| 135 Views
Ramadhan Bulan Perjuangan Dan Dakwah

Oleh : Dewi yuliani
Bisa kita lihat bersama kususnya para pengemban dakwah bahwasannya bulan ramadan bulan penuh ampunan serta pelipat gandaan pahala dan penuh berkah. Namun sangat sedikit sekali masyarakat memahami betapa luar biasanya pahala yang didapatkan ketika bulan ramadan dijalankan penuh dengan keimanan dan ketakwaan. Bulan ramadan juga bulan penghapus dosa namun sangat disayangkan beribadah dibulan ramadan tahun ini penuh dengan kegelapan yang seharusnya bulan suci ramadan kita jadikan bulan penuh perjuangan dan dakwah sebagaimana yang dilakukan oleh rasulullah SAW dan para sahabatnya. Mereka memenuhi bulan ramadan dengan berjuang dan dakwah, tidak sebatas puasa, shalat tarawih, sedekah, atau tilawah Al Qur'an saja.
Baginda Rasulullah Saw dan para sahabat mereka semua adalah pejuang Islam juga para pengemban dakwah bahkan mereka juga terlibat dalam perang dan jihad dimedan pertempuran sebagaimana terjadinya peristiwa perang badar dibulan ramadan yang terjadi ditanggal 17 ramadhan tahun 2 Hijriyah. Begitu juga terjadinya fathu Mekkah yang terjadi di 10 ramadhan tahun ke 8 Hijriyah, ketika Rasulullah masuk kedalam kota Mekah yang menghancurkan banyak berhala - berhala.
Ini semua seharusnya menjadi contoh bagi masyarakat muslim kususnya bahwasannya puasa di bulan ramadhan tidak cukup hanya sebatas menjalankan ibadah saja manun masih banyak lagi amalan penting yang bisa kita lakukan di bulan suci ramadhan ini.
Kita bisa lihat betapa banyak kerusakan kebokrokan disistem kapitalis saat ini baik itu dari para koruptor, aparat yang dzolim, pajak semangkin naik, pendidikan tidak terjamin, kesehatan rakyat diabaikan, bahkan masih banyak lagi kerusakan yang lainnya yang harus kita perjuangkan dan kita dakwahkan.
Namun sangat disayangkan masih begitu banyak masyarakat yang belum tergerak hati dan pikirannya untuk mengembalikan Islam ditengah - tengah umat akibat minimnya aqidah dan pemahaman mereka terhadap Islam kaffah, oleh karna itu perjuangan umat Islam saat ini mestinya diarahkan pada solusi bagi penyebab kerisis dari segala kanca kehidupan.
Sayangnya, di tengah suasana Ramadan yang penuh berkah, kita telah lama berada dalam ruang gelap peradaban kapitalisme sekuler. Di negeri ini, Ramadan yang suci harus bersaing dengan beragam persoalan besar (ekonomi, sosial, pendidikan, peradilan, hukum, dsb) akibat penerapan sistem kapitalisme demokrasi sekuler. Korupsi, bahkan mega korupsi, misalnya, terjadi hampir di semua lini. Utang negara dan bunganya makin membengkak. Pengangguran dan PHK terjadi di mana-mana. Perampasan tanah rakyat oleh oligarki terjadi di berbagai tempat. Kenaikan aneka pajak makin mencekik rakyat. Angka kemiskinan makin meningkat. Problem moral dan sosial makin akut. Hukum masih tajam ke bawah dan tumpul ke atas. Keadilan pun tidak diterapkan.
Bisa dipastikan, suasana Idulfitri yang akan segera datang, yang semestinya dirayakan dengan penuh kegembiraan, akan diwarnai oleh kenyataan pahit, bahwa negeri ini masih berada dalam kegelapan. Tidak aneh jika muncul Indonesia Gelap.Tidak hanya Indonesia dan Dunia Islam, kondisi dunia saat ini secara keseluruhan sebetulnya telah lama berada dalam kegelapan peradaban kapitalisme sekuler. Ideologi kapitalisme sekuler telah menciptakan berbagai krisis yang melanda hampir seluruh aspek kehidupan manusia. Pertama, krisis ekonomi global. Sistem ekonomi kapitalisme global terus menciptakan kesenjangan antara yang kaya dan yang miskin.
Sebagian orang, termasuk di negeri ini, masih berharap pada sistem kapitalisme sekuler dengan subsistem demokrasinya untuk membawa perubahan. Namun, fakta menunjukkan bahwa sistem sekuler inilah yang justru menjadi sumber masalah. Sekularisme memisahkan agama dari kehidupan. Akibatnya, hukum-hukum Allah tidak diterapkan dalam politik, ekonomi, sosial, pendidikan, hukum, peradilan, dsb. Di sisi lain, sistem demokrasi memberikan kewenangan kepada manusia untuk membuat hukum sendiri yang sarat dengan berbagai kelemahan dan kekurangan.
Hanya dengan cahaya Islam, umat Islam saat ini pasti akan meraih kembali kejayaan mereka sebagaimana generasi mereka pada masa lalu. Kejayaan umat Islam pada masa lalu jelas merupakan hasil dari penerapan syariat Islam secara menyeluruh dalam semua aspek kehidupan mereka.
Berkat penerapan Islam secara menyeluruh oleh negara, pada masa Kekhalifahan Umar bin Abdul Aziz (99-101 H) yang sangat singkat, misalnya, hampir tidak ada rakyat yang berhak menerima zakat karena kemakmuran begitu merata. Pada masa Kekhalifahan Abbasiyah, ilmu berkembang pesat dan menjadi rujukan dunia dalam berbagai bidang, seperti kedokteran, astronomi, matematika, dan lainnya. Di Andalusia, Islam pernah membawa peradaban yang sangat maju sehingga Eropa yang sebelumnya berada dalam kegelapan, akhirnya mengalami masa pencerahan.
Dengan menerapkan Islam secara total, negeri ini khususnya, juga Dunia Islam dan dunia secara keseluruhan, akan keluar dari kegelapan jahiliah menuju cahaya Islam. Ini sejalan dengan firman Allah Swt., “Allah adalah pelindung orang-orang yang beriman. Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan menuju cahaya.” (QS Al-Baqarah [2]: 257).
Jelas, hanya dengan penerapan Islam secara kafah, umat ini akan terbebas dari kegelapan menuju cahaya yang terang benderang. Oleh karena itu, kini saatnya kita meninggalkan ideologi kapitalisme sekuler. Berikutnya, kita harus segera kembali kepada ideologi dan sistem Islam yang sempurna, yang hanya mungkin bisa diterapkan oleh institusi pemerintahan Islam global, yakni Khilafah ‘alaa Minhaaj an-Nubuwwah.
WalLaahu a’lam bi ash-shawaab.