| 24 Views

Refleksi Muharram: Mewujudkan Kebangkitan Umat Yang Hakiki

Oleh : Rifdah Arifah Brahim

Jakarta (ANTARA) - Peringatan 1 Muharram sebagai awal tahun dalam kalender Hijriah mengandung makna mendalam dan menjadi saat yang tepat untuk refleksi spiritual serta memperkuat keimanan.

Merujuk pada kalender Hijriah Indonesia tahun 2025, tanggal 1 Muharram 1447 H bertepatan dengan hari Jumat, 27 Juni 2025. Tanggal ini sekaligus menjadi titik awal pergantian tahun dari 1446 ke 1447 Hijriah, dan diperingati oleh umat Islam sebagai Tahun Baru Islam.

Berdasarkan situs Nu online, bulan Muharram merupakan salah satu waktu yang dianjurkan untuk melaksanakan ibadah puasa bagi umat Islam. Bahkan, puasa di bulan ini dinilai memiliki keutamaan lebih tinggi dibanding puasa lainnya setelah Ramadhan.

Hal ini sebagaimana disampaikan dalam sabda Nabi Muhammad SAW:

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: أَفْضَلُ الصِّيَامِ بَعْدَ رَمَضَانَ شَهْرُ اللهِ الْمُحَرَّمُ، وَأَفْضَلُ الصَّلاَةِ بَعدَ الفَرِيضَةِ صَلاَةُ اللَّيْلِ. (رواه مسلم)

Artinya: Dari Abu Hurairah RA, ia berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Puasa yang paling utama setelah Ramadhan adalah puasa di bulan Allah, yakni Muharram. Dan shalat yang paling utama setelah shalat fardhu adalah shalat malam.” (HR Muslim).

Salah satu bentuk puasa yang dianjurkan pada bulan ini adalah puasa Tasua dan Asyura, yang masing-masing jatuh pada tanggal 9 dan 10 Muharram. Kedua puasa ini mengandung banyak keutamaan dan nilai spiritual yang sangat tinggi.

Lalu, kapan jadwal puasa Tasu’a dan Asyura dalam penanggalan Masehi tahun 2025? Berikut ini  informasinya.

Berdasarkan Kalender Hijriah Indonesia 2025 yang diterbitkan oleh Kementerian Agama (Kemenag) RI, 1 Muharram 1447 H jatuh pada Jumat, 27 Juni 2025, maka 9 Muharram diperkirakan akan bertepatan dengan Sabtu, 5 Juli 2025. Pada hari inilah umat Islam dianjurkan menunaikan puasa sunnah Tasua.

Sementara itu, 10 Muharram, yang dikenal sebagai hari Asyura, jatuh pada Minggu, 6 Juli 2025 waktu yang juga dianjurkan untuk menjalankan puasa sebagai bentuk ibadah dan mengenang peristiwa penting dalam sejarah Islam.

Berikut jadwal penting di bulan Muharram 1447 Hijriah:
1 Muharram 1447 H jatuh pada Jumat, 27 Juni 2025, yang diperingati sebagai Tahun Baru Islam.
• 9 Muharram 1447 H, bertepatan dengan Sabtu, 5 Juli 2025, menjadi waktu yang dianjurkan untuk menjalankan puasa Tasua.
• 10 Muharram 1447 H, jatuh pada Minggu, 6 Juli 2025, saat yang utama bagi umat Muslim menunaikan puasa Asyura.

Hari-hari tersebut bukan sekadar tanggal dalam kalender Islam, melainkan momen penuh sejarah dan kemuliaan. Oleh karena itu, sudah sepatutnya kita menyiapkan diri dan menandai tanggal-nya agar bisa menyambutnya dengan ibadah yang maksimal.

Tahun baru Islam hadir kembali di tengah berbagai persoalan yang masih terus menimpa umat Islam dan nasib umat makin suram.

Genosida Palestina masih terus terjadi di tengah diam dan pengkhianatan penguasa negeri muslim.

Tahun baru islam seharusnya menjadi momen untuk muhasabah bagi umat Islam. Peristiwa hijrah yang dilakukan nabi Muhammad menjadi titik awal terwujudnya kemuliaan umat dan tingginya islam.

Selama 14 abad Umat Islam pernah ersatu di bawah naungan Daulah Islam, hidup Sejahtera di bawah aturan Allah dan rosulNYA, islam tersebar ke seluruh penjuru dunia dari barat Andalusia hingga timur perbatasan Tiongkok, Islam pernah menjadi satu peradaban besar dunia menjadi rahmat bagi seluruh alam

Namun sangat disayangkan hari ini predikat sebagai umat terbaik khoiru ummah tak nampak nyata dalam kehidupan, predikat itu sangat jauh dari identitas kaum muslimin sendiri, umat Islam harus merenungkan kembali apa akar masalah kondisi buruk inisehingga umat Islam kehilangan kemuliaannya sebagai umat terbaik. 

Umat terpuruk karena makin jauh dari aturan Allah sebagai dalam Surat Ṭāhā (QS 20:124) berbunyi:

وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى

"Dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan mengumpulkannya pada hari Kiamat dalam keadaan buta."

Surat Thaha ayat 124 menjelaskan tentang akibat bagi orang yang berpaling dari peringatan Allah. Dalam ayat ini, Allah menyatakan bahwa siapa pun yang mengabaikan petunjuk-Nya, maka kehidupannya akan menjadi sempit. Maksud dari kehidupan yang sempit ini bukan hanya berkaitan dengan kondisi ekonomi, tetapi lebih kepada batin yang gelisah, hati yang tidak tenang, dan hidup yang tidak menemukan makna. Meskipun seseorang mungkin memiliki harta dan kedudukan, jika ia jauh dari ajaran Allah, maka jiwanya tetap akan merasa hampa dan tertekan. Selain itu, Allah juga mengancam bahwa orang yang berpaling itu akan dibangkitkan di hari kiamat dalam keadaan buta. Ini menggambarkan keadaan kehinaan dan kebingungan yang akan mereka alami di akhirat sebagai balasan karena menolak kebenaran di dunia. Ayat ini menjadi peringatan bagi setiap muslim agar senantiasa berpegang pada petunjuk Allah dalam menjalani hidup.

Satu-satunya cara untuk meraih kembali kemuliaan adalah dengan kembali kepada aturan Allah dan menerapkannya dalam kehidupan secara kaffah.

Umat islam harus menyadari kebutuhannya akan persatuan dan satu komande kepemimpinan yaitu khilafah ala min hajinnubuwaah sebagai institusi yang akan menjadi junnah bagi ummat. 

Karena itu memperjuangkannya termasuk salah satu yang penting diantara yang terpenting bersama dengan jamaah dakwah yang tulus dan istiqamah berjuang  di jalan Allah untuk mengembalikan kehidupan islam.


Share this article via

38 Shares

0 Comment