| 103 Views
Sampai Kapan Dunia Abai Pada Gaza?

Oleh : Ina Ariani
Aktivis Muslimah Pekanbaru
Perang terus berkecamuk, sampai kapan dunia diam abai pada rakyat Gaza. Mereka muslim, kita juga muslim, kita semua saudara, tidakkah hatimu tergerak! Miris
Melansir berita dari antaranews.com Pasukan Israel telah mengubah "zona kemanusiaan aman" di Jalur Gaza menjadi tumpukan puing-puing dan abu, Israel zeonis Yahudi hanya menyisakan 9,5 persen wilayah yang disebut "zona aman" untuk warga sipil yang mengungsi, kata Pertahanan Sipil Palestina di Gaza, Sabtu, 25-8-2024.
Serangan brutal Israel di Gaza sudah banyak memakan korban jiwa. Serangan di mulai sejak 7 Oktober 2023 telah menewaskan lebih dari 40.200 jiwa warga Palestina, sebagian besarnya adalah anak-anak dan perempuan. Dari serangan itu menyebabkan sekitar 93 ribu orang lebih menderita luka-luka.
Meskipun serangan sudah sedemikian parah, namun Israel kekeh tidak mau gencatan senjata. Sementara itu Benjamin Netanyahu membuat kebijakan yang berubah-ubah kendati ultimatum gencatan senjata sudah datang dari pendukung terkuat Israel selama ini, yaitu AS. Sikap Israel semakin berpotensi memperbesar jumlah korban.
Sementara itu, sikap abainya dunia Islam terhadap Gaza kian membuat hati miris. Negara tetangga sekaligus yang terbesar di kawasan jazirah Arab Saudi, diketahui sedang membangun 15 stadion megah untuk persiapan menjadi tuan rumah Piala Dunia 2034 tanpa sedikit pun peduli dengan tumpahnya darah saudara sesama muslim di Gaza.
Bukan hanya Arab Saudi, negara Mesir yang berbatasan dengan Gaza, enggan membuka pintu perbatasan, jangankan memberi bantuan berupa logistik, membuka pintu saja tidak. Negara-negara tetangga Gaza lainnya malah turut membangun kerjasama dengan Israel, tanpa sedikitpun ada rasa iba. Sebagian lainnya hanya sekedar mengecam saja.
Semua itu menunjukan abainya dunia Islam terhadap Gaza, semua berakar dari adanya sekat-sekat nasionalisme yang sudah mengakar dan menjadi racun politik yang mengakibatkan negeri-negeri muslim abai. Sehingga tidak berdaya untuk membela saudaranya di Palestina,
Penerapan ideologi Kapitalisme telah membunuh jutaan jiwa diseluruh dunia dengan berbagai cara. Dan ini menjadi bukti sistem dunia hari ini sistem yang jahat. Para pemimpin muslim justru tidak peduli, bahkan menjadi antek musuh Islam. Ini mencerminkan rusaknya kepemimpinan dunia Islam.
Seharusnya, para pemimpin negeri bisa berbuat banyak tidak hanya sekedar mengecam dan mengutuk kebrutalan Zionis Israel. Tapi mengirimkan militer sebagai langkah praktis, dan benar-benar melakukan pemboikotan atas produk-produk Zionis. Namun langkah ini pun tidak diambil oleh negeri-negeri muslim. Ini menjadi bukti nyata rusaknya kepemimpinan para pengusa muslim.
Cinta dunia dan takut mati menjadi penghalang penguasa muslim untuk bersatu atas nama akidah. Walau benar sebagian dari negara muslim ada yang mengirim bantuan, tapi hanya untuk meredam kemarahan rakyat yang kecepa pada kepemimpinan negeri muslim. Tapi tidak pernah berniat untuk menggempur Zionis Yahudi.
Rasulullah saw. telah mengingatkan kita dalam sabdanya, “Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal saling mencintai, menyayangi, dan mengasihi bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga (tidak bisa tidur) dan panas (turut merasakan sakitnya).” (HR Bukhari dan Muslim).
Juga dalam hadis, “Hampir saja para umat (yang kafir dan sesat, pen.) mengerumuni kalian dari berbagai penjuru, sebagaimana mereka berkumpul menghadapi makanan dalam piring.” Kemudian seseorang bertanya, “Katakanlah wahai Rasulullah, apakah kami pada saat itu sedikit?” Rasulullah berkata, “Bahkan kalian pada saat itu banyak. Akan tetapi, kalian bagai sampah yang dibawa oleh air hujan. Allah akan menghilangkan rasa takut dalam hati musuh kalian dan akan menimpakan dalam hati kalian wahn.” Kemudian seseorang bertanya, “Apa itu wahn?” Rasulullah berkata, “Cinta dunia dan takut mati.” (HR Abu Daud dan Ahmad).
Genosida di Gaza adalah perang ideologi. Sayangnya ideologi Islam baru diemban oleh individu dan belum diemban oleh negara. Karena itu yang melawan adalah muslim palestina dan individu yang berideologi Islam. Sementara muslim yang menganut akidah liberal hanya menjadi penonton.
Perang ini adalah perang melawan negara, sehingga membutuhkan tegaknya negara berideologi Islam, yaitu khilafah yang akan mendorong adanya jihad. Tegaknya Khilafah membutuhkan kesadaran yang sama, di tengah umat. Keberadaan kelompok dakwah ideologis sangat dibutuhkan.
Wallahualam bissawab