| 79 Views
Sekularisme Menghasilkan Generasi Rusak

Oleh : Sri Setyowati
Anggota Aliansi Penulis Rindu Islam
Media sosial kembali diramaikan dengan tayangan sebuah video berdurasi 19 detik yang memperlihatkan seorang pelajar berseragam pramuka di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 2 Pangkep, Sulawesi Selatan berinisial MA (16) sedang dipukuli berkali-kali oleh pelaku berinisial F (16) hanya karena masalah sepele yaitu senggolan bahu. Peristiwa itu terjadi di jalan raya depan sekolah yang disaksikan oleh pelajar lain, namun bukannya dilerai, justru direkam dengan ponsel oleh pelajar lain yang melihatnya.
Akibat dari perbuatan tersebut, pelaku dijerat Pasal 80 ayat (1) juncto Pasal 76C UU Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak yang mengatur larangan kekerasan terhadap anak. (beritasatu.com, 04/08/2025)
Sedangkan di wilayah Serpong, Tangerang Selatan pada hari Sabtu (09/08/2025) dini hari sekitar pukul 03.00 WIB. sebanyak 54 pelajar yang sedang berkumpul di dekat makam kawasan Cilenggang diamankan polisi karena diduga hendak tawuran. Polisi telah mengamankan sejumlah barang bukti berupa enam cerulit, satu bom molotov, dan 25 sepeda motor. Para remaja mengaku hendak melakukan tawuran di wilayah Kedaung, namun aksi tersebut berhasil digagalkan berkat kecurigaan warga. (kompas.com, 09/08/2025)
Banyak kasus yang terjadi pada pelajar saat ini seperti terjerat narkoba, pemerkosaan, dan lainnya. Tawuran merupakan sebagian dari kasus yang sering terjadi pada pelajar. Pelajar adalah identik dengan belajar, pada kenyataannya terjadi pergeseran nilai. Banyak pelajar terlibat tawuran baik perorangan maupun berkelompok.
Karena ingin eksis atau hanya sekedar ikut-ikutan yang tanpa memikirkan akibatnya mereka mampu melakukan hal yang membayakan nyawa dirinya dan orang lain. Mereka tidak paham dan tidak takut bahwa perbuatannya tersebut akan dipertanggung jawabkan kelak dihadapan Allah Swt.
Begitu rapuhnya jiwa anak-anak sekarang. Hanya masalah sepele langsung memancing emosi dan menghilangkan akal sehat sehingga memicu tindakan yang mengarah kepada anarkisme hingga kriminalitas.
Paham kapitalisme sekularisme yang diterapkan saat ini menjadikan pelajar bisa bebas berbuat apa saja tanpa memikirkan benar atau salah perbuatan tersebut karena pahala dan dosa tidak dijadikan tolok ukur dalam perbuatannya.
Sedangkan sistem pendidikan yang diterapkan hanya berfokus pada pencapaian nilai akademik saja. Pendidikan agama untuk membentuk kepribadian dan moral justru diabaikan, terbukti dalam sepekan hanya diberikan dua jam saja. Pendidikan agama hanya dijadikan sebatas pengetahuan, bukan sebagai landasan dan tolok ukur dalam perbuatan sehari-hari.
Bebasnya media sosial dalam tayangannya juga memberikan contoh yang tidak mendidik. Game online yang cenderung menampilkan kekerasan sangat mempengaruhi jiwa dan pemikiran anak yang cenderung masih labil dan hanya meniru tanpa memikirkan akibatnya.
Hukum yang tidak tegas membuat pelaku bisa mengulangi lagi perbuatannya. Anak yang belum berusia 18 tahun dianggap masih belum dewasa. Ketika mereka melakukan perbuatan kriminal hingga bisa melukai orang lain tidak bisa dijerat hukum hanya diberikan pembinaan.
Dalam sistem Islam, pemimpin adalah pengurus rakyat, termasuk anak sebagai generasi penerus peradaban. Negara akan memberikan pendidikan yang berlandaskan pada akidah Islam sehingga akan terbentuk kepribadian Islam yaitu pola pikir dan pola sikap berdasar aturan Islam. Keimanan dan ketakwaan menjadi ruh dalam segala aktivitasnya.
Amar ma'ruf nahi munkar dalam masyarakat akan memberikan kontribusi dalam menjaga keamanan dan ketertiban, jika ada tindakan yang mengarah pada keburukan akan cepat teratasi.
Hukum yang diberlakukan jelas dan tegas akan memberikan efek jera (zawajir) dan sebagai penebus dosa (jawabir). Dalam Islam kedewasaan anak tidak ditentukan oleh umur, ketika anak sudah baligh berarti anak sudah dewasa dan akan dikenakan sanksi hukum bila melanggar aturan yang ada.
Dengan mekanisme yang jelas dan terarah dari negara, segala tindak yang mengarah kepada anarkisme hingga kriminalitas akan segera dapat diatasi. Semua itu hanya bisa dilakukan ketika negara menerapkan Islam kafah dalam naungan khilafah.
Wallahu 'alam bishshawab