| 166 Views

Indonesia Gelap, Terbitlah Terang dengan Islam

Oleh : Ummu Zahra
Pemerhati Sosial dan Ibu Rumah Tangga 

Tagar "Indonesia Gelap" viral di media sosial seiring dengan demo maraton Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI). Aksi tersebut dilakukan pada Senin, 17 Februari 2025 hingga Kamis, 20 Februari 2025 serentak di berbagai daerah seperti Jakarta, Bogor, Bandung, Lampung, Surabaya, Malang, Samarinda, Banjarmasin, NTB, Aceh, Bali, Papua, Pontianak, Makasar, Riau, Jambi, Yogyakarta, dan Semarang. Demo bertajuk aksi serentak "Indonesia Gelap" ini menggugat beberapa kebijakan baru di antaranya pemangkasan anggaran di sektor pendidikan, evaluasi Makan Bergizi Gratis, hingga efisiensi kabinet merah putih. (tirto.id, 19/02/2025)

13 tuntutan demonstrasi mendesak agar kebijakan pemerintah Prabowo-Gibran berpihak kepada kepentingan rakyat. Termasuk efisiensi anggaran yang dilakukan pemerintah untuk menghemat dana APBN dan membiayai program Makan Bergizi Gratis (MBG), malah menyasar atau memangkas anggaran lain yang lebih urgent seperti anggaran kementrian pendidikan dan kesehatan. Hal itu berbanding terbalik dengan jumlah kabinet yang semakin besar seperti penambahan jabatan baru untuk stafsus, jubir, utusan-utusan yang justru menunjukan ketidakefisienan.

Tagar "Indonesia Gelap" adalah bentuk kekecewaan masyarakat terhadap peraturan baru yang meresahkan. Ketakutan akan gelapnya masa depan bangsa Indonesia jika, segala kebijakan dibuat hanya mendzolimi dan menyesengsarakan rakyat. Ketidakpastian hukum yang buat secara tergesa-gesa dan sepihak tanpa persetujuan dari pihak lain seperti, rakyat hingga hukum yang tidak dievaluasi efek jangka panjangnya, mengundang kecurigaan masyarakat akan adanya kepentingan pribadi/bisnis yang dapat menurunkan tingkat kualitas sarana, prasarana dan pelayanan publik.

Di saat kegelapan melanda suatu bangsa, bukankah kita membutuhkan sebuah cahaya? ya, cahaya itu adalah cahaya Islam. Islam dengan ideologinya mampu menyelesaikan masalah keuangan yang kian minus dengan hanya mengandalkan pajak dan hutang. Ideologi islam memiliki tata cara pengelolaan pemasukan kas yang biasa disebut dengan Baitul mall, sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah Saw; "Kaum muslim berserikat dalam tiga perkara yaitu padang rumput, air, dan api.” (HR Abu Dawud dan Ahmad). Indonesia yang terkenal dengan Sumber Daya Alam melimpah tapi rakyat masih susah "Berdiri di atas Emas, Berjalan tanpa alas" terjadi karena kekayaan SDA tidak dikelola secara mendiri oleh negara, melainkan diserahkan pada swasta dan asing. Sehingga yang menikmati hasil kekayaan alam adalah tikus-tikus berdasi.

Berikut Baitul mall dengan 3 pos sumber pemasukan kas negara dengan Ideologi Islam, di antaranya;

Pertama, pos kepemilikan negara. Pos ini berasal dari harta milik negara berupa; harta rampasan perang, pajak tanah nonmuslim, bea cukai atau usyur, harta milik umum yang dilindungi oleh negara, harta haram milik penjabat atau pegawai negara, harta yang terpendam atau harta karun, harta orang yang tidak mempunyai ahli waris, dan harta orang murtad.

Kedua, pos kepemilikan umum. Pos ini berasal dari harta sumber daya alam (SDA) yang dikelola secara mandiri oleh negara seperti, pertambangan, minyak bumi, emas, dan perak.

Ketiga, pos zakat. Pos ini berasal dari zakat umat muslim baik berupa zakat fitrah, zakat mal, infak, dan juga wakaf.

Dengan Baitul mall tanpa mengurangi/menganggu anggaran di kementrian lain, sebuah negara yang berideologikan Islam dapat memberikan fasilitas, sarana dan prasarana hingga pelayanan publik yang baik tanpa kesenjangan dengan harga murah bahkan gratis.

Habis gelap terbitlah terang. Kegelapan akan kalah dan berakhir. Kebenaran akan datang dan menang. Cahaya Islam akan menyambut kita dengan penuh kedamaian dan kesejahteraan. Dengan aturannya yang kompleks, fleksibel, bijaksana sekaligus adil, serta penuh rahmat dan hikmah dapat menjadikan rakyat berserta pemimpinnya menjadi hamba yang bertakwa kepada Allah Swt. Sekarang tergantung pilihan kita, akan suka rela berada dalam kegelapan atau berjuang bersama menuju cahaya terang.

Wallahualam Bishshawab


Share this article via

51 Shares

0 Comment