| 94 Views
Membaca "Peta" Serangan Iran atas Israel
Oleh : Uwik
Kritikus Peradaban Islam
Iran menyerang Israel. Banyak yang euforia. Menganggap bahwa ini adalah bentuk "dukungan nyata" bagi perjuangan Palestina. Iran melibatkan diri dari serangan militer langsung terhadap Israel. Pertanyaannya adalah benarkah serangan Iran ke Israel adalah bentuk nyata dukungan terhadap perjuangan Palestina?
Serangan Iran ke Israel sangat kecil kemungkinan dalam rangka membela perjuangan rakyat Palestina. Kenapa? Selama ini Iran posisinya hanya sekedar mengecam atas semua kebrutalan Israel atas rakyat Palestina. Tidak ada aksi nyata serangan militer kepada Israel.
Namun sekarang Iran melakukan serangan pada Israel. Jika kita telusuri alasannya ternyata bukan dalam rangka membela kepentingan rakyat Palestina. Namun lebih pada alasan membela diri karena konsulatnya di Damaakus di bom oleh Israel sehingga menewaskan 2 Jenderalnya. Dari sini sudah bisa kita baca bahwa serangan Iran ke Israel adalah murni untuk kepentingan negaranya sendiri. Bukan untuk kepentingan perjuangan rakyat Palestina.
Jika memang untuk kepentingan perjuangan rakyat Palestina maka Iran sudah sejak lama akan melakukan serangan militernya terhadap Israel. Bukan saat sekarang saat konsulatnya di bom.
Selanjutnya adalah eskalasi "penyerangan" Iran. "Hanya" menggunakan rudal dan drone saja. Belum menggunakan armada tempur Udara dan daratnya. Apalagi nuklirnya. Belum sebanding dengan kebiadaban Israel yang sudah menerjunkan pesawat pembom, tank2, pasukan infanteri dan semua peralatan militernya untuk meluluhlantakkan Gaza. Jadi Iran masih menggunakan kekuatan "kecilnya." Bisa jadi ini adalah permulaan. Namun bisa jadi itu memang bentuk ketidakseriusannya Iran. Hanya gertak sambal saja.
Hal ini terkonfirmasi dengan apa yang disampaikan oleh perwakilan tetap Iran di PBB pasca serangan Iran. Sebagaimana di kutip di laman rri.co.id Amir Said Iravani (wakil tetap Iran di PBB) dalam publikasinya di media X mengatakan bahwa serangan yang berlangsung hari ahad (14/4) di anggap selesai. Namun pihaknya dapat memberikan respons yang jauh lebih kuat bila Israel melakukan kesalahan lain.
Pernyataan Amir ini jelas menfkonfirmasi bahwa serangan Iran memang jelas untuk membela kepentingan Iran. Bukan untuk membela kepentingan perjuangan rakyat Palestina.
Kedua: serangan Iran hanyalah "pesan" kepada Israel bahwa jangan melakukan kesalahan dengan melakukan serangan ke Iran.
Ketiga: serangan Iran ke Israel hanya "gertakan" saja. Sebab memang hanya sebagai pengirim pesan. Dan akan melakukan serangan "sungguhan" jika Israel melakukan kesalahan lagi. Yakni menyerang Iran dan atau fasilitasnya.
"Melemahnya" sikap Iran pasca serangan ke Israel tidak hanya di baca sebagai "psiwar" saja. Namun juga harus di baca bahwa Iran masih "takut" pada "backing" Israel. Yakni AS.
Pasca serangan Iran ke Israel, Presiden AS Joe Biden langsung bereaksi keras. Dalam konferensi Pres di Gedung Putih dia mengutuk serangan Iran. Bahkan Biden langsung melakukan kontak per telepon dengan PM Israel, Netanyahu dimana AS menegaskan memberikan dukungan terhadap keamanan Israel.
"Saya mengatakan kepada Israel untuk menunjukkan kapasitas yang luar biasa bertahan melawan dan mengalahkan serangan-serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Mengirimkan pesan yang jelas kepada musuh-musuhnya bahwa mereka tidak dapat secara efektif mengancam keamanan Israel," ujar Biden.
Jadi jelas, sikap "melemahnya" Iran lebih karena tekanan AS kepadanya. Iran belum "berani" melawan Israel dengan sesungguhnya karena Iran masih takut pada backibg Israel, yakni AS.
Jadi menurut hemat saya, eskalasi di Timur Tengah akan segera mereda kembali. Tidak akan berlanjut dan berlarut-larut. Dan tidak akan bergeser pada pembelaan pada perjuangan Palestina. Hanya kepentingan pribadi. Dan ini sangat disayangkan.