CendekiaPos - Pejabat Valencia memperingatkan bahwa hujan berikutnya berpotensi menimbulkan dampak parah karena lapisan lumpur tebal yang masih tersisa dari badai sebelumnya.
Setelah dua minggu dari banjir terdahsyat dalam sejarah modern Spanyol yang menewaskan lebih dari 200 orang, kini warga di wilayah-wilayah terdampak sedang bersiap menghadapi badai baru. Cuaca ekstrem diperkirakan kembali membawa hujan lebat ke beberapa daerah di Spanyol, khususnya di wilayah Valencia yang paling parah terdampak pada 29 Oktober lalu.
Badan Meteorologi Spanyol, AEMET, telah mengeluarkan peringatan oranye untuk daerah Valencia dan sekitarnya. Peringatan ini merupakan tingkat tertinggi kedua untuk potensi hujan lebat atau badai yang dapat menyebabkan banjir susulan. Hingga saat ini, korban jiwa akibat banjir tersebut tercatat sebanyak 222 orang setelah volume hujan setara dengan curah hujan satu tahun turun hanya dalam hitungan jam.
Rosa Tauris, juru bicara komite darurat Valencia, mengatakan bahwa dampak hujan berikutnya dapat sangat serius mengingat masih banyak lumpur yang menumpuk dari banjir sebelumnya dan sistem drainase yang belum sepenuhnya pulih. Tauris meminta pemerintah daerah dan organisasi terkait untuk segera mengambil langkah preventif, seperti menutup sekolah dan menghimbau agar warga bekerja dari rumah serta menunda perjalanan yang tidak mendesak.
Sebagai langkah antisipasi, Dewan Kota Chiva—salah satu daerah terparah—telah membatalkan seluruh aktivitas sekolah dan olahraga. Di Aldaia, para pekerja menumpuk karung pasir untuk menggantikan pintu banjir yang hancur pada banjir sebelumnya, dengan harapan dapat mencegah luapan kembali dari Sungai Saleta. Pekerjaan pembersihan juga dilakukan dengan membersihkan parit dan drainase yang tersumbat oleh pohon tumbang, ban, dan bagian-bagian mobil yang hanyut dalam banjir sebelumnya. Pada hari Senin, sekitar 10.000 ton sampah berupa furnitur, peralatan rumah tangga, dan pakaian telah diangkut, setara dengan sampah tahunan di kota Valencia.
Peringatan cuaca serupa juga dikeluarkan untuk Kepulauan Balearic, sebagian Galicia di barat laut, Catalonia di timur laut, dan Andalusia di selatan. Monica Lopez, peramal cuaca, menyampaikan dalam siaran TV nasional bahwa badai kali ini tidak diperkirakan akan sebesar badai dua minggu lalu di Valencia, meskipun warga tetap diminta untuk waspada.
Kunjungan Raja
Di tengah persiapan tersebut, Raja Spanyol, Felipe VI, mengumumkan bahwa ia bersama Ratu Letizia akan kembali mengunjungi pusat-pusat bencana awal pekan depan. Sebelumnya, pasangan kerajaan ini sempat mendapat sorakan dan dilempari lumpur oleh para korban banjir yang tidak puas dengan penanganan pemerintah. Raja Felipe dijadwalkan kembali ke Valencia pada hari Selasa untuk bertemu dengan para tentara yang turut serta dalam kerja bantuan pasca-banjir pada 29 Oktober.
Perdana Menteri Pedro Sanchez juga mengumumkan paket bantuan tambahan senilai hampir 3,8 miliar euro (sekitar Rp62 triliun) untuk warga, pemilik properti, dan petani yang terdampak bencana. Sebelumnya, pemerintah telah mengumumkan paket pemulihan ekonomi lebih dari 10,6 miliar euro (sekitar Rp173 triliun) untuk mendukung korban banjir dan pemulihan kawasan terdampak. Diperkirakan, biaya pemulihan total dari bencana ini akan mencapai puluhan miliar euro.
Namun, bantuan ini tak menghalangi rasa frustrasi warga. Pada Minggu lalu, puluhan ribu orang turun ke jalan memprotes tanggapan lambat pemerintah terhadap bencana banjir tersebut.
Spanyol kini berada dalam ketidakpastian cuaca, menghadapi badai susulan dengan kondisi tanah yang belum pulih sepenuhnya. Badai baru ini menjadi ujian berat bagi warga dan pihak berwenang untuk mengatasi bencana alam yang terus mengancam di tengah upaya pemulihan.