| 25 Views

Palestina Berduka, Dunia Seolah Diam Di Sistem Sekuler

Oleh : Ummu Haziq
Muslimah Ngaji

Idulfitri yang secara syariat dimaknai sebagai hari kemenangan dan kegembiraan umat Islam setelah menunaikan ibadah puasa Ramadhan, seharusnya menjadi momentum persatuan, penguatan ukhuwah, dan perayaan kemuliaan. Namun, realitas global menunjukkan kontras yang menyayat, ketika sebagian umat merayakan dengan pakaian terbaik dan hidangan berlimpah, sebagian lainnya justru tenggelam dalam duka dan kehancuran. Tragedi kemanusiaan yang terus berlangsung di Palestina, terutama saat lebaran kali ini, menjadi cermin retak dari kondisi umat yang tercerai dan sistem dunia yang gagal total melindungi keadilan dan kemuliaan manusia. Oleh karena itu, hari raya bukan lagi sekadar perayaan, tetapi panggilan sadar akan perlunya perubahan sistemik dan ideologis yang mendasar.

Palestina yang masih terombang-ambing dengan keadaan yang semakin terpuruk tanpa harapan. Terus dijajah namun sampai saat ini belum terlihat tanda-tanda akan merdeka. Keadaan saudara kita yang begitu-begitu saja tidak menjadikan masyarakat peduli lagi bahkan abai dan menganggap itu merupakan hal yang biasa saja. Salah satu faktornya adalah kaum Muslim di berbagai penjuru dunia belum ada yang benar-benar memberikan solusi yang hakiki untuk membebaskan mereka dari zionis Israel.

Dikutip dari Jalur Gaza, Beritasatu.com, mengenai Israel yang menyerang Gaza dari darat pada Rabu (19/3/2025), setelah mengeluarkan ancaman kepada penduduk di wilayah tersebut. "Tentara telah memulai operasi darat di Jalur Gaza bagian tengah dan selatan untuk memperluas perimeter keamanan dan menciptakan zona penyangga parsial antara utara dan Selatan selain itu Menteri Pertahanan Israel, Yoav Gallant, menegaskan bahwa pemerintah Israel akan segera mengeluarkan perintah evakuasi di zona konflik. "Bagi warga Gaza, ini adalah peringatan terakhir

Dikatakan bahwa konflik di Gaza sempat mereda sejak 19 Januari 2025, ketika tahap pertama perjanjian gencatan senjata diberlakukan. Namun Hamas mengeklaim telah mematuhi ketentuan perjanjian tersebut, dengan rencana awal bahwa tahap kedua gencatan senjata akan dimulai pada Maret sedangkan pada Senin malam 17 Maret 2025 dan Selasa (18/3/2025), Israel serang Gaza dari udara dengan skala besar terhadap target Hamas. Menyedihkannya serangan tersebut menewaskan hampir 1.000 orang. Israel menuding Hamas berulang kali menolak untuk membebaskan sandera. Upaya memperpanjang gencatan senjata yang dirunding pun gagal, dengan Israel ingin memperpanjang pertukaran sandera dengan tahanan Palestina, sementara Hamas bersikeras melanjutkan ke tahap kedua perjanjian. Hingga saat ini, Hamas belum memberikan respons militer terhadap serangan udara Israel.

Realitas pilu ini tergambar jelas pada 1 Syawal 1446 H, ketika ribuan warga Palestina tetap melaksanakan shalat Idul Fitri di Masjid Al-Aqsa dalam tekanan militer Israel yang represif (CNBC Indonesia, 30/03/2025). Di Gaza, euforia lebaran bahkan nyaris tak berdenyut. Warga sipil, termasuk anak-anak, menjadi target kekerasan struktural yang dilembagakan melalui agresi militer sistematis oleh Israel (AntaraNews, 30/03/2025).

Selain itu, dalam salah satu serangan saat hari raya, sembilan orang terbunuh, lima di antaranya adalah anak-anak. Dilansir dari berbagai media internasional, serangan udara Israel ini menghantam wilayah pemukiman sipil dan fasilitas umum di Gaza, bahkan saat umat Islam sedang mempersiapkan atau melaksanakan shalat Idulfitri. 

Sungguh menyedihkan mendengar kabar saudara kita dengan keadaan yang semakin terpuruk. Nyawa bukan lagi hal yang bisa diharapkan, akan tetapi keimanan dan keteguhanlah yang membuat mereka bisa bertahan. Kepeduliaan masyarakat pun semakin menurun jika mereka mendengar kabar terbaru mengenai saudara mereka di Palestina dengan anggapan mereka takkan bisa merdeka. Trend dunia semakin menggejolak, yang menjadi tujuan orang Barat memalingkan kaum Muslim untuk peduli pada saudara di Palestina. Mereka membuat berbagai trik berupa kesenangan melalui media online yang mana semakin tua zaman maka semakin canggih teknologi yang dibuat oleh Barat. Ditambah lagi dengan berbagai konflik yang menhujani negara ini dengan solusi yang tak menyelesaikan problematika melainkan hanya pengalihan isu yang dianggap telah tuntas padahal masih berlangsung dan konflik itu akan datang di kemudian hari. 

Ini disebabkan karena diterapkannya sistem busuk sekularisme kapitalisme yang membuat para pemimpin di berbagai penjuru negeri tidak menjalankan tugas mereka sebagai raain untuk menggerakkan pasukan tentara untuk berjihad melawan zionis Yahudi. Selain itu masyarakat yang dihasilkan dari sistem ini membuat mata dan telinga mereka tertutup dengan keadaan yang rusak saat ini. Di pikiran masyarakat hanyalah materi dan kesenangan sedangkan rasa kepeduliaan mereka hilang karena hanyut oleh sistem kapitalisme ini.
 
Oleh karena itu tidak ada lagi harapan yang hakiki kecuali diterapkannya sistem Islam di muka bumi ini. Sistem yang akan menjalankan syariat Islam di muka bumi tanpa waktu dan batas. Menjamin keamanan dan kesejahteraan dengan pasti tanpa khawatir. Mewujudkan pemimpin yang yang bertanggung jawab menjalankan amanah dan takut untuk mengkhianati masyarakat. Membangun masyarakat menjadi peradaban yang islami sesuai dengan syariat Allah dan sunah nabinya. 

Selain itu peduli dengan saudara khususnya saudara Muslim walau bukan dari negara mereka. Dengan kata lain sistem Islam akan memutus ikatan nasionalisme menjadi ikatan persaudaraan sesama Muslim. Yakni dengan saling menolong satu sama lain, sebab mereka ibarat satu tubuh jika salah satu dari anggota tubuh itu sakit maka yang lain akan merasakan sakit sebagaimana yang dicantumkan dalam hadis nabi sallallahu alaihi wasallam. Oleh karena itu, saatnya untuk menyadarkan masyarakat di luar sana akan busuknya sistem ini dan membangun pemikiran mereka menjadi pemikiran yang Islam yang sesuai dengan syariat Allah SWT sehingga mewujudkan masyarakat yang peduli dengan keadaan dan pemimpin yang menjalankan amanah sesuai dengan syariat Allah SWT.

Wallahu a'lam bishshawab.


Share this article via

27 Shares

0 Comment