| 121 Views
Slovenia Mengakui Kemerdekaan Palestina dan Mendesak Israel untuk Kembali ke Meja Perundingan
CendekiaPos - Slovenia, dalam langkah bersejarah, telah mengakui kemerdekaan Palestina sebagai negara berdaulat. Pengumuman ini datang langsung dari Perdana Menteri Robert Golob, yang menegaskan komitmen negaranya terhadap perdamaian dan stabilitas di Timur Tengah. Keputusan ini diresmikan dalam suatu pengumuman yang menandai Slovenia sebagai pendukung terbaru dari dua negara solusi.
Menurut laporan yang diambil dari akun Instagram Aljazeera, Slovenia mengakui kemerdekaan Palestina berdasarkan perbatasan tahun 1967, dengan ruang terbuka untuk perbatasan lain yang mungkin disepakati melalui negosiasi potensial di masa depan antara Israel dan Palestina. Keputusan ini juga didasarkan pada berbagai reformasi yang telah dilaksanakan oleh Otoritas Palestina, yang menunjukkan kesiapan mereka untuk mengelola sebuah negara.
Dalam pernyataannya yang menohok, Perdana Menteri Golob menyatakan, "Saya menyerukan kepada Israel untuk segera mengakhiri serangannya ke Gaza dan menggunakan meja perundingan." Seruan ini menggema di kalangan internasional di mana Slovenia menekankan pentingnya dialog dan negosiasi di atas agresi militer.
Keputusan ini tidak datang secara mendadak. Pada tanggal 22 Maret lalu, Slovenia, bersama dengan Spanyol dan Inggris, menyatakan dalam sebuah pernyataan bersama bahwa mereka telah sepakat untuk mengambil langkah pertama menuju pengakuan negara Palestina. Langkah ini menandai Slovenia sebagai bagian dari kelompok negara-negara yang mendukung secara proaktif pencarian solusi damai dan berkelanjutan di kawasan.
Sejak tahun 1988, mayoritas 142 dari 193 negara anggota PBB telah mengakui kenegaraan Palestina, mencerminkan dukungan internasional yang luas untuk resolusi konflik yang berkepanjangan ini. Keputusan Slovenia ini adalah bagian dari upaya global yang lebih luas untuk mendorong kedua belah pihak kembali ke meja perundingan dan mencari solusi yang adil dan berkelanjutan.
Dengan pengakuan ini, Slovenia tidak hanya menunjukkan dukungan moral dan politik untuk Palestina, tetapi juga menegaskan kembali komitmen internasionalnya terhadap hukum dan ketertiban global, mendesak kedua pihak untuk menempuh jalan damai daripada konfrontasi. Langkah ini diharapkan akan mendorong lebih banyak negara untuk mengakui Palestina sebagai negara berdaulat, dan lebih penting lagi, mendorong kemajuan nyata menuju perdamaian abadi di Timur Tengah.