| 360 Views
Dari Supir Angkot Hingga Semakin Mendekati Kekayaan Elon Musk: Kisah Menginspirasi Prajogo Pangestu
CendekiaPos - Prajogo Pangestu, nama yang meroket dalam daftar orang terkaya dunia, kini duduk di peringkat ke-24 dengan kekayaan mencapai US$ 56,2 miliar atau setara dengan Rp 872,65 triliun. Kesuksesannya yang memukau dan prestasinya yang luar biasa tidak terlepas dari perjalanan hidup yang penuh perjuangan.

Meski kini dikenal sebagai salah satu taipan terbesar di Asia, Prajogo bermula dari latar belakang sederhana. Ia dulunya adalah seorang supir angkot di Kalimantan, Indonesia.
Meski kini dikenal sebagai salah satu taipan terbesar di Asia, Prajogo bermula dari latar belakang sederhana. Ia dulunya adalah seorang supir angkot di Kalimantan, Indonesia. Keterbatasan ekonomi keluarganya hanya memungkinkan Prajogo untuk menamatkan pendidikan tingkat menengah pertama.
Namun, semangat dan kegigihan Prajogo membawanya lebih jauh. Di tengah kesulitan, ia membuka usaha kecil-kecilan dengan menjual bumbu dapur dan ikan asin. Namun, takdir berubah ketika ia bertemu dengan pengusaha kayu asal Malaysia, Burhan Uray, yang kemudian mengajaknya bergabung di PT Djajanti Grup pada tahun 1969.
Dengan etos kerja yang tinggi, Prajogo naik pangkat menjadi General Manager Pabrik Plywood Nusantara setelah tujuh tahun berdedikasi. Namun, hasrat bisnis dan jiwa pengusaha sejati mendorongnya untuk lebih jauh. Pada tahun 1977, setelah setahun menjabat sebagai GM, Prajogo memutuskan untuk resign dan membeli perusahaan kayu yang sedang krisis, yaitu CV Pacific Lumber Coy.
Prajogo tak gentar meski harus meminjam sejumlah dana untuk akuisisi tersebut. Keputusannya membawa dampak positif, karena dalam waktu satu tahun, ia berhasil mengembalikan pinjaman dan CV Pacific Lumber Coy pun berkembang pesat, bertransformasi menjadi PT Barito Pacific.
Perjalanan kesuksesan Prajogo terus berlanjut. Pada 1993, perusahaannya, Barito Pacific, go public dan menjadi salah satu perusahaan kayu terbesar di Indonesia. Namun, keberhasilannya tidak membuatnya berpuas diri. Prajogo terus melakukan ekspansi bisnis dengan mendirikan PT Chandra Asri Petrichemical Center dan PT Tri Polyta Indonesia Tbk.
Barito Pacific semakin memperkuat posisinya di dunia bisnis dengan mengakuisisi 70% saham perusahaan petrokimia Chandra Asri pada 2007. Bergabungnya Chandra Asri dengan Tri Polyta Indonesia pada 2011 menjadikan mereka produsen petrokimia terintegrasi terbesar di Indonesia.
Tahun 2023 menjadi tonggak penting bagi Prajogo, di mana dua perusahaannya, PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk. (CUAN) dan PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN), melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). BREN bahkan mencatatkan diri sebagai emiten dengan kapitalisasi pasar terbesar di Indonesia.
Kisah luar biasa Prajogo Pangestu mengajarkan kita bahwa keberhasilan tidak mengenal batas. Dari supir angkot hingga mendekati kekayaan Elon Musk, perjalanan hidupnya adalah inspirasi bagi setiap individu yang bermimpi besar dan bersedia berjuang untuk mewujudkannya.