| 139 Views
Harga Minyak & Emas Melonjak Usai Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh Tewas
CendekiaPos - Ketegangan di Timur Tengah semakin meningkat setelah berita mengejutkan bahwa Kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh, tewas dalam serangan di kediamannya di Teheran, Iran, pada Rabu (31/7/2024). Kabar ini diumumkan langsung oleh kelompok Hamas dan telah memicu reaksi keras dari berbagai pihak.
Kronologi Pembunuhan
Hamas melaporkan bahwa Ismail Haniyeh tewas akibat serangan udara yang dilakukan oleh Israel. Pada hari sebelumnya, Israel melancarkan serangan udara di Beirut, Lebanon, yang menewaskan seorang komandan tinggi Hizbullah.
"Kami berduka atas kematian Haniyeh. Beliau tewas dalam serangan berbahaya Zionis di kediamannya di Teheran," demikian pernyataan Hamas yang dikutip Reuters.
Pernyataan serupa juga disampaikan oleh Garda Revolusi Iran (IRGC). Lembaga tersebut menyatakan bahwa Haniyeh tewas bersama salah satu pengawalnya dalam serangan tersebut.
"Kediaman Ismail Haniyeh, kepala kantor politik Perlawanan Islam Hamas, diserang di Teheran, dan sebagai akibat dari insiden ini, dia dan salah satu pengawalnya menjadi martir," kata sebuah pernyataan di situs web berita Sepah milik Korps Garda Revolusi Islam, seperti dikutip AFP.
Reaksi dan Tanggapan
Pembunuhan ini membuat Hamas mengeluarkan ancaman serius terhadap Israel. Mousa Abu Marzook, anggota biro politik Hamas, mengecam tindakan ini sebagai aksi pengecut yang tidak akan dibiarkan begitu saja.
"Pembunuhan yang 'pengecut' terhadap Ismail Haniyeh tidak akan dibiarkan begitu saja," ujarnya seperti dikutip Iran News.
Ismail Haniyeh adalah figur penting dalam Hamas sejak ia menjadi Kepala Biro Politik pada tahun 2017. Sebelumnya, ia menjabat sebagai Kepala Hamas di Jalur Gaza dan Perdana Menteri Palestina. Haniyeh sering berada di luar Gaza untuk menghindari serangan dan blokade Israel, serta menjaga komunikasi dengan mitra Hamas seperti Qatar dan Iran.
Dampak pada Harga Minyak dan Emas
Berita kematian Haniyeh segera mempengaruhi pasar komoditas global. Harga minyak dan emas, yang dikenal sebagai aset safe haven, langsung mengalami kenaikan yang signifikan.
Pada pukul 12:30 WIB, harga minyak Brent melonjak 1,59% ke posisi US$ 79,82 per barel, sementara harga minyak West Texas Intermediate (WTI) naik 1,91% menjadi US$ 76,06 per barel.
Emas juga menunjukkan kenaikan, menguat 0,55% ke posisi US$ 2.421,64 per troy ons pada pukul 12:30 WIB. Pada perdagangan sebelumnya, emas telah meningkat 1,04% dan ditutup pada US$ 2.383,54 per troy ons, kembali ke level psikologis US$ 2.400.
Namun, dolar AS justru mengalami penurunan. Indeks DXY, yang mengukur nilai dolar AS terhadap enam mata uang utama dunia, turun 0,13% menjadi 104,24.
Penjelasan Fluktuasi Harga
Ketidakpastian global sering kali menyebabkan investor beralih ke aset yang dianggap aman, seperti emas dan minyak. Emas dan dolar AS memiliki korelasi negatif yang kuat; ketika harga emas naik, dolar AS biasanya turun, dan sebaliknya.
Situasi di Timur Tengah yang semakin tegang akibat pembunuhan Haniyeh menyebabkan ketidakpastian global meningkat, mendorong investor untuk mencari perlindungan di aset safe haven, yang menyebabkan lonjakan harga minyak dan emas.
Kematian Ismail Haniyeh tidak hanya meningkatkan ketegangan di Timur Tengah tetapi juga mempengaruhi pasar komoditas global. Harga minyak dan emas melonjak sebagai respons terhadap meningkatnya ketidakpastian, sementara dolar AS mengalami penurunan. Dunia kini menunggu bagaimana reaksi lanjutan dari Hamas dan Israel, serta dampaknya terhadap stabilitas regional dan global.