| 376 Views

Katanya Merdeka, Tapi Rakyatnya Sengsara

Oleh : Ramilah

Secara de jure, Indonesia katanya sudah merdeka. Namun secara de facto hingga kini menjelang usianya yang ke-80 tahun, kenyataannya ironi kemerdekaan banyak dijumpai di negeri ini. Pernyataan dan tindakan pejabat selalu tak sesuai harapan rakyat. Korupsi merajalela, subsidi  tidak merata, biaya hidup  mahal, lapangan pekerjaan sulit, pendidikan mahal, kesehatan terancam, mental melemah, narkoba  beredar luas, perjudian beragam, dan yang paling parah kekayaan alam negeri ini dikuasai pengusaha  yang berkolusi dengan penguasa. Sehingga  yang seharusnya kekayaan alam dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat justru seolah milik mereka. Dan masih banyak lagi penderitaan rakyat yang lainnya.

Begitupun keadaannya saat ini, setiap tahun diperingati hari  kemerdekaan yang digelar setiap tanggal 17 Agustus, dimana masyarakat sangat antusias merayakannya. Mereka menganggap hari itu adalah momen penting bersejarah memperingati perjuangan para pahlawan nasional yang berjuang melawan penjajah pada saat itu. Memang benar negeri ini tak lagi dijajah secara fisik, tapi faktanya masih terjajah secara sistem.

Sistem demokrasi kapitalisme inilah bentuk penjajahan sebenarnya yang masih bercokol di negeri ini. Yang katanya dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Namun rakyat yang mana? Bisa jadi 'rakyat' disini adalah mereka yang punya modal besar yang berhasil menyuap para calon pejabat pada saat pemilu. Dimana para pejabat menjanjikan sesuatu dengan memberikan izin resmi  untuk melancarkan proyek-proyek besar mereka. Sementara rakyat yang lainnya selalu dijadikan sasaran kelinci percobaan, sumber penghasilan, pekerja buruh, serta korban pembodohan.

Mayoritas masyarakat Indonesia ini adalah muslim. Sayangnya sebagian dari mereka masih berpikir sekuler (memisahkan agama dari kehidupan). Mereka mengambil hukum Islam hanya sebagian saja, dan sebagian lainnya dicampakkan. Pemikiran sebagaian besar masyarakat masih dangkal, malas-malasan, masih gemar melakukan kemaksiatan bahkan meninggalkan kewajiban yang diwajibkan oleh syariat.

Kapitalisme sekulerisme yang diterapkan negeri ini, menjadikan masyarakatnya meninggalkan aturan Allah. Padahal aturan Allah sempurna, mengatur hubungan manusia dengan Allah terkait aqidah dan peribadahan,  hubungan manusia dengan dirinya sendiri terkait makanan dan minuman serta akhlak, dan hubungan manusia dengan manusia lainnya terkait muamalah. Oleh karena itu pantas saja kalau keadaan negeri  kacau balau jauh dari rahmat Allah SWT.

Meski Indonesia merayakan kemerdekaannya yang  ke-80, ini makin tampak parah iron karena banyak sekali tanah milik rakyat yang disita negara. Penggusuran, pemblokiran rekening, pemangkasan APBN, penyerahan data pribadi ke Amerika Serikat, kenaikan pajak, dan lainnya justru menunjukkan rakyat ini masih terjajah.

Oleh karena itu, masyarakat harus bangkit, kesadaran mesti dikuatkan agar tidak berlarut-larut terjebak di sistem kufur ini, yang jelas tampak kerusakannya. Ketika masyarakat mulai menyadari, mulai berpikir kritis, mulai introspeksi diri maka jalan untuk menuju kebangkitan akan semakin terang karena sejatinya Allah SWT telah memberikan hidayah petunjuk jalan hidup muslim yang benar yaitu kembali kepada sistem Islam untuk melanjutkan kembali kehidupan Islam yang dulu pernah berlangsung selama 13 abad lamanya.

Untuk melanjutkan kembali kehidupan Islam butuh perjuangan,  yaitu dimulai dari adanya kesadaran, berpikir kritis, dan harapan untuk bangkit. Kemudian bergabung belajar memahami Islam secara kaffah (keseluruhan) lalu menerapkan apa yang seharusnya dilakukan termasuk juga mendakwahkannya. Ini membutuhkan proses yang tidak mudah, butuh kesabaran dalam menghadapi segala tantangan dan rintangan baik dari internal maupun eksternal, juga membekali diri dengan keimanan yang kuat kemudian dijadikan sebagai pegangan agar tetap dalam tujuan dakwah.

Dakwah untuk melanjutkan kehidupan Islam harus sesuai dengan metode yang pernah dilakukan Rasulullah SAW, Metode praktis melalui adanya institusi sebuah negara yaitu Daulah Islamiyyah. Dimana pada saat itu Rasulullah SAW akhirnya menemukan tempat yang layak dijadikan titik sentral berdirinya Daulah, yaitu  di Madinah yang mayoritas masyarakatnya memang menginginkan untuk segera diterapkan sistem Islam.

Daulah Islamiyyah akan menyatukan kembali negeri-negeri muslim menjadi satu negara yang besar dengan kekuatan yang besar. Cahaya Islam pun semakin terang. Keagungan Islam  juga dapat dirasakan oleh seluruh umat manusia dan alam semesta.

Kemerdekaan yang diraihpun adalah kemerdekaan yang hakiki tidak bersifat semu seperti sekarang ini karena Islam dengan segenap aturannya memang untuk kemaslahatan (kebaikan) seluruh alam. Allah SWT berfirman dalam QS Al-A'raf ayat 56 yang artinya,  "Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah (diciptakan) dengan baik. Berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut dan penuh harap. Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang yang berbuat kebaikan."

Wallahu a'lam bishawab


Share this article via

22 Shares

0 Comment