| 35 Views
One Piece Cermin Kekecewaan Terhadap Ketidakadilan Di Negeri Kapitalis

Oleh : Yeni Ummu Alvin
Aktivis Muslimah
Kekecewaan mendalam yang dialami oleh masyarakat, telah menghantarkan mereka pada pengibaran bendera bajak laut dari serial One Piece, kasus ini marak terjadi menjelang perayaan hari kemerdekaan RI yang ke-80, sontak aksi ini menuai pro dan kontra ketika dikaitkan dengan momen sakral kenegaraan, fenomena ini pun memantik kembali diskusi soal batas antara budaya populer dan penghormatan terhadap simbol-simbol nasional, terutama saat suasana peringatan kemerdekaan yang semakin terasa di berbagai penjuru tanah air. Sementara makna bendera One Piece itu adalah merepresentasikan kebebasan, loyalitas dan tekad untuk melindungi sahabatnya (bajak laut).
Sementara itu anggota DPR dari fraksi partai Golkar Firman Suebagyo menyatakan penolakan atas aksi tersebut karena dinilai berpotensi menjadi simbol pembangkangan terhadap negara, terlebih lagi hal itu dilakukan menjelang peringatan hari kemerdekaan RI pada 17 Agustus mendatang, simbol bajak laut dalam konteks publik dinilai bisa mengarah pada bentuk provokasi yang mengikis nilai-nilai kebangsaan bahkan ini bisa dikategorikan tindakan makar jadi dibutuhkan tindakan tegas, ujarnya di Kompleks Parlemen Senayan, dikutip dari kompas.com, (31/7/2025). Iya juga menambahkan maraknya penyebaran simbol semacam itu tak lepas dari derasnya arus digital yang memungkinkan penyebaran informasi sesat dan provokatif secara masif.
Beginilah pemerintahan dalam sistem kapitalis, yang tidak menerima adanya koreksi dari masyarakat serta tidak mendengarkan aspirasi ataupun bentuk kekecewaan dari rakyatnya, harusnya seruan pengibaran bendera One Piece ini ditanggapi dengan mengevaluasi diri para elit penguasa untuk semakin bebenah dalam hal pengaturan urusan rakyat, mewujudkan kesejahteraan dan keadilan sesuai yang diharapkan rakyatnya.
Tentunya aksi pengibaran bendera bergambar bajak laut dari serial One Piece ini tidak terjadi begitu saja, namun hal ini didorong oleh berbagai macam kekecewaan yang dialami rakyat atas berbagai kebijakan yang dibuat oleh negara yang tidak pernah mewakili kepentingan rakyat, hal ini juga bentuk cinta rakyat terhadap negeri ini yang tidak rela negerinya terus di dera penderitaan akibat ulah para oligarki, cerita ketidakadilan dalam kisah One Piece mencerminkan kondisi negeri ini, di mana segelintir pejabat menikmati kekuasaan, sementara rakyat tertindas, kebijakan yang dibuat hanya berpihak demi kepentingan elit sehingga rakyat terus tercekik oleh kezaliman struktural, seperti maraknya korupsi serta berbagai penindasan terkait kebijakan contohnya kebijakan tanah nganggur 2 tahun disita negara dan rekening nganggur/ pasif 3 bulan diblokir oleh negara.
Saat ini umat telah sadar akan berbagai kerusakan dan kezaliman yang ditimbulkan dari kebijakan yang lahir dari sistem saat ini, penerapan sistem kapitalis yang menjadi akar masalah di negeri ini. Perubahan tidak sekedar butuh semangat, dalam perubahan juga umat Islam tidak boleh terpalingkan kepada simbol-simbol yang tidak berasal dari Islam, termasuk pula simbol One Piece sama sekali tidak mewakili perubahan yang diinginkan umat Islam, mengadopsi simbol dari luar Islam hanya akan memalingkan dari perubahan yang hakiki.
Kesadaran umat yang menginginkan perubahan saat ini harus diarahkan kepada perubahan yang hakiki, yaitu dengan mencampakkan sistem buatan manusia dan menggantinya dengan sistem yang berasal dari Allah subhanahu wa ta'ala Sang Pencipta alam semesta. Hanya dengan menerapkan syariat Islam secara Kaffah maka umat akan terbebas dari kemudaratan sistem kapitalisme.
Islam diturunkan bukan sekedar ajaran spiritual, tetapi juga sebagai sistem hidup yang menjadikan umat Islam sebagai khairu ummah (umat terbaik), Yang menegakkan keadilan dan menolak segala bentuk penindasan, melakukan amar ma'ruf dan mencegah kemungkaran. Penting bagi umat untuk memahami hakikat kemerdekaan agar kesadaran yang dimiliki Umar saat ini dapat mendorong umat untuk membawa kepada perubahan yang hakiki.
Sesungguhnya Allah subhanahu Wa Ta'Ala menurunkan Islam untuk membebaskan manusia dari penjajahan menuju kemerdekaan dari kedzaliman menuju keadilan dan dari kesesatan menuju jalan hidayah, kemerdekaan hakiki hanya bisa terwujud ketika Islam tegak sebagai pengatur kehidupan yang ditegakkan oleh institusi negara yang berdaulat untuk menerapkan syariat Islam. Negara Islam paham betul akan tugasnya sebagai pelaksana syariat dan dipimpin oleh individu yang bertakwa yang takut pada Tuhannya, negara Islam juga tidak anti kritik dan akan mendengarkan keluhan serta aspirasi dari rakyatnya.
Wallahu a'lam bishowab.