| 139 Views
Badai PHK Melanda, Rakyat Makin Sengsara

Oleh : Diana Nofalia, S.P.
Aktivis Muslimah
Baru-baru ini PT Danbi International yang memproduksi bulu mata palsu, menghentikan produksinya per kemarin, Rabu (19/2/2025). Disebutkan, ada 2.100-an orang karyawan bekerja di PT Danbi International. Artinya, lebih dari 2.000 orang buruh terancam tidak memiliki sumber pendapatan. (https://www.cnbcindonesia.com/news/20250220140409-4-612219/tangis-buruh-di-ri-jelang-lebaran-tiba-tiba-phk-massal-menghantui)
Di tempat lain, ada 400 orang buruh PT Sanken Indonesia dipastikan akan kehilangan pekerjaan alias kena pemutusan hubungan kerja (PHK) setelah perusahaan menutup total pabriknya pada Juni 2025 nanti. Penutupan pabrik itu dilakukan menyusul perintah dari induk perusahaan yang berlokasi di Jepang.
PT Sanken Indonesia berlokasi di Kawasan Industri MM2100 Cibitung, Bekasi ini memproduksi komponen elektronik seperti transformer (trafo).
Tutupnya pabrik dan PHK PT Sanken Indonesia, ujarnya, merupakan alarm darurat ancaman PHK puluhan ribu karyawan di sektor industri elektronik. Di mana sebelumnya juga ratusan ribu buruh ter-PHK di sektor industri tekstil, garmen, sepatu, sepanjang tahun 2024. Juga, kata dia, di awal tahun 2025 ini, PT Yamaha Music Indonesia, yang memproduksi piano dan berorientasi ekspor, telah memangkas 1.100-an orang buruhnya. Yaitu 400-an orang di pabrik di Cibitung dan 700-an orang di pabrik di Jakarta. (https://www.cnbcindonesia.com/news/20250221153112-4-612598/bos-buruh-bunyikan-alarm-darurat-phk-massal-ancam-mau-demo-besar)
Efisiensi karyawan ternyata juga akan dilakukan di instansi pemerintah. Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025 tentang Efisiensi Belanja dalam Pelaksanaan APBN dan APBD Tahun Anggaran 2025 menjadi landasan bagi upaya pemerintah melakukan penghematan anggaran negara.
Kebijakan ini menyasar berbagai kementerian dan lembaga, termasuk pemerintah daerah, dengan tujuan mencapai efisiensi anggaran belanja hingga Rp306,69 triliun. Namun, efisiensi ini tidak hanya berdampak pada pemangkasan anggaran, tetapi juga pada program-program berjalan dan pemotongan jumlah karyawan. (https://tirto.id/dampak-efisiensi-anggaran-2025-dari-phk-hingga-potong-beasiswa-g8lK)
Badai PHK di tahun ini makin menghantui, beberapa dampak dari efisiensi anggaran. Selain itu juga terjadi gelombang PHK di pabrik-pabrik tanah air karena berbagai hal. Hal ini tentunya akan berdampak kepada ekonomi rakyat. Disaat kebutuhan hidup makin meroket disebabkan harga barang-barang banyak yang naik, tentunya kehilangan pekerjaan merupakan masalah besar bagi rakyat Indonesia saat ini.
Disisi lain mencari pekerjaan pada saat ini Adabukanlah hal yang mudah. Ada banyak kriteria yang begitu menyulitkan termasuk batasan usia.
Namun dalam sistem kapitalisme buruh adalah faktor produksi yang akan dikorbankan untuk menyelamatkan perusahaan. Walaupun ada jaminan pemberian 60% gaji selama 6 bulan melalui Program Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP) dengan batas atas upah 5 juta tidak akan menyelesaikan persoalan karena kehidupan tidak hanya berlaku selama 6 bulan saja.
Islam menjadikan penguasa untuk mengurus rakyat dan menjamin kesejahteraannya orang per orang sehingga dapat hidup layak dan tercukupi semua kebutuhan dasarnya. Islam memilki mekanisme untuk menjamin kesejahteraan rakyat.
Untuk mencapai kesejahteraan untuk seluruh rakyat, sistem ekonomi Islam sangat memperhatikan sistem distribusi kekayaan. Dalam pandangan sistem ekonomi Islam, buruknya distribusi kekayaan di tengah masyarakat itulah yang membuat timbulnya kemiskinan dan ketimpangan ekonomi.
Dalam ekonomi Islam, distribusi kekayaan terwujud melalui mekanisme syariah, yaitu mekanisme yang terdiri dari sekumpulan ketentuan syariah yang menjamin pemenuhan barang dan jasa bagi setiap individu rakyat. Mekanisme syariah ini terdiri dari mekanisme ekonomi (aktivitas yang bersifat produktif) dan mekanisme non ekonomi (aktivitas non- produktif, misalnya dengan jalan pemberian zakat, hibah, sedekah, dan lain-lainnya). Distribusi non-ekonomi mencakup pula sejumlah larangan, antara lain tindak korupsi, pemberian suap dan hadiah kepada para penguasa; yang ujung-ujungnya menyebabkan penumpukan harta hanya di tangan orang kaya dan pejabat saja.
Islam menjamin kesejahteraan merata secara adil sehingga bisa dinikmati oleh setiap individu rakyat. Dalam hal ini negara berperan besar dalam distribusi kekayaan agar berjalan baik dan rakyat terpenuhi kebutuhan pokok, baik kebutuhan dasar individu (sandang, pangan dan papan), maupun kebutuhan dasar masyarakat (keamanan, kesehatan dan pendidikan). Pemenuhan kebutuhan pokok individu dengan cara memastikan penerapan hukum nafkah (ahkam an-nafaqat). Jika hukum ini sudah diterapkan dan individu tetap tidak mampu, barulah negara berperan langsung untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka. Adapun terkait kebutuhan dasar masyarakat, negara berperan secara langsung dengan menyediakan ya secara cuma-cuma.
Keberhasilan sistem Islam dalam mensejahterakan masyarakat bukanlah tanpa bukti. Fakta sejarah membentang selama lebih 1400 tahun bukti nyata kemampuan Islam untuk mensejahterakan rakyatnya, baik muslim maupun non-muslim. Pada masa Khalifah Umar bin Abdul Aziz yang hanya 3 tahun (99-102 H/818-820 M) sebagaimana ditulis oleh Ibnu Abdil Hakam dalam Siroh Umar bin Abdul Aziz, kesejahteraan juga dirasakan oleh seluruh rakyat. Hal ini tergambar dari ucapan Yahya bin Said, seorang petugas zakat masa itu, saat membagikan zakat, saya tidak menjumpai seorang miskin pun. Umar bin Abdul Aziz telah menjadikan setiap individu rakyat pada waktu itu berkecukupan."
Kemampuan Islam mensejahterakan rakyatnya diakui pula oleh penulis non-muslim yang jujur. Will Durant, dalam _The Story of Civilization, vol. XIII, menulis: Para khalifah itu juga telah memberikan keamanan kepada manusia hingga batas yang luar biasa besarnya bagi kehidupan dan kerja keras mereka. Para khalifah itu juga menyediakan berbagai peluang untuk siapapun yang memerlukannya dan memberikan kesejahteraan selama berabad-abad dalam wilayah yang sangat luas.
Dengan demikian hanya dengan sistem Islamlah sesungguhnya masyarakat akan mendapatkan kehidupan yang layak dan sejahtera. Bagaimana mungkin kita meragukan sistem ini, sistem yang bersumber dari Sang pencipta manusia dan tentunya pasti akan mendatangkan kemaslahatan bagi manusia itu sendiri. Berbeda dengan sistem lainnya yang bersumber dari kecerdasan manusia yang pada hakikatnya terbatas.
Wallahu a'lam.