khilafah dapat segera terwujud. Aktivitas dakwah bersama jamaah dakwah ideologis pun menjadi kebutuhan penting, karena inilah bukti kesekian kali betapa pentingnya persatuan umat itu.
Persatuan umat itulah yang akan membuat umat Islam menjadi kuat, tanpa itu, sekadar membuka pintu Rafah yang sama-sama menghubungkan wilayah Islam saja tidak mampu. Maka, persatuan itu hanya mungkin terjadi jika kita bisa mewujudkan dua syarat sekaligus, yaitu institusi pemersatu umat yakni khilafah dan pemimpin yang menyatukan umat, yakni khalifah.