| 8 Views
Solidaritas Global Untuk Rakyat Gaza
Oleh : Via Khaidir
Komunitas Student Justice for Palestine (SJP) menggelar aksi solidaritas mendukung Sumud Flotilla sebagai bentuk protes terhadap tindakan zionis yang kembali menghentikan misi kemanusiaan menuju Gaza.
Kapal-kapal global Sumud Flotilla yang berlayar ke Gaza membawa obat-obatan, makanan, dan bantuan darurat untuk warga Palestina. Namun, kapal tersebut dilaporkan dicegat dan disandera oleh pasukan zionis di perairan internasional ([www.instagram.com](http://www.instagram.com)).
Misi ini bukan sekadar pengiriman bantuan logistik, tetapi juga membawa pesan harapan dan kemanusiaan dari berbagai negara untuk rakyat Gaza yang telah lama hidup di bawah blokade.
Peristiwa penangkapan kapal ini menunjukkan bahwa blokade terhadap Gaza tidak hanya bersifat fisik, tetapi juga merupakan bentuk tekanan moral dan kemanusiaan.
Tindakan zionis di laut lepas memicu gelombang reaksi keras dari masyarakat dunia. Demonstrasi bermunculan di berbagai kota besar seperti London, Paris, Roma, dan Brussel. Masyarakat menuntut agar tindakan brutal zionis di perairan internasional segera dihentikan.
Di ranah media sosial, tagar #FreeTheFlotilla dan #EndTheSiegeOnGaza menjadi simbol kemarahan dan kepedulian dunia terhadap genosida yang terjadi di bumi Palestina.
Dalam aksi damai di depan Kedutaan Besar Israel di Maroko, ratusan anak muda generasi Z menuntut pembebasan para relawan serta pengembalian kapal Sumud Flotilla.
Poster bertuliskan “Solidarity is not a crime” dan “Humanity blockaded” menjadi simbol protes mereka terhadap tindakan yang dianggap mencederai prinsip kemanusiaan global ([www.kompas.com](http://www.kompas.com)).
Peristiwa ini menjadi pengingat bagi umat bahwa pembelaan terhadap Palestina bukan semata isu politik, melainkan cerminan nurani dunia—ujian bagi kemanusiaan: apakah dunia masih berpihak pada keadilan, atau tunduk pada kekuasaan zalim dan dominasi global.
Aksi solidaritas yang digerakkan oleh generasi Z dari berbagai belahan dunia patut diapresiasi. Di saat dunia memilih diam dan hanya bisa melontarkan kecaman atas genosida di Gaza, generasi muda justru menunjukkan kepedulian tulus terhadap penderitaan rakyat Palestina.
Hal ini menjadi bukti bahwa nurani generasi Z masih hidup—mereka tidak tinggal diam ketika nilai-nilai kemanusiaan diinjak oleh kekuasaan yang zalim.
Pencegatan terhadap Global Sumud menjadi bukti nyata bahwa zionis tidak memahami bahasa perdamaian. Yang mereka pahami hanyalah bahasa kekuatan dan penindasan.
Alih-alih membuka jalur bagi bantuan kemanusiaan, mereka justru menutupnya dengan kekuatan bersenjata.
Tindakan zionis ini bukan hanya pelanggaran terhadap hukum internasional, tetapi juga pengkhianatan terhadap nilai-nilai kemanusiaan universal.
Kini dunia semakin sadar bahwa perjuangan untuk Palestina bukan sekadar soal wilayah, melainkan juga tentang kemanusiaan, pembunuhan, dan penjajahan.
Di tengah kebuntuan berbagai perundingan yang tak kunjung membawa keadilan bagi Palestina, wacana solusi dua negara kembali mencuat sebagai jalan keluar untuk mengakhiri konflik.
Namun, dalam rancangan ini Palestina hanya memperoleh sekitar 22% wilayahnya, sementara Israel mendapat 78% sisanya.
Pembagian yang timpang ini jelas tidak adil bagi Palestina sebagai pemilik sah tanah tersebut. Alih-alih meraih kemerdekaan sejati, rakyat Palestina justru kehilangan sebagian besar wilayah dan kebebasan yang dijanjikan terasa semu.
Umat Islam harus menolak solusi dua negara, karena konsep ini lahir dari sekularisme yang memisahkan agama dari politik, serta nasionalisme yang membuat umat Islam terpecah dan sibuk dengan kepentingan masing-masing tanpa solidaritas kolektif.
Umat islam perlu menyadari bahwa solusi dua negara tidak akan membawa kepada perubahan status Palestina, selamanya dalam kondisi terjajah. Tidak ada solusi kecuali pembebasan seluruh tanah Palestina oleh seorang Khalifah. Jihad dan perlawanan adalah jalan pembebasan, bukan kompromi politik. Satu- satunya negara yang mampu melakukan jihad membebaskan Palestina adalah Khilafah Islamiyah.
Oleh karena itu agenda umat islam hari ini adalah mewujudkan Khilafah Islamiyah yang akan memimpin jihad untuk membebaskan Palestina sebagaimana yang pernah dilakukan oleh para Khalifah dimasa lalu.