| 126 Views

Sistem Kapitalisme Menimbulkan Permasalahan Kompleks Pada Gen Z

Oleh : Widiawati
Aktivis Dakwah

Fakta mengejutkan baru-baru ini bahwa Gen Z tengah menghadapi krisis paruh baya (midlife crisis) lebih awal dari seharusnya. Studi mengungkapkan sebanyak 38% dari mereka mengalami krisis paruh baya akibat tekanan finansial yang luar biasa. Generasi ini merasa terjebak dalam kecemasan, kelelahan, dan ketidakpuasan hidup. Dilaporkan bahwa 60% perempuan dan 45% laki-laki Gen Z khawatir bahwa tingginya biaya hidup akan menjadi penghalang untuk keamanan finansial pada masa depan.
Mengapa bisa demikian?
Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan hal ini terjadi :

Pertama, tekanan media sosial. Gen Z tumbuh di era digital di mana media sosial seperti Instagram, tiktok, dan twitter menjadi alat utama untuk berkomunikasi, mengekspresikan diri dan mendapatkan informasi. Meskipun bermanfaat, media sosial juga bisa membawa dampak negative pada Kesehatan mental. Gen Z sering merasa terjebak dalam perbandingan sosial. Mereka melihat kehidupan orang lain yang tampak sempurna, gaya hidup glamor, pencapaian pencapaian yang terlihat mudah diraih, hingga standar kecantikan yang tidak realistis membuat mereka mulai meragukan nilai diri sendiri.

Kedua, tekanan dari akademis dan karir. Dengan persaingan global yang semakin ketat, banyak dari mereka merasa bahwa harus memiliki nilai akademik yang sempurna dan pengalaman kerja yang luas sebelum memulai karir. Gen Z juga hidup pada masa di mana pendidikan tinggi semakin mahal, tetapi mendapat pekerjaan setelah lulus tidak selalu terjamin.

Ketiga, pengaruh lingkungan. Beberapa dari Gen Z merasa sulit untuk menemukan rasa aman, baik di rumah maupun di masyarakat, sehingga mereka hidup dalam keadaan waspada secara terus-menerus.

Keempat, kurangnya Pendidikan tentang kesehatan mental. Meskipun diskusi tentang kesehatan mental semakin meningkat, tetapi pendidikan formal mengenai topik ini masih kurang. Banyak dari mereka tidak tahu bagaimana cara mengenali tanda-tanda awal masalah mental, apalagi cara mengatasinya. Selain itu, sistem pendidikan sering kali terlalu fokus pada prestasi akademik tanpa memberikan perhatian yang cukup pada pengembangan emosional dan keterampilan menghadapi stres. 

Kelima, tekanan dari perubahan nilai sosial. Gen Z menghadapi pergeseran nilai sosial yang siginifikan, termasuk dalam isu-isu seperti gender, identitas, politik dan hak asasi manusia

Faktor faktor ini menunjukkan bahwa kesehatan mental Gen Z sangat dipengaruhi oleh kompleksitas kehidupaan saat ini, serta pengaruh sistem yang rusak yaitu sistem kapitalisme. Oleh karena itu, Gen Z perlu tahu terhadap akar masalahnya. Mereka perlu menyadari bagaimana cara memandang hakikat kehidupan dengan tepat, bahwa tujuan penciptaan manusia bukan hanya sekadar mengejar kesenangan duniawi, tetapi bagaimana setiap aktivitas hidup diridhoi oleh Allah.

Islam mengajarkan bahwa seluruh aktivitas yang baik seperti belajar, bekerja dan aktivitas lainnya dapat bernilai ibadah jika dilakukan dengan niat karena Allah. Selain itu, Islam juga menekankan pentingnya pendidikan baik pendidikan agama maupun duniawi. Sehingga dalam sistem pendidikan Islam tidak hanya bertujuan untuk mencetak generasi cerdas, tetapi juga bermoral. Pendidikan ini mencakup aspek spiritual, emosional dan sosial agar mampu menghadapi tantangan zaman dengan bijak. Islam juga mengajarkan pentingnya ukhuwah Islamiyah, yakni dengan adanya komunitas muslim yang di dorong untuk saling membantu, mendukung, dan menjaga satu sama lain. Hal ini akan membantu mengurangi rasa kesendirian. Islam juga mendorong individu untuk terlibat dalam kegiatan positif, yang membantu mereka terhubung dengan masyarakat.

Dalam sistem Islam, menyediakan kebutuhan dasar rakyat adalah tanggung jawab negara. Dengan menjamin terciptanya lapangan kerja, pengurangan pengangguran hingga mencapai angka Nol, dan menciptakan program-program kerja, dapat membuat tiap individu masyarakat memiliki akses penghidupan. Kemudian terkait masalah tekanan finansial yang dihadapi Gen Z yang disebabkan oleh gaya hidup konsumtif, utang berbunga dan pengelolaan keuangan yang buruk, maka Islam akan mengajarkan untuk merasa cukup dengan rezeki yang diberikan Allah, sehingga tidak mengejar gaya hidup yang berlebihan  hingga memicu stres finansial. Dan yang paling penting adalah Islam akan melarang riba yang sering menjadi akar masalah tekanan finansial. Sistem Islam menawarkan Solusi menyeluruh, namun implementasinya membutuhkan dukungan semua pihak baik individu, masyarakat maupun negara agar sistem Islam berjalan dan pastinya akan membawa manfaat besar bagi Gen Z dan generasi berikutnya.

Wallahu A'lam Bisshowwab


Share this article via

50 Shares

0 Comment