| 6 Views
Peradaban islam akan bangkit kembali hanya dengan sistem islam

Oleh: Gayda khairunnida
Bulan Oktober adalah hari istimewa bagi para santri, karena di bulan ini akan diperingati hari santri pada tanggal 22 Oktober. Dan di bulan ini dipenuhi oleh perlombaan-perlombaan yang memadukan kemampuan para santri. Salah satunya perlombaan Musaboqoh qira'atul kutub.
Termasuk pada tanggal 1-7Oktober 2025 kemarin di senggelarakan perlombaan MQKI. Dalam pembukaannya mentri agama Nasaruddin Umar mengajak kepada komponen pondok pesantren di Indonesia untuk menjadikan Musabaqah qiratul kutub Nasional ataupun Internasional sebagai anak tangga pertama menuju kembali The Golden Age of islamic Civilization yaitu dimana zaman keemasan peradaban islam.
Bapak mentri mengatakan bahwa pesantren adalah awal dari kebangkitan kembali peradaban emas yaitu dari lingkungan pondok pesantren. (Kemenag.go)
Menang juga mengatakan bahwa perlunya integrasi dan “perkawinan” antara Iqra’ (kitab putih/ Ilmu umum) dan Bismirabbik (kitab kuning/ kitab turats) adalah kunci lahirnya insan kamil.
Beliau ingin untuk menuju The Golden Age of Islamic Civilization, dapat dimulai dari Indonesia selama pesantren mempertahankan lima unsur sejatinya: masjid, kiai, santri, kuat membaca kitab turats, memelihara habit pesantren. Tema dari perayaan Hari Santri tahun 2025 ini adalah 'Mengawali Indonesia merdeka menuju peradaban dunia'. (Kemenag.go)
Sepintas memang menag mengharapkan santri sebagai harapan atas pelopor kebangkitan negri Indonesia ini, karena santri dengan pondok pesantren nya yang di anggap sebagai benteng paling kuatnya Indonesia. Namun, pemberian tema ini memberi harapan dunia atas kebangkitan nya Indonesia sebagai peradaban dunia. jika kita cermati dengan sistem sekulerisme yang menancap di negri kita ini, apakah mungkin akan selaras dengan syariat? Tentunya tidak. Terlihat dari sini usaha menjadikan pesantren sebagai pusat pengokohan sekulerisme, dengan mendistorsikan pesantren sebagai pencetak ulama dan pemimpin peradaban islam. Yang tak disadari ini membuat fokus para santri untuk menjadi duta budaya dan motor kemandirian ekonomi, yang seharusnya fokus santri menjadi calon warosatul anbiya'.
Dengan ini santri diarahkan untuk menjadi agen sukulerisme, yang dapat memblokade perjuangan santri, santri dengan perjuangan dijalan Allah, mereka diarahkan dengan perjuangan yang receh tak sesuaiannya dengan islam, ataupun mereka disesuaikan dengan islam moderat yang jelas-jelas bertentangan dengan syariat islam.
Seharusnya kewajiban membangkitkan kembali peradaban islam adalah kewajiban seluruh orang mukmin. Pesantren hanyalah salah satu komponen yang berperan dalam mewujudkan kembali peradaban Islam, namun butuh perjuangan dakwah politik Islam yang terarah untuk hadirnya peradaban Islam yang hakiki.
Karena peradaban islam akan terwujud dengan kesesuaian nya sistem yang digunakan dengan islam, karena islam memiliki peraturan sendiri yang bukan dari tangan-tangan manusia melaikan oleh sang pencipta. Oleh karena itu Peradaban Islam sejati hanya akan terwujud dalam sistem khilafah.
Yang perlu saat ini kita perjuangan bersama, untuk tenggaknya kembali masa itu.
Walahi alambishoab