CendekiaPos - Robert Kiyosaki, penulis buku terkenal "Rich Dad Poor Dad," kembali membuat gebrakan dengan pernyataan kontroversialnya terkait pasar saham dan obligasi. Melalui cuitan di akun media sosialnya, Kiyosaki memberikan peringatan keras kepada masyarakat terkait potensi hancurnya kedua pasar tersebut.
"Pasar saham sedang melonjak tinggi. Orang yang kurang waspada mungkin terpedaya dengan kesan ekonomi yang membaik. Namun, jangan biarkan diri Anda dibutakan. Kekuatan pasar saham hanya didorong oleh penguatan dolar AS. Tetap waspada. Pasar saham dan obligasi berisiko mengalami kehancuran dalam waktu dekat," ucap Kiyosaki dalam cuitannya yang penuh peringatan.
Penting untuk dicatat bahwa Kiyosaki sendiri tidak terlalu menggemari kedua aset tersebut. Dalam pandangannya, kontrol penuh atas aset yang dimiliki menjadi faktor utama, dan dia sering memberikan penekanan pada investasi seperti emas, perak, dan cryptocurrency.
Pasar saham, terutama di Wall Street, baru-baru ini mencatatkan penguatan yang signifikan. Indeks seperti Dow Jones, S&P, dan Nasdaq mengalami kenaikan dalam beberapa pekan terakhir. Meskipun demikian, Kiyosaki tetap skeptis dan menganggap kenaikan ini bukanlah indikator kekuatan ekonomi yang sebenarnya.
Ini bukan kali pertama Kiyosaki mengeluarkan pernyataan kontroversial seputar pasar saham dan obligasi. Pada pertengahan 2023, dia sudah memperingatkan bahwa bergantung terlalu banyak pada saham dan obligasi bisa menjadi risiko, bahkan menyebutkan keprihatinannya terkait potensi depresi.
Cuitan-cuitannya yang sering kali mencuri perhatian menjadi buah bibir di dunia finansial. Namun, pendapat Kiyosaki bukanlah tanpa kritik. Ramit Sethi, penulis buku "I'll Teach You To Be Rich," pernah menanggapi cuitannya dengan mengunggah tangkapan layar tentang investasi yang dianggapnya kurang masuk akal.
Ketidaksetujuan antara para ahli finansial menunjukkan kompleksitas dan subjektivitas dunia investasi. Meski demikian, pandangan Kiyosaki tetap menjadi pembicaraan menarik dan mengundang refleksi terkait kebijakan investasi masing-masing individu.