| 28 Views

Menembus Blokade Israel Jadikan Momentum Penyatuan Umat Dengan Solusi Hakiki

Oleh: Susi Ummu Musa

Gaza negrimu akan tetap abadi meskipun dunia tak bergeming, serangan yang terus datang bertubi-tubi seolah ingin menampakkan bahwa jiwa jiwa yang hidup akan musnah tak bersisa.

Namun, kenyataanya jiwa jiwa itu masih terus tumbuh sembari menanti kabar kesyahidannya. Saat dunia tak lagi mampu menetukan keberpihakan siapa yang layak untuk diperjuangkan, padahal didepan mata rakyat Gaza telah mengalami genosida luar biasa hingga detik ini.

Melalui kamera dan vidio kita saksikan bersama krisis parah yang dialami rakyat Gaza akibat blokade yang dilakukan zionis dan sekutu. Namun ada bilik lain dengan mengatasnamakan kemanusiaan dan nurani mereka mencoba menembus Blokade itu.

Sebuah armada sipil internasional tengah berlayar di Laut Mediterania, membawa misi kemanusiaan sekaligus pesan politik. Armada tersebut berlayar untuk menantang blokade Israel atas Jalur Gaza.

Inisiatif ini dinamakan Global Sumud Flotilla (GSF), “sumud” berarti keteguhan dalam bahasa Arab. Bagi para pesertanya, istilah itu mencerminkan perlawanan damai menghadapi ketidakadilan.

Flotilla ini disebut sebagai yang terbesar dalam sejarah gerakan serupa. Lebih dari 50 kapal dan ratusan relawan dari 44 negara bergabung, dengan latar belakang beragam.

Mereka terdiri dari aktivis, jurnalis, tenaga medis, hingga politisi dan figur publik. Mereka berangkat dengan satu tujuan: menembus blokade Gaza yang selama hampir dua dekade mengekang arus barang dan manusia.

Menurut penyelenggara, Global Sumud bukan sekadar konvoi bantuan, melainkan manifesto moral masyarakat sipil internasional. Global Sumud menilai pemerintah dunia terlalu lambat menyelamatkan rakyat Gaza dari kelaparan, penyakit, dan krisis kemanusiaan.

Sebuah perjuangan besar dan penuh resiko akan dihadapi karena kita tahu bahwa Zionis tidak pernah peduli dengan nyawa manusia sekalipun telah melanggar aturan secara internasional.

Rumah sakit, tenaga medis, jurnalis dan tempat penampungan adalah bukti pelanggaran yang dilakukan zionis. Sampai saat ini nasib warga Gaza masih dalam bahaya. dilansir dari REPUBLIKA.CO.ID,TEL AVIV — Militer Israel pada Sabtu (6/9/2025) meminta warga Palestina di Kota Gaza, wilayah perkotaan terbesar di kantong tersebut, untuk mengungsi ke selatan. Militer memperingatkan bahwa operasi berlangsung di seluruh kota.

Pasukan Israel telah melancarkan serangan di pinggiran kota bagian utara selama berminggu-minggu, setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memerintahkan militer merebut kota itu.

Bahkan Menteri Pertahanan (Menhan) Israel, Israel Katz, melontarkan peringatan terbaru untuk kelompok Hamas agar meletakkan senjata atau menghadapi kehancuran Jalur Gaza dan pemusnahan mereka sendiri.

Peringatan ini disampaikan setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyampaikan apa yang disebutnya sebagai "peringatan terakhir" untuk Hamas agar membebaskan para sandera yang masih ditahan di Jalur Gaza. 

Kondisi inilah yang  memperkuat gerakan menembus blokade atau GSF, namun menurut informasi yang terbaru kapal kapal mereka mengalami penyerangan. Flotila Global Sumud (GSF) menyatakan pada Rabu (10/9) pagi bahwa salah satu perahunya, "Alma," diserang oleh drone saat berlabuh diperairan Tunisia.

GSF mengatakan serangan tersebut adalah "upaya terorganisir untuk mengalihkan perhatian dan mengganggu misi kami." Mereka menegaskan bahwa "perjalanan damai kami untuk mematahkan pengepungan ilegal Israel di Gaza dan berdiri dalam solidaritas yang tak tergoyahkan dengan rakyatnya terus maju dengan tekad dan keteguhan

Ini merupakan serangan kedua yang menimpa rombongan GSF. Pada Selasa (9/9) kemarin, serangan drone menimpa kapal "Family Boat" di pelabuhan Tunis, Tunisia. Kapal “Family Boat” mengangkut aktivis terkenal seperti Greta Thunberg, Thiago Ávila, dan Yasemin Acar.(KumparanNEWS)

Kebengisan Zionis nyata dihadapi para relawan GSF itu terbukti kapal kapal misi mereka diserang. Berbagai upaya yang saat ini dilakukan untuk memperjuangkan saudara saudara kita disana telah diusahakan bukan hanya umat islam tapi non muslim yang memiliki empati dan rasa perikemanusiaan juga ikut dalam aksi aksi lainnya. Dan perlu dipahami bahwa situasi yang dilakukan oleh GSF adalah bentuk sikap akan lambat nya solusi yang diberikan untuk menghentikan genosida itu.

Dan disinilah momentum bersatunya umat bahwa Kemenangan Gaza hanya akan bisa terwujud dengan adanya idiologi islam yang benar bukan dengan idiologi kapitalis Demokrasi Yang jelas selama sistem ini masih mendominasi maka permasalahan yang dihadapi tidak akan mendapatkan solusi yang hakiki seperti yang kita inginkan yaitu menyudahi penderitaan Gaza dengan mengusir zionis dari tanah Palestina.

Hanya dengan penerapan islam secara kaffah maka solusi hakiki itu akan terwujud, dan untuk mewujudkannya membutuhkan peran umat dengan satu pemahaman satu aturan dan satu perasaan yaitu Islam.

Wallahu a lam bissawab


Share this article via

15 Shares

0 Comment