| 33 Views
Ramadan Tanpa Junnah Kemaksiatan Terus Berjalan

Oleh : Dewi yuliani
Tanpa kita sadari begitu banyak kemaksiatan yang dilakukan ditengah - tengah masyarakat dibulan ramadan kususnya para generasi muda para remaja , contohnya saja seperti berita yang senter yang dikutip dari REPUBLIKA.CO.ID JAKARTA Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) Provinsi DKI Jakarta telah menerbitkan pengumuman Nomor e-0001 Tahun 2025 tentang Penyelenggaraan Usaha Pariwisata pada Bulan Suci Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri 1446 H/2025 M. Dalam pengumuman itu, terdapat pengaturan mengenai operasional usaha pariwisata di Jakarta selama Ramadhan. Sejumlah Diskotik di Jakarta Boleh Beroperasi Selama Ramadhan Operasional usaha pariwisata di Jakarta selama Ramadhan hanya diatur, namun tidak ditutup.
Contohnya saja jenis usaha pariwisata yang dimaksud adalah kelab malam, diskotik, mandi uap, rumah pijat, dan arena permainan ketangkasan manual. Berikutnya, mekanik atau elektronik untuk orang dewasa, serta bar atau rumah minum.Seluruh kegiatan usaha pariwisata lainnya yang mendukung usaha pariwisata tertentu sebagaimana dimaksud pada angka satu yang merupakan satu kesatuan dalam satu ruangan harus ditutup.
Khusus usaha kelab malam dan diskotik yang hadir menyatu dengan kawasan hotel minimal bintang empat dan kawasan komersial serta tidak berdekatan dengan pemukiman warga, rumah ibadah, sekolah atau rumah sakit perkemahan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada angka satu tulis pengumuman tersebut.
Pengaturan jam operasi tempat hiburan selama ramadan, menunjukkan kebijakan penguasa hari ini tidak benar-benar memberantas kemaksiatan. Apalagi ada daerah yang tak lagi melarang operasinya selama ramadan. Sudah tampak jelas Inilah potret pengaturan berdasarkan sistem kapitalisme yang sekuler yang memisahkan aturan agama dari kehidupan. Paradigma yang digunakan asas kemanfaatan meski melanggar ketentuan syariat. Bahkan kehadiran bulan suci Ramadan pun tak mampu mencegah praktik kemaksiatan. Ini bukti nyata adanya sekularisasi. Di sisi lain, adanya kemaksiatan model ini sejatinya juga menunjukkan gagalnya sistem pendidikan sekuler.
Kemaksiatan dibulan suci ramadan hanya dapat diberantas tuntas dengan penerapan syariat Islam secara kafah dalam naungan Khilafah. Hal ini karena dalam Islam kemaksiatan adalah pelanggaran hukum syarak dan ada sanksinya. Pengaturan semua aspek kehidupan termasuk hiburan dan pariwisata akan berlandaskan akidah Islam, dan bukan dengan asas kemanfaatan. Semua bentuk yang menjerumuskan pada kemaksiatan akan dilarang. Dan akan diterapkan sanksi tegas yang menjerakan. Sistem Pendidikan Islam juga berperan dalam menghasilkan individu yang bertakwa yang akan berpegang pada syariat baik dalam memilih hiburan maupun dalam membuka usaha memilih pekerjaan.
Hari ini, setiap muslim sangat membutuhkan jemaah atau komunitas yang saling dukung dalam ketaatan dan berpegangan tangan dalam menjauhi kemaksiatan. Sebab sudah terlalu banyak dan sering berbagai kerusakan dihadirkan oleh sistem yang memisahkan bahkan menjauhkan Islam dari kehidupan muslim.
Apalagi dunia kehidupan remaja atau generasi saat ini yang dimana musuh-musuh Islam menyadari bahwa remaja muslim adalah generasi penerus perjuangan yang akan menumbangkan sistem kehidupan kapitalisme sekuler liberal yang mereka ciptakan untuk digantikan dengan sistem kehidupan Islam kafah. Dengan demikian, berbagai upaya menjauhkan remaja dari Islam kafah senantiasa mereka programkan. Dengan cara mengarahkan melalui kebebasan dalam bergaul dan bermaksiat sesuka hati kaum muda.
Sejatinya seluruh Kaum muslimin, keluarga, orang tua, dan remaja muslim harus menyadari serangan ini. Musuh-musuh Islam menargetkan kaum remaja jauh, takut, bahkan membenci Islam kafah. Apalagi sampai remaja terbina dengan Islam kafah dan lahir remaja berkepribadian Islam. Hal ini sangat tidak diharapkan oleh mereka.
Oleh karena itu, adanya jemaah yang membentuk dan menguatkan kepribadian remaja muslim serta seluruh masyarakatnya sangat urgen dan diperlukan untuk kaum muslim saat ini. Yaitu jemaah yang tidak hanya mencetak generasi saleh dan berakhlak mulia secara individu, tetapi juga menjadikan mereka generasi dan masyarakat pengemban dakwah yang militan. Kehadiran mereka menggetarkan dan menjadi ancaman gagalnya upaya musuh-musuh Islam untuk menghancurkan Islam dan kaum muslim.
Keberadaan jemaah seperti ini akan menjadikan generasi muda muslim selamat dari berbagai fasad yang disodorkan musuh-musuh Islam. Dengan demikian, akan muncul sosok generasi emas dengan profil muslim sejati, yaitu masyarakat bertakwa, dan memiliki berkepribadian Islam.
Wallahu'alam bishawab