| 42 Views
Seruan Intelektual Jerman untuk Mengakhiri Dukungan terhadap Israel: Tanggung Jawab atas Tragedi Gaza
Oleh : Abu Aufa
Jurnalis
CendekiaPos - Sekelompok intelektual terkemuka Jerman menyerukan diakhirinya dukungan negaranya terhadap Israel, menyoroti tanggung jawab Jerman atas kejahatan kemanusiaan di Gaza. Mereka menuntut Jerman menghentikan bantuan militer, diplomatik, dan hukum kepada Israel serta membayar reparasi atas kehancuran yang masif.
"Jerman Harus Bertanggung Jawab"
Michael Barenboim, seorang violinis ternama sekaligus putra dari Daniel Barenboim, pianis dan konduktor dunia asal Argentina-Israel, menyampaikan kritik keras terhadap dukungan Jerman kepada Israel dalam konferensi pers di Berlin. Ia menyebut serangan Israel di Gaza, Tepi Barat, dan Lebanon sebagai "pembantaian tanpa akhir" yang telah menjadi tayangan langsung bagi dunia selama lebih dari setahun terakhir.
"Pembantaian tak berujung yang terjadi di Gaza, tetapi juga di Tepi Barat dan Lebanon, mengharuskan Jerman untuk menghentikan dukungannya terhadap Israel, baik secara militer, diplomatik, maupun hukum," ujar Barenboim.
Pernyataan ini menggambarkan semakin meningkatnya kecaman internasional terhadap Israel atas tindakannya di Gaza, terutama di bawah pemerintahan Benjamin Netanyahu dan Menteri Pertahanan Yoav Gallant.
"Kampanye Pemusnahan" di Gaza
Kritik Barenboim mendapat dukungan dari Hanna Kienzler, seorang akademisi dari King’s College London. Ia menyebut bahwa Jerman memiliki tanggung jawab besar atas "kampanye pemusnahan" yang dilakukan oleh Israel di Gaza.
"Jerman memiliki keterlibatan besar dalam kampanye pemusnahan yang diperintahkan oleh negara Israel di Gaza. Karena itu, Jerman berbagi tanggung jawab atas konsekuensi jangka panjang dari genosida ini," tegasnya.
Komentar Kienzler menggarisbawahi kritik terhadap kebijakan luar negeri Jerman yang tetap memberikan dukungan kepada Israel meski meningkatnya jumlah korban sipil akibat serangan militer Israel di Gaza.
Dukungan Militer Jerman terhadap Israel
Sebagai sekutu utama Israel, Jerman telah lama memberikan bantuan militer yang signifikan. Data menunjukkan:
- Pada tahun 2023, Jerman menyetujui penjualan senjata dan peralatan militer ke Israel senilai $356 juta.
- Meskipun angka resmi untuk tahun 2024 lebih rendah, yaitu $16,4 juta, keterlibatan militer Jerman tetap menjadi perhatian serius.
Bantuan ini telah memicu kritik dari berbagai pihak yang menyatakan bahwa dukungan militer Jerman secara tidak langsung mendukung aksi militer Israel yang dianggap melanggar hukum internasional.
Dampak Serangan Israel di Gaza
Serangan Israel di Gaza telah menyebabkan krisis kemanusiaan yang belum pernah terjadi sebelumnya:
- Korban Jiwa: Selama lebih dari setahun terakhir, ribuan warga sipil, termasuk perempuan dan anak-anak, tewas akibat serangan udara dan blokade.
- Krisis Pengungsian: Hampir seluruh populasi Gaza terpaksa mengungsi akibat kehancuran besar-besaran infrastruktur.
- Blokade Total: Kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan telah mendorong penduduk Gaza ke ambang kelaparan.
Kritik terhadap Kebijakan Jerman
Banyak pihak menilai bahwa dukungan Jerman terhadap Israel tidak hanya memperburuk konflik di Gaza, tetapi juga bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan yang diklaim Jerman junjung tinggi. Seruan dari Barenboim dan Kienzler menunjukkan meningkatnya tekanan pada pemerintah Jerman untuk merevisi kebijakannya dan mengambil langkah-langkah yang lebih berfokus pada keadilan dan kemanusiaan.
Apakah Jerman Akan Mengubah Pendiriannya?
Kritik dari intelektual terkemuka ini mencerminkan perubahan opini publik di Jerman dan Eropa secara umum terhadap kebijakan luar negeri Israel. Di tengah meningkatnya kecaman internasional, Jerman menghadapi dilema besar: terus mendukung Israel sebagai bagian dari kewajiban historis pasca-Holocaust atau mendengarkan seruan global untuk keadilan bagi Palestina.
Bagi dunia, ini adalah pengingat bahwa tanggung jawab kemanusiaan harus melampaui aliansi politik. Tragedi di Gaza membutuhkan suara kolektif untuk menghentikan kekerasan dan memulihkan harapan bagi rakyat Palestina.