| 46 Views
Wujudkan Generasi Emas, Melalui Program MBG?
Oleh : Rasyidah
Pegiat Literasi
Informasi tentang Program MBG alias Makan Bergizi Gratis, sudah tidak asing ditelinga masyarakat. Sebab MBG/Makan Bergizi Gratis, merupakan solusi yang katanya adalah kebijakan yang diperuntukkan dalam menuntaskan masalah Stunting yang terjadi di berbagai wilayah Pribumi ini, yang ditawarkan oleh pemerintah di era Masa Pemerintahan Prabowo.
Dilansir Kendaripos.Fajar.Co.Id (23/12/2024) Nurhayati Yusmin, Ketua Tim Penggerak PKK Kolaka Utara (Kolut) mendukung pemberian makanan bergizi gratis. Program ini merupakan hasil kolaborasi antara Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Kolut dengan berbagai pihak terkait sebagai upaya meningkatkan pemenuhan nutrisi bagi anak sekolah. Kegiatan ini menyasar seluruh siswa di Kolut dan PAUD/ TK Binaan Batu Putih. Para siswa menerima makanan bergizi yang diharapkan dapat mendukung pertumbuhan dan perkembangan mereka secara optimal.
Kegiatan ini menyasar seluruh siswa di Kolut dan PAUD/ TK Binaan Batu Putih. Para siswa menerima makanan bergizi yang diharapkan dapat mendukung pertumbuhan dan perkembangan mereka secara optimal.
Nurhayati Yusmin menekankan pentingnya perhatian terhadap gizi anak sebagai investasi masa depan bangsa. “Anak-anak yang sehat dan tercukupi gizinya adalah generasi emas. Kami berterima kasih atas peran swasta yang turut mendukung program ini. Semoga kolaborasi ini terus berlanjut.
Untuk itulah, diperlukan kolaborasi semua pihak untuk memastikan kebutuhan gizi balita terpenuhi. Ini menegaskan pencegahan stunting adalah tanggung jawab bersama yang harus dilakukan secara berkelanjutan.
Nurhayati menegaskan pentingnya pemenuhan gizi bagi balita. Mulai pembagian susu gratis, peningkatan kesadaran masyarakat tentang pola makan sehat hingga kebersihan lingkungan.
Sontak terliat positif, tapi nihil. Apabila mewujudkan generasi emas hanya cukup dengan program makan bergizi gratis. Terkait dengan program makan bergizi gratis merupakan program yang terus diaruskan oleh pemerintah saat hari ini, untuk di terapkan di berbagai wilayah Indonesia. Katanya, Program makan bergizi gratis ini dilakukan demi untuk menuntaskan masalah stunting.
Seolah negara telah menjalankan perannya untuk memberikan kekuatan terhadap bangsa dan bagi para generasi melalui program tersebut. Sungguh sangat terasa indah narasi tersebut.
Namun, jika di telaah lebih dalam. Benarkah program MBG atau makan bergizi gratis ini mampu menuntaskan masalah stunting yang terjadi di negeri ini, atau apakah memang bisa mewujudkan generasi emas yang berkualitas melalui program MBG tersebut.
Padahal, pasalnya sudah banyak kasus yang terjadi di negeri ini terutama dalam hal kemiskinan yang makin tinggi, belum lagi banyaknya kasus di keluarga yang cenderung brutal, yang itu merupakan masalah yang perlu dituntaskan hingga ke akar-akarnya, tapi bukan melalui program MBG tersebut.
Ditambah lagi potret kehidupan sekularisme kapitalisme saat hari ini dengan berbagai macam problem serius yang terjadi dalam keluarga, seperti tingginya kemiskinan, stunting, KDRT, terjerat pinjol, perceraian dan lain sebagainya. Adalah masalah yang paling menyayat hati. Namun, tidak bisa dituntaskan hingga saat ini. Apakah pantas, jika masalah yang terjadi di negeri ini cukup dengan memberikan dan menerapkan penerapan MBG saat hari ini, Akan mampu mewujudkan generasi emas?
Tentu mewujudkan generasi emas, tidak cukup hanya sekedar memberlakukan program MBG kepada para balita ataupun di setiap sekolah-sekolah.
Sejatinya adanya program Makan Bergizi Gratis, bukanlah solusi tuntas dalam melahirkan generasi melahirkan dan mewujudkan generasi emas. Lagi-lagi, solusi yang ditawarkan kehidupan sistem saat ini , Yakni kehidupan yang diatur dengan kehidupan yang kufur dari sistem kapitalisme sekularisme senantiasa memberikan solusi yang tambal sulam. Sampai tidak bisa berpikir lagi, kok bisa. Hanya melalui program MBG/makan bergizi gratis akan mampu mewujudkan generasi emas tersebut.
Cobalah, berfikir sejenak lebih mendalam mewujudkan generasi emas yang diimpikan oleh negeri sekuler-kapitalisme ini, hanya sekedar merujuk pada orientasi dunia saja. Patokannya adalah segala sesuatu yang diagungkan haruslah materi. Sehingga hal ini tampak dari bagaimana pemerintah sendiri dalam memberikan solusi ini tidak benar-benar serius.
Selain itu, terwujudnya generasi emas itu tidak mampu dihasilkan di dalam kehidupan kufur saat ini. Sebab, kehidupan kufur saat ini, segala sesuatunya memandang hanya sekedar materi. Sehingga alhasil generasi yang dihasilkan bukan generasi emas tetapi generasi cemas. Bisa dilihat bahwa moralitas dan juga adab oleh generasi saat hari ini terpampang benar-benar brutal.
Tentu, untuk mewujudkan generasi emas yang benar, tidak akan bisa didapatkan atau dihasilkan di dalam sistem yang masih menerapkan aturan kufur.
Namun, untuk mewujudkan generasi yang cemerlang dan generasi emas hanya bisa diwujudkan ketika kehidupan ini diatur di dalam kehidupan Islam. Karena Islam mempunyai gambaran keluarga ideal yang bukan orientasinya pada duniawi melainkan pada akhirat dan tidak perlu melupakan dunia.
Islam memandang wujud dari generasi emas itu bukan dari segi makanan saja. Tetapi secara keseluruhan perlu diperbaiki. Mulai dari penanaman aqidah yang benar, dan kepribadian yang sesuai dengan Islam.
Dalam Islam, anak-anak diwajibkan untuk mendapatkan pendidikan yang layak dan gratis. Sehingga anak-anak dan juga generasi mendapatkan ilmu yang berkah untuk dapat diaplikasikan dalam kehidupannya sehari-hari.
Namun tidak hanya itu, dala Islam memandang bahwa ilmu agama dalam mengarahkan kepada setiap muslim wajib untuk mempelajari ilmu agamanya sebagai dasar untuk mampu mencapai ilmu pengetahuan dan juga sains. Berbeda dengan sistem kapitalisme yang hanya mengadakan ilmu sekedar untuk dikapitalisasi di dalam kehidupannya.
Selain itu, Islam juga memiliki banyak metode bagaimana negara itu sendiri sebagai yang pertama memberikan perlindungan dan juga pelayanan terbaik kepada seluruh masyarakatnya demi membangun dan mewujudkan generasi yang siap tangguh dan memiliki peradaban mulia.
Dalam Islam memandang bahwa seorang pemimpin adalah raiin dan junnah. Yang memiliki makna bahwasanya seorang pemimpin haruslah seorang pemimpin yang bertakwa yang memiliki kepribadian Islam dan memiliki sikap ikhlas sebagai pengurus dan pelindung atas rakyatnya.
“Sesungguhnya seorang imam itu [laksana] perisai. Ia akan dijadikan perisai saat orang akan berperang di belakangnya, dan digunakan sebagai tameng. Jika ia memerintahkan taqwa kepada Allah ‘Azza wa Jalla dan adil, maka dengannya, ia akan mendapatkan pahala. Namun, jika ia memerintahkan yang lain, maka ia juga akan mendapatkan dosa/azab karenanya.” (HR Bukhari dan Muslim).
Tentu hanya dalam sistem Islam terwujudnya generasi cemerlang idan generasi emas itu. Karena dalam Islam pasti akan mewujudkan sebuah keluarga yang tangguh sekaligus generasi emas.
Maka Sudah saatnya, butuh persatuan umat dan kesadaran yang menyeluruh dan mau untuk menerima kehidupan ini bisa diatur dengan aturan yang satu, yakni aturan yang berasal dari sang pembuat aturan, yakni Allah Swt untuk dapat diterapkan di dalam kehidupan saat ini.
Wallahu a'lam bissawab