| 76 Views

Filisida Maternal Marak Di Sistem Kehidupan Yang Rusak

Oleh : Yeni Ummu Alvin
Aktivis Muslimah

Berbagai kisah tragis kerap dialami oleh ibu dan anak, setelah sebelumnya kisah tragis dan pilu dialami seorang bocah bernama Raya yang harus meregang nyawa dengan tubuh dipenuhi ratusan cacing karena diasuh oleh ibu yang mengalami gangguan jiwa dengan keterbatasan dan kemiskinan hingga tidak mampu mendapatkan pengobatan yang memadai, kali ini kisah pilu kembali dialami dua bocah yang diracuni oleh ibunya agar bisa mati bersamanya. Perbuatan yang dilatarbelakangi oleh depresi karena faktor ekonomi.

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyampaikan bahwa kasus seorang ibu yang tewas bunuh diri usai meracuni dua anaknya di kabupaten Bandung Jawa Barat merupakan terkategori filisida maternal, yakni pembunuhan anak oleh ibu. Filisida adalah tindakan orang tua yang membunuh anaknya sendiri dalam keadaan sadar. KPAI juga meminta kepolisian untuk tetap melakukan proses hukum kasus ini, sehingga dapat terungkap penyebab kematian korban. Iya memang dibunuh oleh ibunya tapi kan faktor utamanya kenapa Ibu sampai melakukan demikian juga perlu diungkap, kata Diyah Puspitarini.(Anggota KPAI). Sebelumnya seorang ibu berinisial EN (34) ditemukan tewas gantung diri dan dua anaknya usia 9 tahun dan 11 bulan diduga diracun di sebuah rumah kontrakan di Banjaran Kabupaten Bandung Jumat 5/9.(Sumber antaranews.com)

Seorang ibu semestinya merupakan orang yang paling besar kasih sayangnya kepada anaknya, kalau ibu membunuh anak pasti ada yang menyebabkan kejiwaannya terganggu, bisa berupa beban berat akibat persoalan ekonomi keluarga z persoalan rumah tangga dan sebagainya. Kasus filisida maternal tidak bisa dilihat hanya dari aspek individu ibu yang dianggap hilang naluri keibuannya, tidak pula hanya persoalan keluarga, namun ada banyak faktor yang melatarbelakanginya, yang kompleks dan berjalan berkelindan sebagai suatu problematika ketika sistem yang diterapkan sakit maka dipastikan pula siapapun yang hidup di dalamnya menjadi sakit.

Sudah sering terjadi kasus serupa yang menjadikan ibu dan anak sebagai korban, namun belum satu pun solusi yang mampu diberikan, bahkan tidak dari KPAI sendiri yang notabenenya berada di posisi pembela ibu dan anak. Ibu yang seharusnya menjadi pelindung dan tempat ternyaman bagi anaknya kini justru memusnahkan anak-anak yang dikasihinya dengan tangannya sendiri, beratnya beban hidup yang dialami seorang ibu akibat himpitan perekonomian, sulitnya lapangan pekerjaan untuk laki-laki, maraknya judol sebagai jalan pintas mencari nafkah menjadikan beban dan kekacauan semakin tidak terhindarkan. Selain menjadi pendidik bagi anak-anaknya kerap kali seorang ibu juga harus menjadi pencari nafkah, dari tulang rusuk menjadi tulang punggung keluarga,hal ini menjadikan seorang ibu rapuh bak sarang laba-laba,semua ini terjadi tidak lain karena negara dalam sistem yang rusak abai dengan tanggung jawabnya kepada rakyatnya.

Penerapan sistem ekonomi kapitalis menjadikan kekayaan berputar pada segelintir orang, begitupula dengan ketersediaan lapangan pekerjaan sangat tidak berpihak kepada rakyat miskin, belum lagi prosedur yang rumit, belum lagi mahalnya harga kebutuhan pokok serta tingginya biaya pendidikan saat ini, menjadikan permasalahan yang kompleks yang kerap menghantui perasaan seorang ibu di sistem ini,sungguh sistem yang kufur tidak akan pernah memberikan solusi bagi setiap problematika yang dialami oleh rakyatnya, apalagi sistem ini tidak berpihak kepada rakyat miskin melainkan kepada yang berduit alias swasta dan elit.

Masalah ini harus segera diselesaikan dengan secara tuntas, untuk itu dibutuhkan adanya sistem yang komprehensif yang menjamin kesejahteraan ibu dan anak, saat ini kehidupan diatur oleh sistem kapitalisme sekuler yang mana naluri keibuan dikalahkan oleh keadaan, ibu yang tega menghilangkan nyawa dan membuang anaknya dikarenakan faktor ekonomi, sehingga marak terjadi filisida maternity.

Satu-satunya sistem yang mampu menjamin kesejahteraan ibu dan anak hanyalah sistem Islam yang telah terbukti selama 13 abad menguasai 2/3 dunia.Islam menjamin seorang ibu bahagia dalam menjalankan fungsi keibuannya, seorang ibu juga tidak dituntut mencari nafkah bahkan dijamin nafkahnya melalui jalur suami dan para wali. Seorang ibu selama hamil dan menyusui juga boleh tidak berpuasa sebagai perlindungan atas kesehatannya dan bayinya. Perempuan juga dimuliakan dalam kapasitasnya sebagai seorang ibu.


Share this article via

11 Shares

0 Comment