| 123 Views

Rusia Jalin Kontak Langsung dengan Pemimpin Pemberontak Suriah

CendekiaPos – Deputi Menteri Luar Negeri Rusia, Mikhail Bogdanov, mengonfirmasi bahwa Moskow telah menjalin kontak langsung dengan komite politik dari pemimpin pemberontak di Hayat Tahrir al-Sham (HTS), menurut laporan media pemerintah Rusia.

Diberitakan oleh kantor berita Interfax, Bogdanov menyatakan bahwa Rusia berharap dapat mempertahankan pangkalan militernya di Suriah pasca runtuhnya rezim Bashar al-Assad. Ia juga menyebut bahwa pembicaraan dengan HTS, yang kini menjadi kekuatan paling dominan di Suriah setelah kejatuhan al-Assad, berlangsung dengan "cara yang konstruktif."

“Pangkalan-pangkalan kami masih ada di lokasi seperti sebelumnya, di wilayah Suriah. Untuk saat ini, belum ada keputusan lain yang dibuat,” kata Bogdanov.

Ia menjelaskan bahwa keberadaan pangkalan Rusia di Suriah sejak awal adalah atas permintaan pemerintah Suriah untuk memerangi teroris dari kelompok ISIS.

“Saya berangkat dari asumsi bahwa semua pihak sepakat bahwa perang melawan terorisme, khususnya sisa-sisa ISIS, belum selesai,” tambahnya.

Strategi Baru Rusia di Suriah

Kontak langsung ini menandai langkah signifikan dalam strategi Rusia di kawasan Timur Tengah, khususnya di Suriah. Dengan berkomunikasi langsung dengan HTS, yang sebelumnya dianggap sebagai kelompok ekstremis, Rusia tampaknya berusaha mengukuhkan kembali pengaruhnya setelah perubahan besar dalam peta kekuasaan di negara tersebut.

Namun, pendekatan ini diperkirakan akan menuai kritik dari berbagai pihak, termasuk sekutu Rusia yang tidak nyaman dengan legitimasi yang diberikan kepada HTS.

Masa Depan Pangkalan Militer Rusia di Suriah

Keberlanjutan pangkalan militer Rusia di Suriah menjadi perhatian utama Moskow, terutama dalam memastikan stabilitas kawasan dan menjaga kepentingannya di Timur Tengah.

Sementara itu, HTS, yang dikenal sebagai kekuatan paling berpengaruh di Suriah setelah jatuhnya al-Assad, juga memiliki kepentingan besar dalam menjaga stabilitas untuk membangun legitimasi di mata dunia internasional.

Dengan situasi yang terus berkembang, langkah Rusia ini menandai babak baru dalam dinamika geopolitik di Suriah. Apakah strategi ini akan memperkuat peran Rusia atau justru menimbulkan ketegangan baru, masih menjadi pertanyaan besar.


Share this article via

25 Shares

0 Comment