| 214 Views
Suara Gen Z, Energi Baru untuk Kebangkitan Umat

Oleh: Kursiyah Azis
Penulis dan Aktivis Muslimah
Setiap zaman, Dunia akan selalu melahirkan para pemuda yang menjadi motor perubahan. Jika dahulu sahabat muda Rasulullah ﷺ tampil sebagai penopang dakwah, kini giliran Gen Z yang hadir membawa semangat serupa. Dengan iman, intelektualitas, dan semangat berbagi, mereka akhirnya menyadari bahwa kebangkitan umat hanya mungkin terwujud bila suara mereka bersatu dalam perjuangan yang lebih besar dari sekadar perjuangan dalam urusan pribadi masing-masing.
Seorang Psikolog Anak dan Remaja, Anastasia Satriyo, M.Psi., psikolog menilai bahwa Gen Z hari ini memiliki mekanisme tersendiri dalam menghadapi tekanan yang berbeda dengan generasi sebelumnya. Mengutip dari Kompas.co.id(5/9/2025) melalui akun Instagram pribadinya, Anastasia menjelaskan bahwa generasi boomer umumnya bertahan dengan mekanisme fight, yakni mengandalkan otoritas dan kekuasaan atau fawn, seperti kecenderungan patuh secara berlebihan. Sementara itu Gen X dan Milenial justru lebih sering terbawa pola fight or flight dengan kecenderungan memilih flight atau menghindar demi rasa aman. Sedangkan Gen Z secara psikologis sudah mampu menggunakan mekanisme face.
Energi Gen Z dan Kesadaran Perubahan
Gen Z adalah mereka yang lahir di tengah krisis global yang cukup kompleks, dimana dunia hari ini telah terjadi krisis identitas, moral, ekonomi, lingkungan, hingga politik. Mereka tumbuh dengan akses informasi tanpa batas, sehingga lebih kritis dalam memandang ketidakadilan. Kesadaran ini melahirkan sense of urgency bahwa perubahan tidak bisa ditunda.
Suara mereka menjadi alarm sosial yang menyadarkan umat agar tidak terus terjebak dalam sistem yang rusak. Sehingga dengan demikian makan generasi ini membawa beberapa poin energi khas, diantaranya;
Pertama. Kreatif & adaptif. Gen Z mampu melahirkan gagasan segar dalam menghadapi problem umat. Ke dua, Solidaritas tinggi. Mereka juga bisa lebih mudah membangun gerakan digital untuk isu kemanusiaan. Yang ketiga mereka punya keberanian untuk bicara. Gen Z tidak segan menantang status quo, baik terhadap rezim politik, sistem pendidikan, maupun gaya hidup materialistik.
Energi Gen Z tersebut adalah modal berharga jika diarahkan pada visi kebangkitan umat, karena selain punya efek positif disegala kondisi, energi itu juga akan menjadi kekuatan dahsyat yang melampaui batas usia mereka.
Suara Gen Z sebagai Gelombang Kebangkitan
Hari ini Suara Gen Z tidak lagi sekadar ekspresi, tetapi telah menjadi narasi tandingan terhadap sistem sekuler yang gagal. Mereka mulai bicara tentang keadilan, keutuhan keluarga, moralitas, dan bahkan solusi Islam yang komprehensif. Inilah yang menjadikan suara Gen Z bukan hanya kritik, tapi juga trigger kebangkitan.
Namu meskipun potensinya besar, tantangan serius pun selalu muncul untuk menjerumuskan Gen Z ke arah negatif seperti; arus hedonisme, distraksi digital, serta upaya sistem global menjerat Gen Z dalam budaya konsumtif. Jika tidak diarahkan dengan ideologi yang jelas, energi mereka bisa terkuras hanya untuk tren sesaat, bukan perubahan hakiki.
Sehingga dipandang penting untuk mengarahkan potensi positif tersebut pada Kebangkitan Umat agar suara Gen Z benar-benar menjadi energi kebangkitan yang sesungguhnya. Olehnya itu maka pembinaan ideologis menjadi sesuatu yang penting dalam membekali mereka dengan pemahaman Islam sebagai solusi total. Selain itu, pilihan menghadirkan ruang ekspresi yang konstruktif, pun dapat dilakukan agar bisa menambah wawasan baik di dunia digital maupun komunitas nyata.
Dengan demikian maka secara otomatis akan tumbuh keberanian politik untuk menyuarakan tegaknya kepemimpinan Islam sebagai solusi global. Sebab sejatinya suara Gen Z adalah energi segar yang menandai babak baru perlawanan terhadap sistem yang rusak. Sehingga Jika diarahkan pada visi Islam yang menyeluruh, energi ini akan menjadi bahan bakar utama bagi kebangkitan umat, sebagaimana pemuda selalu menjadi motor perubahan dalam sejarah Islam.
Solusi Mustanir
Gen Z hari ini bukan sekadar generasi digital. Mereka adalah tulang punggung perubahan yang sedang mengalir deras dalam arus kehidupan umat. Suara mereka lantang, energinya besar, dan semangatnya tulus. Namun, energi ini harus diarahkan agar tidak tercerai-berai, melainkan menjadi kekuatan terorganisir untuk kebangkitan umat.
Beberapa hal yang dapat menyukseskan terwujudnya kebangkitan umat antara lain pertama. Menyadarkan Arah Perjuangan.
Suara Gen Z harus ditransformasikan dari sekadar seruan moral menjadi kesadaran politik Islam. Mereka perlu memahami bahwa krisis umat bukan sekadar masalah individu, melainkan problem sistemik yang hanya bisa diatasi dengan tegaknya kepemimpinan Islam.
Ke dua. Mengorganisir Energi Kolektif. Energi Gen Z tidak boleh habis dalam aksi-aksi sporadis, tren viral, atau gerakan sesaat. Mereka harus diarahkan pada gerakan dakwah yang ideologis, yang konsisten membangun opini publik dan mengubah pola pikir umat menuju Islam kaffah.
Ketiga. Menjadi Motor Intelektual dan Moral. Gen Z harus tampil sebagai mustanirun, yakni pemberi pencerahan. Mereka menyebarkan gagasan Islam di tengah masyarakat, menjawab tantangan zaman dengan solusi syariah, serta membongkar kebohongan narasi Barat yang kerapkali meninabobokan umat.
Ke Empat. Menyatukan Energi dengan Umat.
Kebangkitan tidak lahir dari satu generasi saja, tetapi dari persatuan lintas generasi. Gen Z menjadi pemantik api, menyambungkan diri dengan generasi sebelumnya yang berpengalaman, dan memimpin generasi setelahnya dengan teladan.
Dan yang terakhir yaitu menetapkan Tujuan Hakiki.
Energi Gen Z harus diarahkan menuju tujuan yang jelas, tegaknya kembali Khilafah ‘ala minhaj an-nubuwwah sebagai puncak kebangkitan umat. Inilah cita-cita yang akan memberi makna pada seluruh teriakan, aksi, dan perjuangan mereka.
Dengan demikian, Maka, suara Gen Z bukan hanya sekadar “suara perubahan”, tetapi energi pencerahan yang bila dipandu dengan ide Islam kaffah, akan menjadi bahan bakar kebangkitan umat menuju izzah dan kemuliaan.
Wallahu alam