| 8 Views
Muharram: Momentum Hijrah Menuju Penerapan Islam yang Kaffah

Oleh: Ummu Zaid
Pemerintah Indonesia menetapkan 1 Muharram 1447H jatuh pada hari Jumat tanggal 27 Juni 2025 adalah awal pergantian tahun baru Islam. Muharram adalah salah satu waktu yang dianjurkan untuk melaksanakan ibadah puasa serta memiliki keutamaan setelah ramadan. Tentunya umat Islam tidak mencukupkan diri berpuasa saja tapi ada makna lain dibalik pergantian tahun baru hijriah yang bisa menjadi kilas balik umat Islam menuju perubahan yang hakiki.
Kebahagiaan menyambut pergantian tahun Muharram tidak cukup diisi dengan pawai obor, parade sepeda motor atau yang lain. Pergantian tahun baru Islam momentum untuk memperbaiki diri dari tahun-tahun sebelumnya atau instrospeksi diri bagaimana umat Islam yang ada dibelahan dunia yang lain masih dalam kondisi susah, sulit bahkan ditimpa penderitaan yang belum usai. Palestina masih mengalami genosida dari Israel, kelaparan yang akut menimpa warga Gaza, bantuan sulit masuk kepada mereka, ditambah juga pengkhianatan pemimpin arab yang tidak mengirimkan pasukan untuk mengusir tentara Israel dari bumi Palestina. Hari ini negeri-negeri muslim masih terbelenggu nasionalisme sehingga merasa penderitaan warga Gaza tidak dianggap penting.
Belum lagi Indonesia adalah negeri dengan mayoritas penduduk muslim terbesar kedua setelah Pakistan, potret buram masalah yang ada di Indonesia contohnya korupsi, kemiskinan, pengangguran, narkoba, tawuran pelajar, pajak yg tinggi, daya beli masyarakat menurun, kriminalitas masih belum tuntas sampai sekarang, sungguh miris permasalahan umat Islam yang ada di dunia ini. Sebenarnya apa yang terjadi dan Solusinya seperti apa sehingga problematika yang menimpa umat Islam bisa terurai dan tuntas diselesaikan tanpa menimbulkan masalah lagi.
Kapitalisme adalah sistem yang memisahkan agama dari kehidupan, dampak dari penerapa sistem ini terjadi kerusakan, kesengsaraan umat Islam karena mencampakkan syariat Islam. Padahal umat Islam punya aturan dari Allah SWT yaitu sistem Islam yang memposisikan Allah SWT sebagai pencipta dan pengatur mereka
Allah memberikan predikat kepada umat Islam dengan umat yang terbaik, Allah SWT berfirman dalam surat Ali 'Imran ayat 110.
كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِٱلْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ ٱلْمُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِٱللَّهِۗ
Artinya: Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada ya ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah...
Realitas hari ini umat Islam jauh banget dari umat yang terbaik karena ada perintah Allah SWT yang ditinggalkan, mengapa ini bisa terjadi dengan negeri-negeri Islam yang rata-rata mayoritas penduduknya Islam. Umat Islam banyak yang memisahkan hukum dari kehidupan mereka alias sekulerisme dengan menerapkan hukum Allah hanya diranah individu sedangkan hukum Allah dalam ranah masyarakat, negara belum diterapkan secara menyeluruh, tentunya ini berdampak pada predikat umat terbaik tidak nampak pada umat Islam.
Kemuliaan umat Islam dan predikat umat terbaik dapat diraih kembali dengan menerapkan hukum-hukum Allah SWT dengan total baik dalam aspek individu, masyarakat, negara.
Di bulan Muharram ada peristiwa hijrahnya Rasulullah dari Mekah ke Madinah adalah salah satu peristiwa paling penting dalam sejarah Islam. Peristiwa ini bukan hanya perpindahan fisik, tetapi juga merupakan tonggak perubahan strategis dalam dakwah Islam dan awal terbentuknya negara Islam yaitu khilafah yang menerapkan hukum-hukum Allah SWT secara total.
Saat ini umat Islam perlu disadarkan akan pentingnya aturan Islam diterapkan ditengah-tengah kehidupan umat Islam, sehingga keridhoan dan keberkahan Allah SWT akan hadir, maka butuh jama'ah dakwah yang konsisten menunjukkan jalan tentang Islam yg sempurna kepada umat Islam yang sudah jauh dari Islam dan mengedukasi masyarakat tentang pentingnya kembali kepada aturan Allah SWT tanpa tapi dan nanti.
Allah berfirman dalam QS. Thaha: 124, yang berbunyi:
وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى
Artinya: "Dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta."