| 13 Views

Sistem Sekuler Melahirkan Generasi Yang Sadis

Oleh : Wanti Ummu Nazba 

Sebuah peristiwa tragis terjadi pada hari Sabtu tanggal 30 November 2024.
Kejadian tersebut terjadi di sebuah perumahan Lebak Bulus, Cilandak, Jakarta Selatan dan menggemparkan warga sekitar. 

Dengan menggunakan sebilah pisau, seorang anak yang berusia 14 tahun menikam ibu kandungnya. Dia juga menjadi pelaku pembunuhan terhadap ayah dan neneknya. Yang membuat para tetangganya heran, dia dikenal sebagai anak yang pendiam, patuh, dan ramah.

Diapun dikenal di sekolah sebagai siswa yang cerdas, yang sama sekali tidak menunjukkan perilaku negatif dan jahat.
Bahkan sampai saat inipun pihak kepolisian belum bisa mengungkap alasan kenapa anak tersebut bisa bertindak seperti itu. (beritasatu.com, 01-12-2024)

Akibat Sistem Yang Rusak

Kasus pembunuhan yang dilakukan oleh anak terhadap orang tuanya atau terhadap keluarganya, bukanlah insiden tunggal, akan tetapi merupakan bagian dari sebuah fenomena yang sangat menghawatirkan. Kejadian ini bukan semata-mata persoalan individu tetapi mencerminkan kegagalan sistem yang lebih luas saat ini. 

Sistem Saat inilah yang menjadikan manusia atau masyarakat mengabaikan nilai-nilai moral dan spiritual hingga memberikan kontribusi yang besar terhadap rusaknya generasi penerus peradaban. Sistem sekuler yang memisahkan agama dari kehidupan inilah yang menjadi biang permasalahan umat.

Dalam sistem ini, nilai-nilai moral dan spiritual cenderung dikesampingkan dan lebih memfokuskan terhadap nilai materialisme dan individualisme. Sehingga menciptakan masyarakat yang permisif terhadap kekerasan. 

Anak-anak dan remaja saat ini sudah terpapar konten-konten yang tidak bermoral karena media yang seharusnya menjadi sarana edukasi, justru dipenuhi dengan tayangan yang tidak bermoral. Sehingga anak-anak dan remaja meniru perilaku tersebut, dan menjadikan kekerasan sebagai solusi atas konflik yang mereka alami. 

Rusaknya institusi keluarga merupakan salah satu dampak nyata dari penerapan sistem sekuler saat ini. Karena sistem ini sangat meninggikan nilai materialisme sehingga kesuksesan dinilai berdasarkan pencapaian materi dan status sosial sehingga banyak orang tua yang terlalu sibuk dengan kariernya dan mengabaikan emosional anak-anaknya. 

Gagalnya Sistem Sekuler.

Pencapaian materi dan pencapain individual tanpa memberikan ruang yang cukup untuk pembentukan karakter sesuai nilai-nilai luhur, begitulah kiranya sistem sekuler saat ini. 

Akibat dari ini semua, hubungan sosial menjadi renggang, pola asuh dalam keluarga terabaikan dan lingkungan yang didominasi oleh konten yang kental dengan kekerasan juga semekin memperburuk keadaan.

Disisi lain, sistem pendidikan dalam sistem sekuler saat ini terlalu memfokuskan pada pencapaian akademis tanpa memperhatikan pembentukan karakter dan kesehatan mental. 

Anak-anak tidak mendapatkan nilai moral dan perhatian, melainkan anak-anak dibebani dengan tekanan untuk mencapai target nilai yang tinggi. Memang betul, generasi yang dihasilkan memiliki kecerdasan intelektual  yang tinggi, akan tetapi minim sekali kecerdasan emosional dan moralnya sehingga mudah terpengaruh oleh hal-hal negatif. Akan tetapi akar masalah semua ini bukan terletak pada individu atau institusi pendidikan saja. 

Negara juga memiliki tanggung jawab yang besar dalam mencetak generasi yang berkualitas. Gagalnya negara dalam menjalankan fungsi ini menjadi salah satu penyebab utama munculnya generasi yang kehilangan arah.

Islam sebagai Solusi

Begitu kompleksnya masalah ini, seharusnya solusi yang dibutuhkan haruslah menyeluruh dan tepat pada akar permasalahan. 
Satu-satunya cara mendasar adalah dengan mengganti sistem sekuler saat ini dengan sistem islam kaffah yang mampu menciptakan peradaban yang mulia. Yang mampu mencetak generasi muda yang taat, dan berakhlak mulia. 

Didalam islam, akan menciptakan lingkungan sosial yang kondusif. Kemudian pengawasan terhadap Konten-konten di sosial mediapun akan diawasi dan akan disaring, apakah layak ditayangkan atau tidak layak ditayangkan karena mengandung konten-konten yang seronok.

Sosok ilmuwan Islam seperti Ibnu Sina, Al-Khawarizmi, Imam Syafi'i dan masih banyak lagi yang lainnya, mereka adalah contoh dari sejarah islam yang membuktikan bahwasanya ketika islam diterapkan akan melahirkan banyak tokoh-tokoh cemerlang yang tidak sekedar ahli dalam ilmu pengetahuan saja akan tetapi juga memiliki kepribadian islam yang mulia,orang-orang seperti inilah yang lahir dari sistem yang berpijak atau berlandaskan islam.

Sudah seharusnya kita ganti sistem sekuler saat ini yang merusak fitrah manusia kita ganti dengan sistem Islam yang sesuai dengan tuntunan Allah SWT, supaya masyarakat dapat kembali hidup dalam keadaan aman dan damai.
Wallahu 'alam


Share this article via

16 Shares

0 Comment